Ara menghela nafas lirih. Pada akhirnya ia menyerah, menyerah untuk membalaskan dendamnya pada Jaehyun. Tap menyerah untyk sementar.

**

Jaehyun sudah dua jam berada di ruang kerjanya, tak lama Bibi Park datang.

"Tuan, Nona Ara sudah makan dan minum obat. Bibi sudah membantu mandi juga"

"Terimakasih Bi, Bibi bisa beristirahat" ujar Jaehyun seraya beranjak dari kursinya.

"Terimakasih kembali tuan" sahut Bibi Park, lalu ia keluar mendahului Jaehyun.

Bibi Park memasuki kamarnya, di kamar belakang, sementara Jaehyun menuruni satu lantai dan memasuki kamar Ara.

Jaehyun dapat melihat Ara yang terbaring miring, namun matanya masih terjaga.

"Ini udah udah jam 3 pagi, aku gak peduli perut kamu sakit makan sepagi ini. Sekarang, tidur" gumam Jaehyun seraya mematikan lampu utama, dan nenyalakan lampu tidur. Ia pun membaring tubuhnya di samping Ara, membuat Ara menoleh.

"Obatnya baru bikin aku ngantuk" gumam Ara, dan Jaehyun mengangguk, ia merengkuh tubuh Ara, membuat Ara berada di pelukannya.

Ara yang sudah tidak memikirkan apa-apa lagi memejamkan mata kantuknya, dan terlelap disana.

Jaehyun menundukan kepalanya, Ara begitu mungil di pelukannya, bahkan begitu ringan. Tulang-tulang di perpotongan lehernya tercetak jelas dan dalam, betapa mengurusnya Ara.

Jaehyun tersenyum remeh, bisa-bisanya ia mengatakan bahwa ia akan bersikap baik jika Ara bersikap baik juga. Padahal tujuan utamanya membuat Ara tersiksa dan menderita disini.

**

Jeno berulang kali mengusak kasar surainya. Ia membutuhkan polisi untuk membawa Ara kembali, namun ia terlaku takut ikut terseret, bagaimana pun juga polisi adalah musuhnya saat ini.

"Kak Jeno"

Pintu kamar Jeno terbuka. Ya, Jeno sedang berada di rumah orang tuanya saat ini. Ia terpaksa pulang ketika Ibunya tahu dengan keadaannya saat itu. Tapi sekarang ia sudah baik-baik saja dan baru pulang dari rumah sakit semalam.

"Kak Jeno, hari ini mama dan papa pergi sebelum kak Jeno bangun"

"Ya terus?"

"Kak Jeno jangan pergi ya? Chanie gak mau sama bibi Han" sahut anak laki-laki yang menyebut dirinya sebagai Chanie.

"Bibi Han suka cubit Chanie, sakit" ujar Chanie lagi yang membuat Jeno mengerutkan dahinya.

"Kenapa gak ngadu sama mama?"

"Kata Bibi Han Chanie nakal, jadi kalau di cubit, Chanie gak boleh marah. Dan Chanie takut mama marah kalau tau ini"

Jeno berdecak kecil. "Ya, emang anak kecil kayak kamu terlalu bodoh. Udah sana keluar"

"Chanie gak boleh disini ya? Hari ini Chanie libur sekolah"

"Gak boleh" sahut Jeno, dan Chanie merengut sendu, ia pun hendak menutup pintunya. Namun Jeno mencegahnya.

Ia mengusak kasar surainya, ia ingin membenci anak itu, namun di sisi lain anak itu tidak bersalah sama sekali, anak itu justru korban.

"Chanie boleh disini, asal jangan berantakin" ujar Jeno seraya beranjak dari kasur, membuat Chanie mengangguk senang.

Jeno pun memasuki toilet untuk membersihkan diri, sementara Chanie duduk di atas kasur Jeno, setidaknya ia bisa berlama-lama dengan Jeno, sebab ia hampir jarang bertemu Jeno.

PERFECT DEMON || Day and Night + Jung Jaehyun✔️Where stories live. Discover now