DEMON || 23

72.7K 7.7K 2.2K
                                    

Kuy spam komen! Jangan lupa Vote juga ya. Makasih 🤗

.
.
.

Pagi-pagi sekali Ara kembali dari apotek, ia tanpa menyapa teman-temannya langsung memasuki kamar dan menguncinya dari dalam.

Sesekali ia tersandung kakinya sendiri karena terburu-buru.

Ara mengeceknya pagi itu menggunakan tespack. Jantung berdebar ketika menunggu gari itu terlihat nyata.

Jantung semakin sakit ketika berdebar semakin keras, sampai akhirnya ia terduduk di atas closet yang tertutup melihat garis dua muncul di testpack tersebut.

"G-gak mungkin" lirih Ara dengan suara gemetar. Ia merasa malu pada dirinya sendiri, ia makh ketika mengandung anak dari pembunuh keluarganya. Bagimana reaksi orang tuanya jika mereka tahu

"Astaga Ara hks.. lo memang bodoh" Ara menangis lirih, mengabaikan rasa peningnya yang sejak tadi berkeliaran di kepalanya.

**

Ara keluar dari kamarnya untuk makan siang, sebab ia telah melewatkan sarapan pagi karena merasa mual. Sungchan sudah pergi kuliah, menyisakan ia, Jaemin, dan Jeno di rumah itu.

"Aku kuat gak makan seharian, tapi karena ada kamu, aku rela maksain makan siang ini" gumam Ara hanya ia yang dapat mendengar.

Ara terpikirkan soal bayinya, bahkan ia terus berfikir bagaimana kehidupannya dan bayinya jika sudah lahir? Ia takut hidup dalam kesengsaraan, atau mungkin jika Jaehyun tau pria itu akan marah dan memukulnya lagi.

Entahlah, pikiran Random Ara terus tertuju pada hal buruk. Pikiran itu tak baik untuk kesehatannya.

Ara melihat hanya ada soup ayam disana, ia pun memakan Soup ayam dengan nasi. Ara memaksakan makan walau hanya beberapa suap.

"Ra, hari ini gue harus pulang" ujar Jeno seraya menghampiri Ara.

"Kenapa? Ada hal mendesak?"

"Gak terlalu penting buat gue, tapi nyokap gue minta anter ke rumah sakit, adik gue sakit"

Ara mengerutkan dahinya. "Adik?" Tanya Ara, sebab yang ia tahu adik laki-lakinya Jeno telah meninggal dunia karena karena kecelakaan mobil bersama ayahnya.

Jeno terdiam sejenak, lalu ia tersenyum kecil. "Nyokap gue adopsi anak, dia seumuran Dean" sahut Jeno, Dean adalah adiknya yang sudah meninggal 3 tahun yang lalu.

"Oh bagus kalau gitu, biar nyokap lo gak kesepian lagi" ujar Ara, dan Jeno mengangguk.

Jeno memperhatikan wajah Ara dari samping, wajah yang sendu dan mata yang sembab. Tidak ada pewarna bibir, yang ada hanya kulit pucat.

Jeno menaruh punggung tangannya di dahi Ara, membuat Ara menyingkirkan tangan itu.

"Gue baik-baik aja"

"Lo demam" ujar Jeno.

"Ini bakal sembuh"

"Gue antar ke rumah sakit sekarang"

"Gak perlu, lo pergi aja" ujar Ara seraya beranjak dari kursi, ia membawa mangkukmya denan tangan gemetar.

Nafasnya mulai memburu hebat, ketika ia sampai di wastafel, tubuhnya tiba-tiba limbung dan terjatuh, menyebabkan mangkuk itu pecah menimbulkan suara nyaring.

PERFECT DEMON || Day and Night + Jung Jaehyun✔️Where stories live. Discover now