Bagian 70

345 29 0
                                    

Selamat membaca

***

Luna melihat bu Rahmi yang sedang sibuk menyetrika di samping nya. Sejak kemarin-kemarin Luna ingin bertanya soal Fandu pada bu Rahmi, tapi ia masih saja ragu. Ia bingung untuk memulai nya dari mana. Dan Luna harus tetap bertanya. Ia ingin tahu hal itu langsung dari bu Rahmi.

"Buk, aku mau tanya ibu tahu Fandu nggak?" tanya Luna serius. Bu Rahmi lantas menoleh serius padanya, diam beberapa detik, lalu detik berikutnya ia mengangguk ragu.

"Lika pernah cerita soal Fandu sama ibuk. Katanya dia suka sama Luna." jawabnya serius, mengatas nama kan Lika disana. Luna mengangguk sedikit.

"Dan adalagi?" tanya Luna berharap bu Rahmi jujur. Bu Rahmi kembali diam. Raut mukanya berubah serius.

"Fandu nelpon ibuk ketika Luna berada satu minggu disini. Dia bilang buat jagain Luna." katanya jujur. Dan Luna sekarang menghembuskan napas nya, entah kenapa Luna jadi menahan napasnya sejak tadi. Ia bersyukur bu Rahmi jujur padanya.

"Kenapa nggak bilang sama aku buk?" tanya Luna lagi dengan nada lirih.

"Ibu takut Luna marah dan Fandu juga bilang tidak boleh kasih tahu Luna." jawabnya serius.
Luna menggigit bibir nya kuat. Sekarang ia makin paham. Dimanapun ia berada Fandu selalu ada.

"Fandu ngomong apa saja sama ibuk?" Lanjut Luna lagi. Bu Rahmi kembali berpikir sejenak. 

"Hm, dia bilang titip Luna sama ibuk kalau ibu kurang uang kasih tahu aja sama Dia. Tapi ibuk nggak pernah telepon dia dan ibu juga bilang sama nak Fandu kalau ibuk balas jasa sama papa kamu. Dan dia mengerti itu." jelasnya serius. Luna mengangguk sedikit tersenyum. Bernapas lega.

"Makasih buk. Aku nggak suka repotin Fandu buk." katanya cepat. Bu Rahmi mengangguk juga. Ia tahu Luna tidak akan terima jika ia menerima bantuan dari Fandu.

"Tapi dia sepertinya nak Fandu serius sama kamu." balasnya lagi. Luna menoleh serius. Ia tidak mengerti ucapan Bu Rahmi padanya.

"Maksud nya bu?" tanya Luna serius.

"Dia beneran suka sama Luna. Ngomong nya serius benar sama ibuk, Luna gimana, juga suka kan, sama dia?" tanya Bu Rahmi ikut bertanya.

"Aku nggak tahu bu..." balas Luna cepat sembari menggelengkan kepalanya, ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya mengikuti alur hidup nya saja. Bu Rahmi menatap Luna dengan tatapan aneh. Luna terlihat memasang muka frustasi.

"Aku nggak cocok sama Fandu, aku punya banyak masalah bu, aku cuma bikin Fandu susah, jadi aku pengen ngejauh aja dari dia. Walaupun aku juga suka sama dia. Aku nggak mau jadi beban dia." kata Luna serius. Bu Rahmi lantas menghentikan pekerjaan nya melihat Luna makin serius padanya yang sekarang sedang menundukkan kepalanya bingung. Cuma satu yang ada dipikiran nya saat ini, ia ingin Fandu tak perlu khawatir lagi padanya. Itu saja.

Salah satu jalannya adalah memang menjauhi Fandu. Ia juga merasa tidak cocok untuk Fandu. Ia hanya cewek plin plan yang tidak tahu harus kemana dan bagaimana, hidupnya sudah berantakan sejak dulu, sedangkan Fandu baik-baik saja.

"Enggak boleh ngomong begitu. Coba pikirkan lagi." kata Bu Rahmi mencegah. Luna mengangkat kepalanya, melihat bu Rahmi tersenyum.

Yes or No (Completed)Where stories live. Discover now