BUGH!!

Hantaman dengan keras membanting Midoriya ke tanah seketika.

"Awas!! " anak-anak didalam gedung memperingatkan ketika setelah Midoriya jatuh Nomu hendak mengirim pukulan dari tangannya yang lain.

Midoriya bahkan belum sempat menoleh, dia tidak akan sempat menghindar.

BUM!

Pukulan Nomu menyasar tanah kosong. Midoriya sudah ditarik mundur oleh syal Aizawa yang membebatnya tepat waktu.

Midoriya terseret hingga berada disebelah Aizawa. Gadis itu mengernyit merasakan bekas pukulan tadi begitu nyeri.

"Midoriya, kau sudah menerima terlalu banyak pukulan. " ujar Aizawa melihat lebam-lebam di tangan gadis itu.

Bantuan Ectoplasm belum cukup. "Sensei, bisa bantu aku? " Midoriya segera kembali berdiri.

"Apa rencanamu? "

"Alihkan salah satu nomu yang akan kuincar. Buat aku bisa menyerang kepalanya. "

"Kepalanya? "

"Ya, otaknya yang mencuat kemungkinan besar adalah kelemahannya. Kalau aku bisa melukainya mungkin mereka akan jatuh. "

"Baiklah. "

Midoriya menunjuk salah satu Nomu. Aizawa segera mencoba menahan pergerakannya dengan menggunakan syalnya. Dia berhasil menahan tangan kanannya.

Nomu itu berteriak kesal, menarik-narik tangannya yang tertahan. Aizawa mencoba menahan sekuat tenaga, tubuhnya sedikit demi sedikit tertarik maju.

"Cepat! "

Midoriya melesat pergi. Pertahanan Aizawa kini diisi oleh kloning Ectoplasm yang juga menghalangi Midoriya diganggu.

Saat Nomu disibukkan dengan syal dan kloningan, Midoriya berkelit menaiki tubuh besar makhluk itu dalam sekejap.

"Hup! "

Kini dia berada dalam posisi memiting kepala besar Nomu dengan jepitan kedua kakinya. Makhluk itu meronta dan hendak menghajar Midoriya dengan sebelah tangan yang bebas.

STAB!!

Sebelum itu terjadi, Midoriya sudah lebih dulu menancapkan dua pisau kecil pada otak Nomu dengan kedua tangannya.

Nomu itu segera menjerit keras, memekakkan telinga. Midoriya hanya bisa mengernyit saat tangannya tidak bisa menutupi telinganya.

Makhluk itu bergerak-gerak kesakitan, melenting-lentingkan Midoriya yang masih ada di pundaknya.

"Turun dari sana! " seru Dabi. Dia tahu Midoriya tetap bertahan untuk memastikan serangannya mempan, namun jika Midoriya tidak segera turun dia bisa terluka.

Midoriya masih bertahan beberapa detik sebelum dia merasakan Nomu itu mulai goyah. Gadis itu mencabut pisaunya dan melompat turun dengan cepat.

BRUGH!

Nomu jatuh berdebam ke tanah, tidak lagi bergerak. Mata bulatnya masih melotot galak, namun makhluk itu sudah kalah.

"Berhasil, serang kepalanya! " seru Aizawa begitu melihat percobaan Midoriya sukses.

Para hero kini tahu jelas titik yang harus mereka incar. Pola serangan mereka semua berubah.

Dua Nomu tumbang sekitar lima belas menit kemudian. Cementoss dan Ectoplasm mengatur nafas tersengal mereka. Meski tahu titik lemah Nomu, makhluk itu tetap tidak mudah diserang.

Midoriya tengah menyerang Nomu lain bersama Aizawa. Dia perlu bantuan untuk bisa melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada Nomu pertama tadi.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang