142. Ego Sang Bunga -2-

3.2K 332 113
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Trang

Trang

Suara denting peraduan katana itu terdengar nyaring, punggung Naruto dan Sasuke saling beradu saling membelakangi, mereka merapat agar tak saling berpencar,

"Khe, semua samurai disini pengecut." Komentar Naruto congkak saat melihat beberapa samurai terkapar di halaman itu melambaikan tangan tanda menyerah, beberapa bahkan sudah kabur tunggang langgang menghindari serangan dua samurai  terkuat di tanah Heian itu.

Mereka tak mau nyawa mereka melayang di ujung katana  yang kehebatannya sudah tak perlu diperbincangkan lagi. "Bahkan Kami-sama seolah mendukung kita untuk melenyapkan wanita sial itu." Naruto menjauh dari Sasuke, menghadapkan tubuh dan padangannya pada paviliun besar di hadapannya yang ia tak tahu milik siapa. 

Naruto tak tahu, bahwa semua samurai yang baru saja ia kalahkan itu sengaja diperintahkan oleh Shikaku untuk tidak melakukan serangan yang berarti. Semua serangan yang dilayangkan oleh para samurai penjaga itu adalah sebuah basa-basi yang diatur oleh Shikaku, agar Naruto dapat dengan mudah masuk dalam jebakannya.

"Sebuah serangan yang terlalu lemah untuk samurai penjaga." Komentar Sasuke sambil memandang di sekelilingnya, ia masih memastikan bahwa tak ada serangan susulan. "Sebenarnya siapa pemilik paviliun ini?" Dahi Sasuke berkerut, ia sedang memikirkan rencana apa yang disiapkan dari pemilik paviliun ini, sejak beberapa hari yang lalu mereka memata-matai tempat ini, bahkan hingga penyerangan malam ini tak rintangan yang berarti yang harus mereka hadapi. "Hati-hati, Naruto, mereka memudahkan langkah kita, kemungkinan ada jebakan di dalam."

Naruto mengangguk menanggapi peringatan dari Sasuke, lalu keduannya berjalan masuk ke dalam paviliun itu.

...

Onix dan safir biru itu saling beradu, Naruto dan Sasuke saling menatap satu sama lain, tak ada tanda-tanda ancaman disana, beberapa samurai di pintu depan telah dengan mudah mereka kalahkan tanpa perlawanan berarti. Di depan mereka kini sebuah pintu menuju ruang tamu paviliun itu bahkan telah terbuka lebar.

"Naruto, kau tidak curiga, semuanya nampak mudah disini?" Tangan Sasuke terulur, mencegah Naruto masuk lebih dalam ke paviliun itu. "Dulu aku pernah membuat jebakan seperti ini untukmu, di istana Naniwa." Ia tak ingin Naruto kembali terjebak seperti saat penyerangan di istana Naniwa kediam Toneri.

"Kita sudah terlanjur masuk." Naruto tak mengindahkan peringatan Sasuke ia tetap masuk ke dalam ruangan itu.

"Hahahahaha..." Suara tawa menggelegar bergema dalam ruangan itu ketika Naruto dan Sasuke masuk. Zabuza keluar dari pintu geser di sisi lain ruangan itu bersamaan dengan Tenten yang berjalan di depannya, di bawah tudingan katana. "Apa kalian datang untuk membawa budak ini?" Tanya Zabuza dengan senyuman angkuhnya.

"Katakan, siapa yang membayarmu?" Naruto memberatkan suaranya agar terdengar berbeda dari suara sebenarnya. Ia pikir pria di hadapannya itu tak mengenalinya dengan pakaiannya yang tertutup rapat dan hanya memperlihatkan sepasang safir birunya.

"Sudah banyak samurai  yang datang untuk mengambil budak ini." Sambung Zabuza seraya mendekat pada Naruto dan Sasuke tanpa menjauhkan ujung katananya dari leher Tenten.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang