LTT - 34✨

2.9K 447 12
                                    

Ceklek

  Lena membuka pintu rooftop kemudian kembali menutupnya tanpa menoleh ke sekitar, ia menahan nafas setelah melihat Feri yang juga sedang menatapnya dari sofa. Hanya ada mereka berdua di rooftop, fakta itu membuat Lena cukup canggung.

  Lena dan Feri masih saling tatap selama beberapa menit, Lena bingung harus ngomong apa, "Apa gue turun lagi aja ya?" tanyanya dalam hati. Tapi akhirnya Lena melangkahkan kakinya, berjalan menuju sofa. Ia duduk tepat disebelah Feri yang sedang menyesap rokoknya.

    "Bagi dong rokoknya" Lena berujar sambil membuka telapak tangannya.

  Walaupun Feri masih bingung dengan situasi ini, ia tetap memberikan sebungkus rokok dan pematiknya. Kemudian keduanya merokok dalam diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

  Setelah cukup lama mereka berdiam diri sampai Feri sudah menghabiskan satu batang rokok, Lena akhirnya membuka suara setelah menarik nafas dalam-dalam.

    "Gimana? Lo udah move on?" tanya Lena yang membuat Feri terbatuk. "Gue udah ngasih waktu seminggu buat nenangin diri lo sendiri"

    "Mana bisa move on dari lo dalam waktu seminggu" Feri bergumam pelan tapi Lena masih bisa mendengarnya dengan jelas.

    "Ah masa"

    "Gue benera—"

    "Stop ya! Gue harap kita bisa temenan baik aja, nggak lebih" Lena menyela ucapan Feri agak ngegas

    "Iya-iya" pasrah Feri

    "Gue nggak mau kehilangan temen baik kayak lo, please just be my best freind"

    "Iya, tuan putriiii" sahut Feri sambil nyubit pipi Lena.

    "Nggak susah kan? Lo tinggal anggep gue kayak temen cowok lo yang lain aja, kayak biasa aja"

    "Gue biasanya liat lo sebagai cewek yang gue suka" ucap Feri dengan senyumannya.

  Lena mendengus sambil mendelik kesal mendengarnya. "Nggak pernah apa sekaliiii aja lo anggep gue temen baik?"

    "Sering banget sih"

    "Yaudah terusin aja, anggep gue sebagai temen baik, lo pasti bisa"

  Feri mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengembuskan asap rokok. "Kenapa nggak lo aja yang coba suka sama gue?"

  Lena terdiam beberapa saat, entah kenapa ia tiba-tiba ingat sahabat penanya yang selama ini ia sukai, bayangan wajah Deran juga tiba-tiba muncul di kepalanya.

    "Gue suka sama orang lain"

    "Alesan lo basi" Feri melempar puntung rokoknya sembarangan

    "Beneran ih"

    "Siapa coba?"

  Lena diam lagi, bingung bagaimana menjelaskannya.

    "Tuh kan bohong" Feri mendelik kesal pada Lena

    "Nggak, kapal feriii" sahut Lena gemas.

    "Ya terus siapa? Siapa cowok yang disukai tuan putri Lena ini?" tanya Feri dengan nada tidak percayanya, jangan lupakan senyuman jahilnya.

    "Pokoknya ada, gue nggak bisa bilang sekarang"

    "Yaudah terserah lo aja" pasrah Feri sambil beranjak berdiri.

    "Kemana? Masih mau ngehindarin gue?" tanya Lena sambil menghembuskan asap rokok.

    "Pegel gue duduk mulu" jawab Feri sambil berjalan menuju pinggiran rooftop. "Si Fifi tumben nggak ikut?"

Lena The TroublemakerWhere stories live. Discover now