LTT - 14✨

3.6K 529 19
                                    

    "Lo gila ya?! Setinggi-tingginya Lena, dia nggak akan lebih dari 170 cm. Dia pasti tenggelam lah!" sungut Rasya yang semakin panik. "Ran, cepetan tolongin! Gue tuh baru bisa renang makanya nggak berani nolongin orang lain"

  Deran menoleh pada Lena yang gerakan tangannya mulai melemah. Ia mulai panik apalagi ketika Rasya terus mendesaknya untuk menolong Lena.

  Deran membulatkan matanya ketika Lena mulai tenggelam. Tanpa pikir panjang, ia langsung lompat ke kolam renang. Rasya menghela nafas lega melihatnya, ia membantu Deran mengangkat Lena ke daratan dan membaringkannya dipinggir kolam.

    "Nah loh dia pingsan, Ran" Rasya menatap Deran dengan mata membulat.

    "Iyalah, orang dia tenggelam gitu" sahut Deran dengan nafaz tersengal.

    "Kasih nafas buatan!"

    "Lo aja!" Deran memelotot, bosan disuruh-suruh oleh Rasya.

    "Kan lo anak PMR, lebih ngerti cara ngasih nafas buatan"

    "Bentar gue masih engap" ucapnya sambil duduk disebelah Lena.

    "Gitu doang engap"

    "Lo nggak tau sih! Nih anak berat banget sumpah!" sahut Deran sambil melepas jasnya kemudian mulai menekan-nekan dada Lena, melakukan CPR.

    "Kenapa nggak langsung kasih nafas buatan aja sih?" tanya Rasya yang gregetan sendiri.

    "Lo kayaknya pengen banget liat gue secara nggak langsung nyium nih anak" kesal Deran yang dibalas cengiran Rasya.

Uhuk uhuk

  Deran dan Rasya kompak menatap Lena, keduanya menghela nafas lega setelah melihat Lena membuka matanya.

     "Lo bikin khawatir aja! Gue kira lo bakal mati" ucap Rasya sambil membantu Lena duduk. "Kan bahaya kalo lo kenapa-napa, gue bisa aja disuruh turun jabatan."

  Lena memutar bola matanya mendengar lanjutan ucapan Rasya. Ia menoleh pada Deran yang sedang memeras air dari jasnya.

    "Lain kali jangan lari-larian dideket kolam renang, bahaya!" ketus Deran "Perlu ke UKS nggak?"

  Lena menggeleng disertai cengirannya.

    "Yaudah kalian berdua ganti baju gih, atau keringin diri dulu. Biar gue yang selesain urusan disini" ucap Rasya dengan senyumannya.

    "Pusing nggak?" tanya Deran sambil mengulurkan tangannya, membantu Lena berdiri.

  Lena menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Keduanya pun pergi dari area kolam renang dan gedung olahraga.

    "Makasih ya udah nolongin gue" ucap Lena dengan mata menyipitnya. Deran hanya mengangguk sekilas.

    "Lo kenapa, Len? Kok basah kuyup gitu?" tanya Feri yang terlihat sangat khawatir.

    "Jatoh di kolam renang heheh"

    "Yaampun! Lo nggak papa kan?"

    "Nggak papa lah! Tenang aja sih" Lena terkekeh sambil menyuruh Feri melanjutkan jalannya.

    "Beneran nggak papa?"

    "Iya, kapal Feriii!" jawab Lena gemas sendiri. "Udah sana jalan lagi"

    "Yaudah deh"

  Lena geleng-geleng kepala sambil lanjut jalan. Ia melepas kancing jasnya agar tak terlalu melekat dengan tubuh.

  Sesampainya di kelas, keduanya langsung disambut pertanyaan heboh oleh teman-temannya. Lena menjelaskan sesingkat mungkin disertai senyumannya, kemudian mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.

    "Lo ditolongin sama Deran?" bisik Fifi ketika Lena sudah sampai ditempatnya. "Lo kan jago renang kenapa harus ditolongin dia?"

  Lena cuman nyengir sambil ngeringin rambutnya di bawah kipas angin.

    "Woah parah lo" Fifi geleng-geleng dengan senyuman miringnya.

    "Lo bawa baju ganti nggak?" tanya Deran yang sudah berada di dekat Lena dan Fifi.

