034. Terciptanya Dendam -1-

7.8K 593 161
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Minato and Kushina
Setting : Heian/Kamakura Periode

"HEIIIIIII PENCURI BERHENTI KAU!!!!, KEJAR DIA, DIA MENCURI ROTIKU!!!!!!" Seorang penjual roti di pasar pusat kota Kyoto berlari mengejar seorang bocah kecil yang mencuri roti kukus dagangannya. Tapi sang penjual itu harus mengalami kegagalan. Tubuh sang bocah yang berlari gesit itu mudah untuk menyusup di keruman orang. Di banding dengan tubuh sang penjual yang tambun.

...

Bocah itu berhasil menyembunyikan tubuh mungilnya diantara keranjang sampah besar yang bertengger di sudut salah satu penginapan di pusat ibu kota.

"Hhhhh... yokatta, akhirnya aku bisa makan hari ini." Bocah pirang itu menyingkap tudung hitam pemberian sang ayah yang menutupi telinga dan ekor rubahnya.

Naruto celingak-celinguk kekanan dan kekiri. Ia memastikan bahwa orang-orang yang sedang lalu lalang itu tak ada yang menyadari keberadaanya. Setelah menurutnya aman, ia mengeluarkan roti kukus yang baru saja di curinya.

Safir biru Naruto menatap lekat roti kukus berisi kacang hijau yang di peganganya. Ada rasa penyesalan di hatinya ketika mengambil yang bukan menjadi haknya. Ia ingat apa yang sudah diajarkan orang tuanya.

Tapi mau bagaimana lagi. Dia sudah meminta baik-baik, tapi penjual pelit itu enggan memberi sepotong roti dagangannya dengan alasan dia belum mendapat pembeli pertama. Dan membagikan rotinya secara gratis saat dia belum mendapatkan pembeli pertama adalah kesialan menurutnya.

"Maafkan aku Oji-san..., aku sebenarnya tidak mau mencuri daganganmu, tapi perutku lapar sekali. Aku sudah menahannya selama enam hari ini. Aku takut jika aku tidak makan aku akan sakit, dan tidak bisa mencari Otou-chan...." Naruto lalu dengan lahapnya mengunyah roti kukus berisi kacang hijau yang dicurinya.

Naruto kembali masuk kedalam pusat Kyoto dengan mengikuti jejak darah berceceran ayahnya yang diseret oleh kereta yang di kendarai sang hakim agung Hyuuga Hiashi. Sudah sepuluh hari ia hidup terlunta-lunta di Kyoto. Hidup sebatang kara dan penuh penderitaan. Tapi semua itu di jalaninya. Ia masih sangat berharap akan bertemu dan pulang kedesa bersama ayahnya yang sedang di kurung di penjara bawah tanah.

"Sudah selesai...." Naruto membersihkan sudut bibirnya yang di kotori remahan roti yang baru saja dimakannya. "Aku haus ttebayoooo...." Naruto memegang lehernya yang terasa kering.

"Ini ambilah...." Suara manis seorang gadis kecil menguar di telinganya. Gadis kecil bersurai indigo pendek yang berjongkok di hadapannya itu menyodorkan kantong penyimpanan air pada sang bocah rubah.

Tanpa basa-basi Naruto mengambil dengan cepat kantong air dari tangan seputih susu itu. Dengan cepat ia menenggak air putih pemberian si gadis kecil.

"Hihihihihhihi..." Gadis kecil itu terkikik kecil dengan sangat lucu saat melihat Naruto menenggak air dengan cepat.

Naruto menghentikan tenggakannya setelah air itu habis. Ia menautkan alisnya dan mendelikkan pandangannya pada gadis kecil yang sedang terkikik itu.

Merasa mendapatkan delikkan dari Naruto, gadis kecil itu menghentikan kikikannya. "Gomenasai..." Ujarnya pelan.

"Apa yang kau tertawakan nona?" Tanya Naruto dengan ekspresi dingin yang dibuat-buat.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang