071. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -1-

13.2K 638 451
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

🍀🍀🍀🍀

Luka memerah di pipi gembulnya ia usap pelan dengan sapu tangan yang lembab karena direndam air hangat. Bulir-bulir yang jatuh menetes di pipi terluka itu bukan karena sakit karena bekas tamparan itu. Tapi karena sang pelaku adalah orang yang sangat ia cintai.

Onix hitam sang dayang setiapun meneteskan air mata. Ia juga dapat merasakan kepedihan yang dirasakan nyonya yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri. "Hinata-nee anda baik-baik saja ?" Tanya Tomoyo lembut, ia tak kuasa melihat air mata bak embun yang menetes dari mutiara sang lotus ungu.

Hinata menggeleng pelan sambil menghapus air matanya. "Bisa tinggalkan aku sendiri.?"

Tomoyo mengangguk sambil tersenyum tipis. Dia berjalan mundur menjauhi Hinata menuju pintu geser.

"Tolong katakan pada semuanya aku baik-baik saja, dan jangan beri tahu apapun pada Kogo-sama..." Pesan Hinata sebelum Tomoyo meninggalkan kamarnya.

...

Rembulan memancarkan cahaya temaram menerangi seisi penjuru ibu kota Heian. Seorang wanita hamil tengah duduk termangu di bawah jendela besar kamar mewahnya, menatap sendu kelamnya malam yang menyerupai isi hatinya.

Katakanlah ia tak sopan kali ini. Mengenakan nagajuban putih dan duduk mendekam di dalam kamar seolah bersiap untuk tidur ketika tamu sedang bertandang di rumahnya. Kali ini ia tak dapat menutupi suasana hatinya yang benar-benar buruk. Bukan hanya karena perlakuan kasar yang di layangkan sang suami pada dirinya. Tapi karena ia merasa Naruto kembali menjauh darinya.

"Aku merindukanmu Naruto-kun...." Isakan kecil itu kembali lolos dari bibir ranum wanita yang di juluki tuan puteri lotus ungu ini. Ia rindu masa-masa dimana sang suami membagi kehangatan bersamanya. Tapi kini hanya hampa dan dingin yang ia rasakan. 'Semua ini salahku, ku mohon kembalilah...'

...

Sepasang mata safir memandang lega wajah damai yang tertidur pulas dari balik celah pintu yang di intipnya. Bahu kecil yang naik turun itu menandakan bahwa wanita yang sedari tadi menangis kini telah terbawa kealam mimpi.

Kaki jenjangnya menapaki tatami hijau yang melapisi lantai kayu kamarnya. Ia berjalan sepelan mungkin agar sosok mungil yang sedang terlelap itu tak terganggu akan kehadirannya.

Melepaskan haori hitamnya hingga menyisakan kimono hitam dan hakama abu-abunya, sang Shogun berjalan pelan kearah futton dimana sang istri tengah terlelap. Iris birunya memandang sekujur tubuh sang istri yang berbaring menyamping dihadapannya. Tangannya terulur membelai bekas telapak tangannya yang menghiasi pipi tembam sang istri.

"Maafkan aku Hime..." Penuturan itu terdengar penuh penyesalan.

Ia masuk kedalam gumpalan selimut tebal dimana sang istri tengan terlelap dalam damai. Merebahkan dirinya di samping wanita mungil yang tengah mengandung benihnya. Mengambil alih tubuh sang tuan puteri yang tengah terlelap. Menjadikan lengannya sebagai bantalan kepala indigo sang istri. Lalu membawanya kedalam dekapan.

Naruto mengecupi lembut pucuk kepala sang istri yang sangat ia sayangi. Menghirup sebanyak mungkin aroma wangi yang menguar dari helaian indigo wanita tercintanya. Dibawah selimut satu tangannya memeluk erat pinggang sang istri, sementara tangannya yang lain mengelus lembut perut buncit yang tengah menampung benihnya. "Kalian pasti sangat kesakitan tadi ya, maafkan Otou-chan yang tak bisa menahan emosi sayang...."

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang