121. Pergolakkan Batin

3.7K 455 111
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

...

"Hanabi apa yang akan kau lakukan...?" Hinata menarik tangan adiknya yang hendak mendekat pada Naruto. Ia takut, ia takut bila adik bungsunya itu kembali membuat kecerobohan, mengingat Hanabi sedang terbawa perasaan, Hinata tahu betul itu, mereka berdua saat ini sama-sama sedang teringat dengan peristiwa pembantaian itu.

"Jangan halangi aku Nee-sama," Hanabi mengangkat telapak tangannya, "jangan ikut campur."

Hinata menatap Naruto dengan penuh ketakutan, namun suaminya itu hanya tersenyum bijak seraya mengangguk. Pertanda Naruto mampu menangani Hanabi. Kepala Hinata menggeleng, ia mengisyaratkan pada Naruto agar tidak bertindak keras pada Hanabi, dan kembali pria pirang yang pernah memimpin tiga ribu pasukan samurai Heian itu mengangguk menenangkan sang istri.

Masih kurang yakin pada sang suami, Hinata kemudian menutup matanya, menangkup tangannya dan mulutnya komat-kamit merapalkan doa. Ia benar-benar takut jika sang adik melakukan hal bodoh dengan melakukan perlawanan pada suaminya yang sekarang adalah seorang Kaisar itu.

Hanabi kian dekat kearah Naruto, sorot mata ungu mudanya benar-benar menatap tajam pada biru lautan yang terpancar dari iris Naruto. Disisi lain Hinata semakin gencar merapalkan doanya, tak ada suara apapun yang terdengar seperti perlawanan. Rasa penasaran merajai batinnya dan mengundang Hinata untuk membuka matanya. Hinata bingung dan tak mengerti dengan pemandangan yang tersaji di hadapannya, Hanabi ia dapati tengah berlutut di hadapan sang suami.

"Atarashi kotei ni keii o awarashimasu, Uzumaki Naruto no Tenno, umaku ikeba kotei wa choju o shukufu shimasu, idai.... idai... idai, idai-sa!!!!"

Hinata dapat menghembuskan nafasnya dengan lega, hal yang ia takuti tidak terjadi. Sang adik tengah melakukan kewajibannya sebagai rakyat Heian, Hanabi tengah mengakui kedaulatan kakak iparnya sebagai Kaisar baru.

"Berdirilah Hanabi..." Naruto sedikit menunduk dan menggapai kedua lengan Hanabi untuk membantunya berdiri. "Hari ini aku akan melakukan kewajiban yang titipkan oleh Hiashi-sama dan Neji. Sampai kau menikah aku yang akan menjadi walimu...."

"Hontou ni arigatou , Tenno-sama...." Bukannya berdiri, Hanabi yang tadinya berlutut kini malah bersujud di hadapan Naruto.

"Hei... Hei... Apa yang kau lakukan Hanabi?" Naruto kebingungan melihat tingkah Hanabi, "Hime tolong kau bujuk adikmu, jika dia begini terus kapan upacara lamaran akan dilangsungkan."

Hinata menghapus titik air mata haru di sudut matanya. Ia menghampiri sang adik dan duduk bersimpuh di sampingnya. "Hana-chan berdirilah, jika kau tak berhenti menangis riasanmu akan luntur dan kau akan terlihat jelek...." Bujuk Hinata sambil mengelus punggung Hanabi.

Dan berhasil, Hanabi seketika bangkit dan menepuk-nepuk wajahnya. "Nee-sama apa bedakku luntur?" Tanyanya panik.

Hinata dan Naruto terkikik geli secara bersamaan. "Tidak... Kau masih sangat cantik...?" Jawab Hinata menenangkan.

"Lalu kenapa kalian tertawa?" Hanabi menunjuk hidung Naruto dan Hinata bergantian.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang