141. Ego Sang Bunga -1-

2.4K 256 39
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

"Katakan...." Dengan cepat Naruto memutar tubuh Hinata, memeluk tubuh sintal istrinya itu dari belakang, seketika Hinata menahan nafasnya. Ia tercekat, takut jika rencananya diketahui oleh Naruto.

Hingga sepasang tangan kekar sewarna madu itu mengusap lembut perut rata Hinata yang ditutupi kain putih tipis. "Apa ada kabar baik untukku....?"

Hinata menghembuskan nafas lega, Naruto tak mencurigainya barang sedikitpun. Suaminya mengira ia tengah hamil sekarang. "Naruto-kun..." Tangan putih Hinata membelai lembut rahang tegas Naruto, membawa wajah sang suami menempel pada wajahnya. "Boruto kita masih terlalu kecil...."

Naruto menunduk, mengecup lembut bahu putih Hinata yang tak tertutup sehelai benangpun. "Kau pasti sangat trauma dengan kehamilanmu sebelumnya 'kan.... Hime, aku tak akan memaksamu... Tapi yang perlu kau ketahui, aku tak akan pernah menyentuhmu dengan wujud mengerikan itu...." Tangan Naruto membelai lembut lengan Hinata yang tak tertutup sehelai benangpun. "Aku sudah meminta Sasuke untuk menjadikanku manusia seutuhnya dengan beberapa ritual."

Bola mata mutiara Hinata membulat, ia tak percaya dengan ucapan sang suami. "Naruto-kun... Apa itu artinya..."

"Aku masih memiliki darah kitsune, Hime. Tapi, beberapa kemampuanku yang diasah di Fujiyama sudah dimentahkan oleh beberapa mantra warisan dari klan Uchiha. Hoshi no Tama milik Nawaki yang sempat tertanam di tubuhku sudah aku keluarkan. Aku tak bisa berubah menjadi wujud mengerikan itu, berteleportasi atau melihat dengan indera ke enam. Semua kemampuan itu sudah dimusnahkan oleh Sasuke. Aku manusia seutuhnya sekarang."

"Naruto-kun... Kenapa...?" Air mata bening mengalir di pipi pualam Hinata, ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang suami. Dadanya terasa sesak, Naruto sudah banyak berkorban untuknya, dan ia bahkan tak bisa memenuhi keinginan Naruto untuk memiliki seorang putri. Bagaimana aku bisa memberikan kabar baik padamu, Anata dengan rahimku yang rusak ini.

"Untuk apa lagi aku memiliki kekuatan itu...? Heian sudah damai, dan tak ada lagi dendam yang perlu ku balas. Aku ingin hidup tenang seperti manusia biasa, Hime. Bersamamu...."

"Naruto-kun.... Aku sungguh bahagia, hatimu tak lagi diliputi oleh dendam...." Hinata menyamankan kepalanya pada dada bidang sang suami.

Hime, kau pasti sangat kesakitan saat itu. Karena dia, karena orang yang kita percayai kau harus mengalami trauma ini. Tak akan ku biarkan siapapun yang menyakitimu bisa bernafas dengan lega di luaran sana.

Naruto-kun.... Maaf aku tak akan pernah bisa memberikan apa yang sangat kau harapkan

...

"Naruto-kun...."

Kepala kuning Naruto menoleh patah-patah, menuju asal suara yang memenuhi indera pendengarannya.

"Hi...Hi...Hinata .."

Trangggg

Bersamaan dengan jawaban Naruto, suara peraduan besi dengan lantai marmer berbunyi keras. Naruto baru saja menjatuhkan katanya.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang