LTT - 23✨

3.4K 472 9
                                    

  Setelah pertandingan selesai, Lena langsung pergi ke toilet bersama Fifi, Resa sudah pulang sejak istirahat babak pertama tadi.

    "Lo tadi ngapa semangat banget ribut sama Resa?" tanya Lena yang baru keluar dari bilik toilet.

    "Kapan?" tanya Fifi polos

    "Tadi yang lo jodoh-jodohin gue sama Deran. Lagian kenapa akhir-akhir ini lo kayak dukung gue sama Deran? Padahal pas gue curiga Deran si A lo nolak keras"

  Fifi mengangkat bahunya tak tahu, Lena sangat ingin mencakar wajah Fifi yang terlihat antara polos dan tolol itu.

    "Enak banget si Resa cabut  tadi" gumam Fifi sambil rapihin rambut Lena yang terurai berantakan.

    "Kenapa lo nggak ikut cabut aja?"

    "Males ah, nanti gue gabut sendiri di rumah. Apalagi kalo ada bokap, ntar gue ditanya ini itu" jawab Fifi kemudian meraih handphonenya yang bergetar, lalu mulai berbicara dengan seseorang.

    "Len, gue pulang duluan ya" ucap Fifi dengan senyuman cerianya. "Si Tesha mau pindah sini katanya"

    "Heee? Nggak akan tinggal di australia lagi?" tanya Lena gak percaya.

    "Iya kali" jawab Fifi sambil keluar toilet.

  Lena pun keluar setelah melepas kancing jasnya dan membiarkan kemeja putihnya terlihat. Ia berjalan ke tempat yang cukup sepi karena di bagian samping sekolah yang cukup jauh dari lapangan bola, biasanya tempat ini dipakai oleh teman-teman bang Kevin untuk nyebat atau sekedar menyendiri.

    "Feri mana anjim, katanya mau tratir hot dady" gumam Lena sambil ngecek handphonenya. Ia cukup terkejut ketika mendapat telfon dari Deran.

  Lena langsung menerima panggilan masuk itu kemudian bertanya bingung "Lo nelfon gue? Ada apa?"

    "Lo dimana?"

    "Mau ngapain? Gaya banget pake nelfon segala"

    "Kunci gudang rooftop masih di gue nih, lo nggak mau ambil lagi?"

    "Samping kanan" ucap Lena sambil bersandar di dinding belakang laboratorium.

    "Hah?"

    "Yaudah kalo nggak ngerti mah" sahut Lena kemudian menutup telfonnya.

  Lena kembali berjalan menyusuri dinding penghalang antara area sekolah dan lingkungan sekitar.

    "Eh ada cewek"

  Lena berhenti berjalan ketika melihat beberapa cowok asing berdiri didepannya. "Anak dirga? Bukannya mereka udah pada balik?" tanyanya dalam hati.

    "L-Le-Lena?"

  Lena mengernyit heran ketika mendengar suara tergagap dari belakang beberapa anak dirgahayu itu.

    "L-lo Lena?" tanyanya yang kini sudah berhadapan dengan Lena.

  Lena memicingkan matanya, masih mengingat siapa cowok berpenampilan seperti bad boy didepannya ini.

    "Lo Lena kan? Ini gue—

    "Putra! Lo Putra kan?" tanya Lena tak percaya apalagi ketika cowok didepannya mengangguk mantap. "Woah lo beda banget, Put! Gue hampir nggak ngenalin lo anjim! Untung gue inget suara lo yang suka minta diampunin"

  Putra tersenyum miring mendengarnya "Lo nggak usah songong deh! Sekarang gue bukan Putra yang lo kenal"

  Lena mengerutkan keningnya dengan heran "Lo bukan Putra yang suka gue bully waktu SMP? Terus siapa dong?" tanya Lena dengan wajah tanpa dosanya membuat teman-teman Putra terkejut mendengarnya.

Lena The TroublemakerWhere stories live. Discover now