007. Sangkar Emas -2-

13.1K 876 123
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

***

Shoji kamar sang penguasa istana Kamakura Bakufu bergeser. Sang Shogun duduk bersila di balik meja rendah yang terhidang berbagai makanan dan minuman lezat.

Dada bidang sang jendral para samurai terekspos dengan kulit tannya yang eksotik, hanya mengenakan hakama hitam, sang Shogun tersenyum iblis, kala sang Murasakiro no Hime menginjakan kaki diatas tatami hijau yang melapisi lantai kamarnya.

"Hinata-nee aku mohon pamit kembali kekamar," Tomoyo, gadis kecil ini memang mendapat perintah dari sang Shogun untuk meninggalkan Hinata bersamanya.

Kaki kaki mungil Tomoyo mulai berjalan ke belakang, setelah membungkuk hormat pada sang Shogun, tetapi tangan putih Hinata menarik pergelangan tangan Tomoyo, menghalau pergerakan Tomoyo yang akan meninggalkannya sendirian di kandang rubah buas.

"Gomenasai Hinata-sama, ini sudah menjadi perintah Shogun-sama," Tomoyo menepis pelan tangan majikannya.

Naruto tersenyum puas kala mendengar penolakan Tomoyo. Tomoyo tentu lebih memilih mengikuti perintahnya. Naruto membayar mahal untuk mengeluarkan Tomoyo dari Okiya dan menjanjikannya akan terbebas dari statusnya sebagai Maiko jika melayani Hinata dengan baik.

"Tomoyo...!" Panggil Naruto saat sang Maiko berbalik dari kamarnya.

Gadis kecil dengan rambut yang dikepang dua itu menoleh, dan buru-buru membungkukkan badan sebagai tanda hormat.

Naruto melemparkan sebuah gulungan ke arah Tomoyo. "Surat kebebasanmu sebagai geisha, mulai sekarang kau adalah dayang khusus yang melayani Hinata."

"Hontou ni arigatou, Shogun-sama," Tomoyo bersimpuh bersujud di hadapan sang Shogun, kening putih yang tertutup poni ratanya menempel di tatami.

"Kembalilah ke kamar, jangan terlalu lama disini." Perintah Naruto dengan menampakkan senyum iblisnya. Mata birunya menyusuri tiap lekuk tubuh Hinata yang terbalut furisode sutera putih.

Tomoyo bangun dari posisi bersujudnya mengambil gulungan bestempel yang menyatakan kebebasannya, kemudian membungkuk memberi hormat dan berlalu meninggalkan Hinata sendirian bersama sang shogun.

'Semoga Kami-sama melidungi Hinata-nee...' Batin Tomoyo sembali menyusuri roka kembali ke istana selatan.

...

Hening.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kedua manusia yang berada di dalam kamar mewah itu. Hinata masih berdiri tanpa bergeming di depan shoji yang telah tertutup rapat. Hingga sang Kitsune no Shogun membuka mulutnya, menghentikan aksi diam seribu bahasanya.

"Kemarilah Hime, bukankah kau bertahun-tahun telah merindukanku?" Seringai licik tampak dari bibir sang Jenderal, kala dengan percaya dirinya masih menganggap sang lotus ungu masih meridukannya.

Tak ada jawaban dari bibir peach yang memucat itu. Hinata malah menggigiti bibirnya sambil menahan isakan.

"Kenapa...?" Suara bergetar itu terdengar dari bibir Hinata, mengalun pilu hingga siapapun yang mendengarnya pasti akan menitikkan air matanya, kecuali sang Shogun.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang