010. Penyatuan

18.2K 985 152
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Setting : Heian/Kamakura Periode

Helaian surai indigo itu di tarik paksa dengan sangat kejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helaian surai indigo itu di tarik paksa dengan sangat kejam. Kaki-kaki mungil itu terseok-seok mengikut langkah kaki tegap sang Shogun yang menyeret tubuhnya turun dari kereta.

Beberapa kali tubuhnya tersungkur, menghantam rerumputan hijau nan rapi di halaman istana utama keshogunan.

Tanpa belas kasihan sedikitpun Naruto menarik tubuh lemah Hinata yang terjatuh di rerumputan.

Tangan kekarnya dengan kasar menjambak helaian surai indigo yang biasa di elusnya.

"Akhhhhh, LEPASKAN BRENGSEK!" Tangan putih nan mungil itu terus menerus memukuli tangan sewarna madu yang menarik surai kelamnya.

"Lepaskan? baiklah." Jawab Naruto dingin.

Brukkk,

Suara hantaman tubuh Hinata yang terhempas di rerumputan halaman istana keshogunnan, kala sang Shogun melepaskan tubuh mungil itu, seraya mendorongnya.

"Akkhhhhh..." Hinata kembali merintih kesakitan.

Tubuh tegap itu berjongkok menyeimbangkan tingginya dengan tubuh mungil yang berusaha bangkit dari rerumputan.

"Akhhhhhh..." Lagi, dengan kejamnya Naruto menarik helaian kelam milik Hinata.

Para dayang dan kasim yang melihat kejadian itu hanya bisa meringis. Naruto tak pernah memperlakukan para geishanya seperti itu selama ini. Itu karena para wanita itu tak pernah membangkang, dan sangat merasa bangga menjadi simpanan Naruto.

"Aku sudah memperingatkanmu Hime, kau tidak akan ku sakiti jika kau tak membangkang," Naruto mendekatkan wajanya mengadu biru shapirenya, dengan mutiara lavender yang dipenuhi air mata kesakitan, tapi tetap menantang tatapannya.

"Kau tahu,Hime? etika kau membangkangku, kau benar-benar mirip seperti para Hyuuga keparat itu." Shapire itu menatap sang mutiara dengan tatapan yang amat menakutkan, tapi jangan berharap jika mutiara itu menyendu dan mengalah pada dinginnya shapire yang beradu dengannya.

"Cuih." Bibir mungil yang biasa dihisap sang Shogun, meludahi wajah pipi tan yang biasa beradu dengan pipi susunya.

Plakkkk.

Para dayang dan kasim itu kembali meringis, sambil menatap kasihan sang lotus ungu yang baru saja di tampar oleh sang Shogun.

"Jadi, begini para Hyuuga itu mendidik anak gadis mereka?" Baru saja pipi seputih susunya di tampar oleh sang Shogun. Rambut panjangnya kembali di jadikan sang Shogun alat untuk menyeret tubuhnya.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang