LTT - 27✨

3.2K 464 4
                                    






    "Len, lo tau nggak tadi ada anak Dahlia yang digebukin?" tanya Fifi yang sibuk ngecat kuku kakinya.

    "Heee?! Kapan?" tanya Lena tak percaya.

    "Lo beneran nggak tau?" Fifi menoleh dengan heran.

  Lena mengangguk mantap sambil duduk selonjoran di sebelah Fifi. Mereka sedang ada di kamar Lena yang sudah sangat rapi.

    "Ih padahal tadi waktu istirahat rame banget loh"

    "Oh pantesan gue nggak tau, kan gue lagi lari dilapangan bola"

  Fifi mengangguk-angguk sambil membereskan peralatan kuteknya. "Gue jadi inget surat di bata yang mecahin kaca jendela kelas bang Kevin"

    "Iya, mereka beneran nantangin" sahut Lena sambil bersandar di tempat tidurnya. "Tapi tadi gue ketemu Feri, dia nggak bilang apa-apa"

    "Dia nggak mau lo khawatir kali, padahal dia yang bantuin adek kelas yang dipukulin"

    "Hah?! Yang dipukulin dekel? Kasian banget"

    "Iya, dia abis dari potocopyan depan. Terus tiba-tiba di pukulin sama dua orang yang pake topeng gitu." Fifi menceritakan sambil sesekali meniupi kakinya. "Terus Feri yang mau cabut ngeliat itu, akhirnya dia nolongin dekel yang udah babak belur. Dua orang bertopeng langsung pergi pas si Feri nyamperin"

    "Alhamdulillah" Lena menghela nafas lega. "Keren juga ya si Feri, ditakutin gitu"

    "Iyalah! Penerus bang Kevin gitu loh. Calon pentolan Dahlia hahaha"

    "Sahabat pena lo gimana? Udah bales?" tanya Fifi sambil berbaring menyamping menghadap Lena.

    "Nggak tau, gue belum ke rarabella lagi" Lena mengangkat bahunya.

    "Lo masih curiga dia itu antara Deran sama Feri?"

    "Nggak terlalu sih"

✨✨✨

  Deran sedang rapat dadakan bersama Rasya yang berjalan di koridor,  mereka akan pergi photocopyan depan sekolah.

    "Kenapa printer TU harus rusak sih" gerutu Rasya yang sibuk mempersiapkan naskah LPJ di tabletnya. "Pak Edward juga ngapain ngeburu-buru coba, biasanya juga akhir bulan."

    "Pak Asep-nya pake cuti segala. Coba kalo nggak, kita bisa minta tolong kan. Gue juga bisa makan di kantin, nggak perlu ke photocopyan depan" Rasya masih asik menggerutu, berbeda dengan Deran yang berjalan di sebelah Rasya, ia hanya diam dengan wajah juteknya.

Hnnnng~

Brrrrrmmm~

  Deran dan Rasya saling tatap dengan heran. "Suara apaan tuh?" tanya Rasya, Deran hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.

Ngeeenggg

Grrrrng~ grrrrrng~

    "Dari depan" ucap Deran sambil mempercepat jalannya.

    "Suara knalpot bukan sih?"

    "Kayaknya" jawab Deran yang semakin dekat dengan gerbang, murid-murid yang tidak berada di kantin pun berlarian menuju area depan sekolah.

  Rasya dan Deran kompak menghela nafas ketika melihat beberapa orang sedang memainkan knalpot motornya di depan gerbang pertama. Di sana juga ada Kevin, Feri, dan Lena yang sedang beradu argumen dengan pemilik motor itu.

  Rasya menyibak kerumunan agar bisa berdiri di dekat Kevin, Deran mengikuti dari belakang.

    "Mau lo apaan anjing!?" sungut Kevin sambil berkacak pinggang.  "Pake gerungin motor depan sekolah gue segala"

Lena The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang