106. Cinta Yang Kembali Dipersatukan -2-

4.6K 461 92
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Langkah kaki tegap yang berlapis sepatu besi itu, melangkah dengan tergesa. Tiap anak tangga yang ia pijak tak dapat ia rasakan. Nafas terengah dengan asap mengepul dari mulutnya menjadi pertanda nafasnya yang tak beraturan di tengah udara dingin yang kini tengah melanda tanah Negeri Matahari Terbit ini.

Srakkkk

Pintu geser itu terbuka dengan kasar, tanpa permisi sang pelakunya langsung melangkah bebas ke dalam ruangan yang merupakan tempatnya beradu kasih dengan seseorang yang amat ia cintai. Guratan kecemasan dan kemarahan, terpatri jelas di wajah tampannya. Ditambah lagi onixnya yang menatap tajam satu persatu penghuni ruangan tersebut yang di dominasi oleh para wanita.

"Itachi... kau secepat ini pulang, nak?" Pertanyaan lembut dari wanita yang telah melahirkannya itu tak ia tanggapi sama sekali. Sulung Uchiha itu melangkah lebih dalam lagi kedalam kamar yang ia huni bersama orang yang paling ia cintai. Pandangan onix tajamnya terfokus pada sesosok wanita yang duduk bersimpuh diatas futton sambil mengelus perutnya yang membesar.

"Apa yang terjadi...?" Tanya Itachi dingin, sambil menatap satu persatu wanita yang bertugas sebagai dayang di istana keshogunan yang dihuninya.

Tiga orang yang duduk di sisi sang ibu kian menenggelamkan kepala mereka yang menunduk. Rasa takut meliputi perasaan tiga dayang yang ia tugaskan untuk menjaga istri tercintanya.

"Itachi-kun... tidak ada apa-apa...," wanita hamil dengan surai cokelat itu mendongak, mengiba pada sang suami untuk meredakan emosinya.

"Khe..." Itachi mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya. "Tak ada apa-apa kau bilang? Jangan kau pikir aku tak tahu jika kau baru saja terpeleset di onsen."

Kini terjawab sudah, alasan Itachi tiba lebih awal di ibu kota setelah mengemban tugas sebagai utusan saiteki keshogunan di provinsi Narra.

Pucat pasi, wajah Izumi, Mikoto sang ibu mertua dan tiga orang dayang itu, kini bertanya-tanya. Dari mana calon Jenderal itu mengetahui berita tersebut. Padahal kejadian itu baru saja terjadi dan tak ada seseorangpun yang tahu selain mereka. Kecuali.., ya kecuali tabib istana yang memiliki kedekatan khusus dengan klan penguasan keshogunan ini.

"Kenapa, kalian bingung aku mengetahuinya?" Tanya Itachi retoris. "Jika saja, aku tidak bertemu Haruno-sama di genkan tadi, bisa di pastikan aku tampak seperti suami bodoh yang tak tahu apa-apa tentang keadaan anak dan istrinya."

"Tak terjadi apa-apa Itachi..." Mikoto kembali bersuara. Ia kenal benar siapa putera sulungnya itu. Itachi bukan tipe orang yang meledak-ledak meluapkan emosi, kecuali bila terjadi hal buruk pada orang-orang yang ia sayangi. "Izumi dan bayimu baik-baik saja..."

"Hari ini mungkin tak terjadi apa-apa..., tapi jika terulang lagi dan hal yang lebih buruk terjadi, apa yang akan kalian lakukan?! Bukan kah aku sudah berpesan untuk memperhatikan istriku dengan baik?!"

Ketiga dayang itu terkesiap. Selama ini mereka tak pernah sekalipun mendengar tuan muda sulung mereka menaikkan nada bicaranya seperti ini. Mungkin kali kepala akan berpisah dari tubuh mereka dalam sekali tebasan pedang panjang sang calon shogun. "Kami pantas mati Itachi-sama..." Ucap mereka bersamaan.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang