130. Awan Gelap Musim Semi -1-

5.7K 518 196
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

Setting : Heian/Kamakura Periode

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gomenasai..." Begitu lembut bibir mungilnya berbisik, dengan sisa-sisa tenaga, terbata ia sampaikan risalah hatinya, nafasnya kian sesak, semakin sedikit udara yang dapat ia hirup. Kerongkongannya tercekat saat batang leher kecilnya dicekik tanpa ampun, oleh orang yang paling ia cintai di dunia ini.

Air mata bening itu mengalir deras dari mutiara lavendernya, ia terus berupaya menghirup udara dari celah-celah kerongkongan yang tengah dicekik sang suami. Bola mata ungu muda sendu itu mengiba pada sang pencekik, ia memohon sebuah pengampunan, namun orang itu tak kunjung melonggarkan cekikannya.

Wajah putih pualam Hinata memerah, ia sudah tak berdaya lagi, pasokan udara yang masuk ke dalam paru-parunya kian menipis, membuat kesempatannya untuk bernafas semakin tercekat. Pandangannya mulai memburam, kesadarannya mulai menipis, namun perlahan, udara sejuk mengisi kerongkongannya. Naruto, pria yang tengah mencekiknya itu perlahan melonggarkan cengkraman tangan besarnya pada sang Lotus Ungu.

Perlahan udara segar mulai mengisi kerongkongannya, namun berbanding terbalik dengan matanya. Mata yang teduh bagai mutiara lavender itu melehkan begitu banyak air mata.

Tubuhnya mundur beberapa langkah, Naruto mendorong pelan tubuh mungil itu hingga menjauh darinya, namun sebaliknya, Hinata malah mendekat pada sosok yang baru saja hendak menghabisi nyawanya. "Naruto-kun..." Tangannya mencoba menggapai rahang tegas milik pria tersayangnya, namun apa yang terjadi, bentakan kasar yang ia peroleh.

"Tutup mulutmu!" Satu kalimat dari bibir Naruto cukup untuk membungkam mulut mungil Hinata, bibir mungilnya bergetar, air mata kian mengalir deras di pipi pualamnya, seiring berlalunya sang suami.

"Hiks... Hiks..." Hinata meletakkan tangan di dadanya, ia mulai terisak pelan seiring sang suami yang meninggalkan dirinya. "Tidak berdarah... Tapi mengapa begitu sakit....?"

...

Seorang pelayan wanita membungkuk sopan ketika pintu geser kediaman mewah klan Shimura itu terbuka, sang tuan muda memasuki ruang tamu rumah mewah itu. Onix hitamnya memandang pada satu tujuan, pria sepuh yang amat ia hormati itu tengah menenggak sake, entah mengapa pandangan Sai tiba-tiba berputar malas melihat kelakuan sang ayah.

"Sai, kau tak mengucap salam?" Danzo tersenyum menyambut kedatangan putera semata wayangnya.

"Tadaima." Sai menyusulkan ucapan salamnya seraya membungkuk sejenak, ia kembali berdiri dan menggulirkan pandangannya pada seorang wanita yang memasuki ruangan dengan pintu yang ia masuki tadi.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang