LTT - 12✨

3.7K 578 13
                                    

Cklek

  Semuanya langsung menoleh kearah pintu rooftop yang perlahan terbuka. Fifi dengan sigap menarik Lena untuk bersembunyi di gudang rooftop yang ada di sebelah sofa. Untung saja tadi Fifi sudah membuka kunci gudang itu, jadi mereka bisa masuk ke gudang dengan cepat.

    "Untung lo udah nyuri kunci gudang, jadi kita bisa sembunyi disini" Fifi menghembuskan nafas lega setelah mematikan rokoknya.

  Lena menginjak rokoknya yang sudah mati kemudian mengintip apa yang terjadi di luar sana. Lewat jendela gudang yang kusam, Lena bisa melihat keluar dengan jelas.

    "Anjing ada Bu Gotik, Fi."

    "Oh ya? Untung kita udah sembunyi"

    "Mereka disuruh keluar sambil jalan jongkok dong" Lena menahan tawa melihatnya. "Fi, Fi, Fi Bu Gotik sama Deran jalan ke sini!" panik Lena sambil berusaha bersembunyi dibalik sofa yang masih sangat bagus.

  Fifi langsung mengunci pintu kemudian menyusul Lena bersembunyi dibalik sofa yang terlihat sangat nyaman.

    "Ngapain sembunyi oon! Kuncinya kan ada di kita" bisik Fifi sambil menunjukkan dua buah kunci dengan gantungan logo SMA Dahlia.

    "Kalo Bu Gotik masih punya kunci cadangannya gimana coba? Shuut diem aja"

✨✨✨

    "Yaampun kalian dari mana aja???" tanya Bu Wina ketika Lena dan Fifi baru masuk kelas. "Ibu udah hampir 30 menit jelasin materi, kalian baru masuk kelas??"

    "Maaf Bu, tadi toiletnya mampet jadi lama" jawab Lena dengan cengirannya.

  Bu Wina hanya geleng-geleng kepala kemudian menyuruh Lena dan Fifi untuk duduk.

    "Untung kita sembunyi di balik sofa, jadinya kita nggak perlu dengerin materi Bu Wina" bisik Fifi dengan kekehannya.

    "Karena semuanya sudah hadir, ibu akan membagikan hasil ulangan beberapa hari lalu" ucap Bu Wina sambil mengeluarkan lembar jawaban yang sudah dinilai. "Ibu masih nggak percaya. Ini bagus tapi gak tau kenapa rasanya aneh aja" ucapnya membuat murid 11 IPA 2 penasaran.

    "Emang ada apa, Bu?" tanya Ratna "Kasih tau dong,Bu"

    "Ibu masih nggak nyangka Lena bisa dapet nilai 100" Bu Wina berujar sambil menatap Lena.

  Seisi kelas terkejut dan menoleh pada Lena yang terlihat santai saja dan tak peduli. Deran yang sangat-sangat terkejut dan tak percaya dengan apa yang bu Wina ucapkan hanya bisa menatap Lena dengan mata membulatnya.

    "Gal, gue nggak budeg kan? Tadi Bu Wina bilang nilai Lena 100 itu beneran kan?" 

  Galih mengangguk sambil menahan tawanya. "Selamat diintilin Lena selama seminggu ya, Ran"  ucapnya sambil menepuk pundak Deran.

  Deran berdecak sambil mengacak rambutnya. "Kenapa waktu itu gue malah setuju coba?"

    "Keren banget tuh anak. Nilainya selalu 30 tiba-tiba jadi 100" ucap Galih pelan karena Bu Wina sudah kembali menjelaskan materi. "Lo yakin dia nggak nyontek?"

    "Nggak" jawab Deran dengan helaan nafasnya. "Dia cuman bawa pensil doang, penghapus minjem dari gue, kertas coret-coretnya juga minta dari gue. Dia beneran nggak nyontek, nggak ada tempat buat nyontek."

    "Woah" Galih mendengarkan dengan takjub.

    "Pas gue liat kertas coret-coretannya tuh isinya rumus semua, dia bener-bener ngitung" Deran geleng-geleng kepala sambil menatap Lena. "Kalo tau dia pinter matematika nggak akan gue tantang dia" ucapnya penuh penyesalan.

  Galih tertawa pelan melihat ekspresi Deran yang terlihat sangat frustasi. Bukannya menyimak pelajaran dari Bu Wina Deran malah menyesali perbuatannya sambil menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya yang ada diatas meja.

  Setelah bel istirahat berbunyi dan Bu Wina keluar dari kelas, meja Lena tiba-tiba dipenuh teman sekelasnya yang terlihat sangat penasaran, terutama Ratna dan Resa.

    "Kenapa lo tiba-tiba dapet nilai 100?" tanya Ratna sambil menggebrak meja.

    "Kok bisa sih, Len?" tanya Resa menuntut penjelasan.

    "Lo beneran nggak nyontek?"

    "Kasih tips-nya dong"

    "Ke dukun ya lo?" celetukan Mela membuatnya di tatap dengan tajam oleh orang-orang yang berkumpul di meja Lena. "Hehe maaf"

    "Yakali gue kedukun supaya dapet 100 di ulangan harian doang" sahut Lena santai.

    "Ya terus gimana caranya???" tanya Ratna greget sendiri. "Kan nggak mungkin selama seminggu ini lo siang malem belajar mtk"

    "Kata Deran lo beneran nggak nyontek, kok bisa sih kamu dapet nilai 100 tanpa nyontek? Padahal selama ini nilai mtk lo 30 mulu. Kok bisa, Leeen????" tanya Resa sambil mencubit pipi Lena saking gregetannya.

    "Bisalah! Orang tugas gue aja dikerjain sama dia. Keluarganya juga kan pada pinter, masa dia nggak?" sahut Fifi dengan senyuman manisnya.

    "Tapi kan tiap pelajaran mtk Lena tidur mulu, nggak pernah tuh gue liat dia nyatet rumus atau sekedar dengerin bu wina yang lagi nyampein materi" Resa masih nggak percaya

    "Emang nggak." jawab Lena santai "Bosen, gue udah tau materinya, rumus-rumusnya udah diluar kepala"

    "Hah?! Kok bisa?" kompak mereka

    "Gimana nggak bisa, kalo dari umur 3 tahun gue udah diajarin ngitung-ngitung? Anak kelas satu SD yang lain baru diajarin tambahan dan pengurangan gue udah ngerti pangkat dan akar. Dari kecil udah diajarin matematika, sampe bosen sendiri gue" ucap Lena menjelaskan

    "Malah ya, kalo dia nangis ngantenginnya bukan pake permen, tapi diajarin matematika. Auto anteng tuh anak" Fifi menambahkan.

  Lena mengangkat bahunya acuh, ia pun beranjak ke tempat duduk Deran. "Siap nggak siap gue bakal ngintilin lo selama seminggu" ucapnya dengan senyuman miringnya.

✨✨✨

Awokwok gimana? Sudah siap liat Lena yang ngintilin Deran?
Vote dulu dong;)

Lena The TroublemakerWhere stories live. Discover now