BAB 2- Awal dari Akhir

1.7K 73 6
                                    


Aku terbangun dengan rasa sakit disekujur tubuhku, aku memandangi sekitarku dan menyadari bahwa aku sedang berada di rumah sakit.

"Diego, apakah kamu baik-baik saja? Tunggu sebentar, aku akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaanmu."Jimin dan Taehyung berkata dengan nada yang khawatir.

"Diego-ssi, apakah kau baik baik saja?" kata dokter yang sedang memeriksaku.

"Aku baik baik saja, tetapi mengapa aku tidak bisa menggerakkan kakiku?" tanyaku.

Seketika duniaku terasa runtuh saat aku mendengar dokter telah mendiagnosisku bahwa sudah tidak ada harapan bagiku untuk bisa berjalan. Dunia ini terasa begitu kejam, selalu kumimpikan hari-hariku bersama dirinya, berjalan berdua di taman dengan dedaunan yang jatuh menandakan sebentar lagi salju akan turun membasahi dunia ini.

Kebahagiaan yang kita rasakan seperti dedaunan yang ditetesi embun pagi yang selalu baru dan segar. Bersama dengan anak-anak kita yang sangat lucu seperti anak kelinci yang sedang berlari-lari dengan kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka. Merekalah yang akan melengkapi keluarga kecil kami dan menyinari hari-hari kami dengan senyumannya seperti sinar rembulan yang menyinari malam yang hening.

Namun, semua mimpi itu terasa sirna dan berubah menjadi kekosongan sekarang. Kosong tanpa keberadaan dirinya, Sunyi memikirkan bahwa aku tidak bisa berjalan bersamanya dengan keluarga kecil kami yang bahagia, Hatiku terasa kosong memikirkan aku hanya akan menjadi beban bagi mereka karena kekuranganku.

Masihkah ada kesempatan bagiku untuk mewujudkan mimpiku bersama dirinya? Bisakah aku masih mengharapkan mimpiku menjadi kenyataan? Apalah gunanya aku selamat dari kecelakaan itu bila aku tidak bisa bertemu dengannya lagi? 

Apalah gunanya aku hidup bila aku takkan pernah bisa merasakan hangat tubuhnya memelukku dengan penuh kasih sayang? Apalah gunanya aku takkan pernah dapat melihat senyumnya yang begitu sempurna seperti sinar matahari yang menandakan hari baru telah datang?

Pemikiran itu yang terus terlintas dalam pikiranku, Aku sedang duduk dikursi ditaman rumah sakit. Sambil mendengarkan musik, aku menggambar dirinya. Kubayangkan dirinya yang tersenyum lebar dengan warna matanya yang berwarna cokelat dan rambutnya yang panjang, memakai blouse putih dengan rok berwarna hitam. Wajahnya yang dulu terlihat sangat imut, mungkin sekarang sudah bertumbuh menjadi wanita yang kalem, elegan dan lebih dewasa.

Tenggelam dalam pikiranku membuatku serasa tak peduli dengan apapun sedang terjadi disekelilingku. Tanpa kusadari, seorang wanita dengan perawakan begitu familiar tanpa sengaja duduk disamping diriku sambil memegangi smartphone-nya di samping telinga dan berbicara sesuatu yang tak begitu jelas karena aku yang sedang mengunakan ear plug di telingaku. Saat aku berbalik tanpa sengaja ke arahnya, aku langsung tercengang tanpa bisa berkutik apa-apa. Dia berada dihadapanku.

Orang yang selama ini aku cari dan rindukan kini sedang berada didepanku. Dirinya terasa begitu dekat namun tangan ini masih saja belum sanggup untuk memegang tangannya lalu memeluknya begitu erat. 

Berharap untuk dirinya jangan pergi lagi ataupun semua ini hanyalah mimpi belaka yang sirna begitu saja saat aku terbangun dari tidurku. Aku mulai menatapi satu demi satu fitur wajahnya yang sekarang telah terlihat begitu berbeda.

Pipi yang dulunya begitu chubby hingga membuatku tak bisa berhenti mencubitnya, sekarang telah berganti menjadi tirus dengan rahang yang tajam menambah aura kedewasaan yang terpancar darinya. Mata yang dulu penuh keceriaan, yang selalu kudambakan akan menjadi hal pertama yang kulihat saat membuka mata, kini telah berganti dengan mata yang tanpa emosi dan dingin. 

Tak bisa dipungkiri, dulu dan sekarang, dia masih sama-sama cantik. Begitupun dengan semua ada pada dirinya. Selalu saja berhasil untuk menggetarkan hatiku yang beku ini. Hanya dirinya. Satu-satunya wanita yang tercipta di muka bumi ini yang tak bisa kulupakan. Yang ingin selalu kujaga dan orang yang terpenting bagiku.

Bound to ExWhere stories live. Discover now