LTT - 20✨

3.5K 495 8
                                    

  Setelah sampai di kamarnya Deran langsung mencari map berisi setumpuk kertas.

    "Gue nggak percaya, gue nggak mau percaya" gumamnya sambil mengeluarkan kertas-kertas yang ia dapatkan seminggu sekali.

    "Kenapa tulisan Lena bisa sama kayak tulisan sahabat pena gue???" tanyanya pada diri sendiri setelah menyamakan tulisan Lena dikertas polio dengan beberapa kertas berisi tulisan sahabat penanya.

    "Nggak mungkin kan? Nggak mungkin Lena si L sahabat pena gue" Deran menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap surat-surat didepannya. 

  Deran menghela nafas berat sambil berbaring di tempat tidurnya, memikirkan segala kemungkinan tentang Lena dan sahabat penanya.





   
✨✨✨








    "Pagiii, Bu Gotik" sapa Lena ketika melihat Bu Atik berjaga d gerbang kedua.

    "Kamu ya! Jam setengah delapan baru dateng!?" serunya galak.

    "Maaf Bu, saya telat"

  Lena dan Bu Atik menoleh pada Deran yang masih tersengal.

    "Deran? Tumben kamu telat?" Bu Atik bergumam heran. "Yaudah kalian berdua keliling lapangan 10 kali"

  Deran berdecak kesal sambil berjalan menuju lapangan, kenapa semalam ia tidak bisa tidur dan hanya memikirkan apakah Lena sahabat penanya atau itu hanya kebetulan.

  Deran menghela nafas pasrah sambil menatap Lena yang berlari di depannya dengan tas yang tersampir di sebelah bahunya.

    "Sini" gumam Deran sambil mengambil tas Lena.

  Lena menoleh dengan heran "Ngapain lo?"

    "Bantuin lo" ketus Deran kemudian menggendong tas Lena didepan.

  Lena memutar bola matanya dengan malas, sedikit heran kenapa Deran tiba-tiba baik padanya.

    "Lo suka ke kafe rarabella?"

  Lena kembali menoleh dengan heran, kenapa tiba-tiba Deran bertanya kepadanya? Ini benar-benar tidak bisa dipercaya.

    "Heh, lo suka main ke kafe rarabella nggak?" tanya Deran mendesak karena Lena tak kunjung menjawab.

  Lena hanya memutar bola matanya kemudian mempercepat laju larinya. "Jangan-jangan dia jadi baik sama gue karena kemaren ketemu nyokap bokap?" gumamnya pelan. "Mamah masukin racun apaan sampe Deran aneh gini setelah kemaren makan masakan mamah?" tanyanya dalam hati.

    "Jawab dong, Len. Lo suka main di rarabella nggak?"

    "Kalo iya kenapa?!"

  Deran menghela nafas pasrah mendengarnya. Ia semakin ragu kalo Lena bukan sahabat penanya.

    "Kalo nggak kenapa? Emang lo mau ngapain sih?!" tanya Lena nyolot

    "Kepo lu!" sungut Deran yang tersulut emosi.

    "Ada juga lo yang kepo! Tumben banget mau tau tentang gue" Lena memutar bola matanya malas.

  Fifi dan Resa yang berada di kelas saling tatap dengan heran.

    "Kok mereka lari berduaan sih?" tanya Fifi sambil memperhatikan Lena dan Deran di lapangan.

    "Baru kali ini gue liat waketos sering kena hukum guru BK" Resa menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

Lena The TroublemakerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora