LTT - 6✨

4.6K 638 10
                                    

  Deran keluar dari ruang penyiaran sambil menggerutu pelan "Kenapa tadi nggak dirumah aja beraknya"

  Saking buru-burunya, Deran tak menutup pintu ruang penyiaran yang sedang memutarkan salah satu lagu wajib nasional, seperti pagi hari yang lainnya.

    "Eh, Sya, lo bisa gantiin gue di ruang penyiaran nggak? Kebelet nih sumpah" pinta Deran pada Rasya yang ada di toilet.

    "Sebagai ketos yang baik dan benar, saya bersedia menggantikanmu bertugas" jawab Rasya sambil tersenyum. "Tapi sayang gue udah disuruh sama Bu Gotik" lanjutnya dengan ekspresi sedihnya.

    "Anj—" Deran batal mengumpat, ia sudah tak kuat menahan keinginannya untuk berak.

    "Maaf ya brou" Rasya berujar setelah Deran memasuki salah satu bilik toilet.

  Sementara itu, Lena dan Fifi sengaja berkeliling sekolah di pagi hari yang cukup ramai.

    "Eh iya, kemarin lo beneran bawa garem ke sekolah?" tanya Fifi masih tak percaya.

    "Iyaaa, gue bawa dua bungkus malah"

    "Buat apa anjim?"

    "Kemaren-kemaren tuh mamih gue nitip beli garem, terus gue lupa nggak di setorin.  Jadi malah gue pake buat racunin Deran hahaha" jawab Lena dengan tawanya yang membuat Fifi menggeleng-geleng tak percaya.

    "Len, ruang penyiaran kebuka tuh" ucap Fifi dengan senyuman jailnya.

    "Eh iya! Main di sana kuy, capek gue keliling sekolah" sahut Lena antusias.

    "Kuy!"

    "Woah" Lena menatap seisi ruangan dengan takjub. "Baru pertama kali gue ke sini. Keren banget njim"

    "Banyak alat yang gue nggak tau namanya. Eughhh itu tombolnya berjejer banget, gue pusing anjir liatnya"

  Lena tersenyum miring saat menemukan sebuah handphone yang tersambung dengan sebuah alat yang ia lupa lagi namanya. Ia pun mencoba membuka handphone itu, dan ternyata handphonenya tidak terkunci.

    "Fi, lo jagain ya. Kalo ada yang mau masuk hajar aja" Lena berujar sambil melihat daftar musik di handphone itu.

    "Siap bos!" sahut Fifi yang berdiri didekat pintu yang sedikit terbuka.

 
 
  Di ruangan lain, yakni di toilet, Deran menghembuskan nafas lega setelah berdiri didepan wastafel dan cermin besar. Ia sudah menyelesaikan tugas alamnya.

    "Lah lah? Ini kok lagunya dangdutan?"

  Deran menoleh heran setelah mendengar pertanyaan orang disampingnya.

    "Eh Ran, ini kenapa jadi dangdutan? Biasanya kan lagu wajib sama ayat-ayat al-qur'an" tanya Galih temen sebangkunya.

    "Gue juga nggak tau, Gal" jawab Deran bingung.

    "Ini yang jaga ruang penyiarannya gimana sih? Diajak goyang itik sama bu gotik tau rasa tuh anak hahah"

    "Oh iya Bu Gotik!" Deran menepuk jidatnya dengan keras. "Abis udah, tamat riwayat gue hari ini" gumamnya sambil berlari menuju ruang penyiaran.

    "Gue yakin banget, pengaturannya udah gue setel biar sekali putar. Tapi kenapa malah lanjut ke lagu lain???" keheranan Deran semakin besar ketika ia melihat pintu ruangan penyiaran terbuka lebar.

    "Deran?"

  Deran mematung ketika melihat Bu Atik dan Rasya yang berada diruang penyiaran.

Lena The TroublemakerWhere stories live. Discover now