DEMON || 19

Mulai dari awal
                                    

Memandang wajah Ara yang sudah bersih dari luka.

"Udah satu bulan" gumam Jaehyun.

"Aku gak akan bahas apapun buat saat ini, aku cape" gumam Ara seraya hendak kembali memandang ke depan sana, namun Jaehyun menahan dagunya.

"Apa orang-orang disini jagain kamu dengan baik?" Tanya Jaehyun, dan Ara mengangguk.

"Jauh lebih baik dari kamu"

Jaehyun tersenyum tipis. "Karena gak akan ada orang yang sama seperti aku"

"Ya, karena kamu iblis berwujud manusia" balas Ara yang tak takut sama sekali.

Jaehyun mengeraskan rahangnya. Padahal ia sendiri yang memancing Ara untuk mengatakan hal itu.

Jaehyun menghela nafasnya seraya melepaskan cengkramannya pada dagu Ara. Ia melirik Coat yang masih menggantung disana.

Jaehyun duduk di pinggiran kasur, ia melihat ponselnya sejenak, lalu menunduk lesu. Jaehyun sangat tidak baik-baik saja saat ini.

Sementara Ara hanya memandang Jaehyun dengan pandangan tak terbaca.

Ara tiba-tiba beranjak dari kursinya, ia mendekat pada Jaehyun hingga berdiri di hadapan Jaehyun.

"Kamu kenapa?" Tanya Ara, namun tidak ada sahutan dari Jaehyun.

"Aku bertanya karena penasaran, iblis kayak kamu bisa sedih juga" ujar Ara, lalu Jaehyun menatap Ara dengan dingin.

"Ayahku meninggal dunia, puas?"

Ara terdiam mendengar pernyataan Jaehyun, bahkan manusia seperti Jaehyun terlihat sedih ketika orang tuanya meninggal. Tapi kenapa Jaehyun harus membunuh orang tua orang lain jika ia tahu rasanya semenyakitkan ini?

"Apa yang harus aku lakukan?" Lirih Jaehyun hampir tak terdengar, ia kembali menunduk.

"Temui ayahmu, apa lagi? Kenapa harus diam disini sementara ayah kamu meninggal?"

Jaehyun tak menyahut, perasaannya tak karuan saat ini. Kematian Ayahnya membuat kekhawatiran itu semakin besar.

Ara dapat mendengar nafas Jaehyun yang memburu hebat, bahkan tangannya gemetar kecil.

"Jaehyun" panggil Ara dengan suara pelan, lalu Jaehyun mengangkat kepalanya, menatap Ara dengan dingin.

"Kamu nyuruh aku pergi, biar kamu bisa kabur?" Tanya Jaehyun, sebab ketika ia pergi para penjaga akan ikut dan tersisa sedikit.

"Ya, aku mau kabur. Cepat pergi" ujar Ara yang terlihat kesal. Daripada kesal, Ara lebih terlihat seperti sedang merajuk.

"Kalau begitu ikut aku, Kim Ara"

**

Jaehyun dan Ara berada di perjalanan ke rumah duka yang berada di rumah sakit Seoul. Jaehyun terlihat banyak diam dan memandang kosong kedepan sana.

"T-tolong, aku gak suka bau parfumnya" ujar Ara dengan hati-hati seraya menunjuk perfum mobil yang berada di depan.

Jaehyun pun menoleh.

"Aku pusing" ujar Ara lagi.

"Buang saja, Minhyuk" gumam Jaehyun, lalu Minhyuk benar-benar membuang parfum tersebut di tong sampah pinggir jalan.

Tak lama, Jaehyun dan Ara sampai di rumah duka. Banyak karangan bunga yang terpajang di sepanjang jalan. Parkiran mobil mendadak penuh hingga keluar basement.

Ara melirik tangannya yang di genggam Jaehyun, sebab biasanya Jaehyun mencengkram pergelangan tangannya dan menariknya dengan kasar.

Keduanya pun memasuki salah satu ruangan yang terdapat peti mati Jung Yunho, Ara dan Jaehyun melakukan penghormatan terakhir untuk Yunho.

PERFECT DEMON || Day and Night + Jung Jaehyun✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang