Bagian 50

210 25 0
                                    

***
Selamat membaca
***

Luna sesekali melihat Fandu disebelah nya yang sekarang fokus menyetir disamping nya. Tak lama lagi ia tidak akan bertemu lagi dengan cowok ini. Rasanya berat tapi Luna juga tidak mungin menahannya.

"Tante kemana? kok nggak pernah nganter kamu Fand?" tanya Luna serius Fandu menoleh sedikit. Lalu kembali fokus kedepan nya

"Mama nggak mau liat aku pergi, sedih katanya, jadi kalau aku mau pergi dia bakalan sibukin diri sama kegiatannya. Trus tahu-tahu aku udah sampai aja." jelas Fandu serius. Luna mengangguk paham, kalau ia bisa memilih, ia juga bakalan seperti itu. Tidak ingin mengantar Fandu.

"Tadi aku udah pamit kok sama mama, Kamu nggak usah khawatir. Trus aku bilangin diantarin Luna." tambah Fandu lagi sedikit tersenyum.

"Kapan lagi balik kesini?" tanya Luna lagi, berusaha baik-baik saja. Pertanyaan yang selalu Luna tanyakan. Ia ingin tahu.
Fandu berpikir sejenak.

I

a menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sendiri tidak tahu.

"Hm, belum tahu Lun. Tapi yang jelas aku pulang kok." katanya serius. Luna menatap Fandu serius.

"Aku bakalan sibuk banget, sama persiapan masuk universitas. Jadi mungkin nggak bakalan pulang dalam waktu dekat. Tapi Kamu bisa ngunjungi aku kapan kamu mau. Bisa ikut mama." tambahnya senyum. Luna hanya diam, ia tak mungkin juga kesana.

"Oke, Aku paham, semangat yah. Trus jangan suka minum obat tidur lagi." pesan Luna serius. Fandu mengangguk.sedikit tersenyum.

"Iya Lun." balasnya singkat.

"Gimana sama cita-cita kamu?" tanya Luna sontak membuat Fandu menoleh serius.

Fandu diam sejenak. Ia sedang berpikir.

"Ngikutin kemauan Mama nggak ada salahnya Lun, kita hanya perlu menerima nya saja. Aku sedang berada diproses itu. Setidaknya aku bisa ngelakuin beberapa hal yang aku suka sekarang, dibelakang mereka dan selagi aku nggak kecewain mereka juga. Dan aku bisa bikin keputusan sendiri disaat aku jauh dari mama sama papa. Kamu doain aku yah." kata Fandu tersenyum dan Luna mengangguk tersenyum. Iya sekarang paham. Fandu juga sekarang sedang menata hidupnya kembali.

"Pasti Fan." balas Luna mantap.

"Gimana sama kamu?" tanya Fandu balik. Raut muka Luna berubah serius. Hal itu sudah lama tak ia pikirkan.

"Ya begitu saja." katanya asal, dan ia benar tidak tahu apa jawaban yang cocok untuk itu. Rasanya mimpi itu sekarang sudah semakin jauh dari dirinya.

"Semoga kamu sama seperti aku yah Lun," balas Fandu tersenyum. Luna ikut tersenyum samar. Fandu ada benar. Luna hanya perlu menerima nya. Itu saja cukup.
Y

ah semoga saja. Luna hanya berharap ia akan baik-baik saja.

Fandu dan Luna sudah sampai di bandara. Sesekali Fandu melihat jam yang melingkar ditangan nya dan sesekali juga ia melihat pada Luna yang kini berjalan cepat disamping nya. Tinggal sepuluh menit lagi dan ia akan kembali berpisah dengan cewek itu.

"Jaga diri kamu yah, trus kalau ada apa-apa bisa kabari mama aku." katanya membuka jaket jeans yang tadi di pakainya lalu menyodorkan pada Luna serius.
Luna mengambilnya bingung.

Yes or No (Completed)Where stories live. Discover now