Bagian 67

196 29 1
                                    

Selamat membaca

***

Luna terbangun ketika mendengar bunyi ketukan pintu di kamar yang ia tempati di apartemen Nara.

"Lun, sarapan dulu," kata Nara serius sembari kembali mengetuk pintu kamar Luna. Luna melihat jam yang melingkar ditangan nya, pukul setengah delapan dan itu adalah bangun terlambat Luna sejak tinggal disini.
Dan itu karena tadi malam ia pulang pukul setengah satu, Luna sudah sangat mengantuk. Dan ia juga terpaksa pulang diantar Tristan karena Nara hilang entah kemana dan malah menitipkan kunci apartemen nya.

"Astagaaa..." Luna bangkit dari tempat tidur, menuju pintu kamar lalu membuka pintu itu. Melihat Nara tersenyum kearahnya.

"Mbak, kok baru bangunin sih, tadi aku kira masih pukul lima, aku jadi nggak sholat subuh deh." katanya kecewa.

"Mbak pikir kamu capek, makanya nggak mbak bangunin. Sarapan dulu yuk." ajaknya pada Luna yang kini mengangguk sedikit, berjalan mengikuti Nara ke meja makan disana. Melihat seorang cowok juga melihat Luna serius, lalu detik berikutnya ia tersenyum samar.

"Kenalin Lun, Mas David dan Ini Luna mas." katanya memperkenalkan keduanya. Luna menyodorkan tangannya pada lelaki berusia kurang lebih tiga puluh tahun itu dan ia ikut menyalami Luna.

"Panggil aja mas Dav. Duduk Lun." katanya menyuruh Luna duduk didepan nya.

"Tadi malam Luna udah tidur, pas kita pulang, jadi nggak bisa kenalan." kata David tersenyum dan Luna ikut mengangguk sedikit tersenyum. Luna sekarang mengerti maksud teman yang dibilang Nara tadi malam.

"Jadi ini Luna yang kamu ceritain kemarin," katanya pada Nara yang kini duduk disebelah David, Nara mengangguk sedikit, ia menyodorkan segelas susu coklat pada Luna yang tadi ia buat. Sedangkan David mengambil kan Luna sebuah mangkok lalu menuangkan sereal kesana, mencampurkan nya dengan susu. Kemudian menyodorkan pada Luna.

"Makan Lun, jadi dulu Luna tinggal di Jakarta?" tanya David serius.

"Hm iya, dulu aku sekolah disana." kata Luna tersenyum.
David mengangguk sedikit tersenyum.

"Dulu mas juga tinggal disana. Dua tahun terakhir tinggal disini, disuruh dia." katanya serius.

"Kenapa pindah?" tanya Luna mulai menyendok sereal itu.

"Habis kontrak kerja, trus ada masalah juga." katanya serius.
"Buronan Lun, mas David malah dicari polisi, untung aja hasilnya negatif. Kalau nggak udah mendekam di penjara sampai sekarang." kata Nara meledek. Dan David melihatnya tersenyum samar.

"Memang aku nggak pakai waktu itu, dan tentu saja hasilnya negatif. Karena aku juga dijebak, kamu aja yang nggak percaya." kata David serius. Luna melihat kedua orang itu bergantian dan Luna sekarang paham arti pembicaraan keduanya.

"Iya kamu nggak pake, tapi pengedar, apa nggak trauma dipenjara lima tahun itu dan malah nyoba lagi cari masalah." kata Nara kesal. Luna melihatnya bingung.

"Sekarang aku sudah tobat tidak usah dibahas lagi." katanya serius. Dan Nara tersenyum samar.

"Yah begitulah Lun, dulu mas David pengedar dan pemakai, kena penjara lima tahun. Pas keluar di tawarin lagi sama temannya di sebuah klub malam. Makanya aku suruh pindah kesini." kata Nara serius.

Yes or No (Completed)Where stories live. Discover now