    "Nggak, tapi gak papa lah. Bentar lagi juga kering" jawab Lena dengan cengirannya.

    "Ganti baju, masuk angin tau rasa lo!" ketusnya sambil melempar sebuah hoodie.

    "Terus lo-nya gimana?" tanya Lena setelah menerima hoodie hitam Deran.

    "Gue ada seragam cadangan di loker" jawabnya sambil berjalan keluar kelas.

    "Woo bisa aja lo cari perhatian dia" Fifi menyikut Lena dengan senyuman jahilnya.

    "Lenaaa!"

  Lena dan Fifi kompak menoleh ke arah pintu setelah mendengar suara yang tak asing.

    "Lo kok belum ganti baju sih? Kalo sakit gimana coba? Ayo ganti baju dulu" omel Feri yang kini sudah berdiri didepan Lena. "Nih gue bawain teh anget biar nggak kedinginan."

    "Lo heboh amat sih, Fer?" heran Lena dengan tawanya.

    "Gue tuh khawatir sama lo"

    "Heleh lebay, dia cuman jatoh ke kolam renang dua meter juga"

  Feri memutar bola matanya sambil menyimpan segelas teh hangat di meja Lena.

✨✨✨

    "Gimana rasanya duduk sama Lena selama beberapa hari terakhir?" Galih menahan tawa sambil duduk di depan Deran dengan dua mangkok bakso. "Tumben nih dia nggak ikut lo kekantin?"

    "Mana gue tau" Deran mengangkat bahunya acuh. Ia langsung memakan baksonya dengan lahap. "Lo sendiri gimana rasanya duduk sama Fifi?"

    "Nggak gimana-gimana tuh, dia terlalu asik sama dunianya sendiri" jawab Galih sambil ngaduk baksonya. "Tapi kadang ngajak gue ngobrol juga sih. Eh tapi kadang dia tuh kayak lemot gitu, gue bilang apa dia nyaut apa. Malah pernah ya gue nanya sesuatu, eh dia jawabnya beberapa menit kemudian"

  Deran mengangguk-angguk paham.

    "Lo gimana? 'Pacar' lo itu ngapain aja?" tanya Galih disertai tawanya.

    "Pacar ndasmu! Dia berisik banget, gue cuekin juga dia tetep ngoceh. Tapi kalo guru lagi jelasin, dia malah tidur. Apalagi kalo pelajaran MTK, dia beneran tidur pules" jelas Deran sambil geleng-geleng kepala.

    "Deraaan!" sapa Lena sambil duduk di sebelah Deran dengan tangan membawa beberapa botol minuman.

  Deran yang sudah mulai terbiasa dengan Lena yang suka muncul tiba-tiba hanya menatapnya dengan datar.

   "Lo nggak beli minum? Yaampun kasian banget cintahku yang satu ini" Lena mencubit pipi Deran dengan gemas.

    "Ngapain sih, Leen???" kesal Deran dengan mata mendelik pada Lena.

    "Heheh maaf"

  Galih yang memperhatikan berusaha menahan tawanya.

    "Nih gue kasih air putih buat lo" ucap Lena sambil menyimpan sebotol air mineral di depan Deran. "Kenapa air putih? Karena hari lo udah berwarna sejak ada gue, jadi lo nggak perlu nambahin warna lain" lanjutnya disertai senyumam manis.

    "Dasar lele ngaco" cibir Deran sambil menatap Lena datar.

    "Lena"

    "Wae? Mwo?!" Lena menoleh dengan kesal ketika Feri memaggilnya.

    "Lo kan lagi dihukum, jangan kabur-kaburan dong" omel Feri "Tega banget ninggalin gue bersihin taman belakang sendirian"

    "Gue kan nggak ikutan nyebat onta! Kenapa gue harus dihukum? Lagian kan ada bang Kevin sama yang lainnya" kesal Lena karena kegiatannya mengganggu Deran terganggu.

    "Ayolah Len, tadikan lo bilang mau bantuin gue" ucap Feri dengan senyumannya yang membuat adek kelas disekitar mereka meleleh seketika.

  Lena menghembuskan nafas kesal sambil meraih beberapa minumanya.

    "Gue duluan ya,Ran" ucap Lena dengan senyuman terpaksanya "Selamat menikmati waktu lo tanpa gue"

✨✨✨

Lena The TroublemakerOnde as histórias ganham vida. Descobre agora