161. Menjemput Takdir

5.5K 471 312
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Edo/Tokugawa Periode

Krakkk

Kepala violetnya terangkat, bersamaan dengan suara patahan kayu yang mengusik lelapnya. Sumire, terjaga dari tidurnya dengan posisi duduk memeluk lutut, ia mendapati jeruji kayu yang mengurungnya terbuka, seseorang baru saja menebas bilah kayu itu dengan katana api nan legendaris, Sumire kenal betul siapa pemilik Katana itu.

"Kau?" Ia bertanya seolah tak percaya apa yang ditangkap oleh iris ametysnya. Seorang pria bersurai terang bagai matahari berdiri di hadapannya.

"Ayo..." Tangan putih pria terulur itu menarik tangannya, Sumire tak punya pilihan selain merangkak keluar dari kerangkeng gerobak itu menerima ajakan pria itu. "Kita mau kemana?!" Ia menarik tangannya ketika telah keluar dari kekangan, sadar bahwa sang pria di hadapannya ini berniat mengajaknya pergi.

"Seperti janjiku... Kita ke desa Kawaguchiko." Ucapan Boruto seolah tak terbantahkan, tangannya kian erat menggenggam pergelangan tangan Sumire, tak akan membiarkannya terlepas kembali. "Aku tak akan membiarkan kau pergi lagi."

Sumire terpaku, menatap dalam pada safir biru di hadapannya. "Aku tak bisa." Memiringkan kepalanya tanpa melepaskan pandangannya dari sang putera pahlawan. Dalam seumur hidupnya Boruto adalah satu-satunya orang yang memperlakukannya dengan baik tanpa ada niatan apapun.

Dulu dia sempat berpikir bahwa Ishiki, ayah angkatnya menyayanginya dengan amat tulus. Namun seiring berjalannya waktu, ia akhirnya menyadari Ishiki hanya menggunakannya untuk membalaskan dendam pribadinya, dengan terus mengungkit kematian orang tuanya. Dendam dalam hatinya dikobarkan oleh hasutan Ishiki, dan kasih sayang Boruto yang memperlakukannya dengan berharga, menghapus semuanya.

"Jika kau tak bisa, aku yang akan memaksamu...." Safir biru itu balas menatap jauh lebih dalam lagi.

"Mengertilah Boruto.... Kita berbeda.... Kau putera dari pahlawan negeri ini, sementara aku...." Kepala violet itu menunduk, menatap tanah pijakannya. "Puteri dari samurai rendahan, dan pengkhianat..."

"Katakan kau tak pernah sedikitpun mencintaiku...." Tangan Boruto menarik dagu Sumire hingga ametys dan safir itu beradu, aku akan melepaskanmu dan membiarkanmu pergi jika kau mengatakan tak ada sedikitpun cinta di hatimu...."

Bibirnya tertutup rapat, air mata meleleh dari ametysnya. "Ku mohon jangan seperti ini..."

"Khe... Kenapa menangis, katakan saja tak pernah ada sedikitpun cinta di hatimu untukku, maka aku akan melepaskanmu...."

Sumire diam terpaku, sudah banyak kebohongan yang ia karang, bukankah tak apa jika harus ia membohongi hatinya sendiri, "aku tak bisa..."

Senyum penuh kemenangan terukir di bibir Boruto, "kau mencintaiku..."

Sumire menggelengkan kepalanya.

"Gelengan kepalamu bertolak belakang dengan ini," telunjuk putih Boruto menyeka air mata di sudut ametys itu.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang