Bagian 53

198 27 0
                                    

***
Selamat membaca
***

Luna menekan bel di apartemen itu. Dan tak lama kemudian seorang muncul disana. Wanita paruh baya menatap Luna bingung.
Luna bisa tebak, itu adalah ibunya Tiffany.

"Malam tan, Tiffany nya ada?" tanya Luna serius.

"Oh, Tiffany ada, silakan masuk. Kamu temannya?" katanya menyuruh Luna masuk.
Luna hanya mengangguk sedikit mengembangkan senyum.

"Makasih tante." kata Luna ramah.

"Tif, ada teman kamu ini." katanya berteriak, dan gadis itu muncul disana. Raut mukanya berubah saat melihat Luna disana.

"Tante kedalam dulu yah. Duduk dulu." katanya menyuruh Luna duduk diatas sofa disana. Luna mengangguk tersenyum.

"Luna?" katanya serius." Luna tersenyum samar.

"Hay, gue nganterin pesanan Fandu." Luna mengangkat barang itu. Tiffany menganggukkan kepalanya paham.
I

a mendekat kearah Luna.

"Oh, iya, makasih Lun. Tadi aku kirain mamanya yang bakal antar kesini. Rupanya pacar nya." kata Tiffany tersenyum meraih barang itu ditangan Luna. Lalu membawanya ke sebuah meja dan meletakan diatas sana.

"Tantenya lagi sibuk. Lo tinggal disini, dekat sama sekolah gue." balas Luna serius. Tiffany menganggukkan kepalanya.

"Dulu gue sempat sekolah disana. Sebulan." kata Tiffany tersenyum.

"Benar Lun, nggak usah bengong. Lo ada acara. Nongkrong di kafe dibawah enak juga, gue traktir." katanya serius, menarik tangan Luna.

"Ma, aku kafe bentar." teriaknya pada wanita tadi, Luna hanya melihat nya bingung dan terpaksa menurut.
T

api Ia juga butuh berbicara pada gadis itu.

***

"Lo udah lama disini?" tanya Luna serius sambil mengaduk minuman yang tadi ia pesan.

"Satu minggu yang lalu. Sekolah gue libur masa tenang, ya udah gue gunakan buat pulang aja. Gue ajakin Fandu dia malah nggak bisa. Dia ambil kelas lebih banyak dari siswa lainnya. Semuanya dia borong. Tapi semua masuk aja di otak nya, gue juga heran." katanya serius. Luna mengangguk paham. Fandu memang sepintar itu.

"Fandu memang pintar sih."kata Luna serius.

"Tapi kata Fandu lo lebih pinter dari dia." sahutnya Tiffany serius. Luna lantas menggeleng sedikit.

"Dia beberapa kali menggeser posisi juara gue." balas Luna tersenyum.

"Masa sih?" Kata  Tiffany tak percaya. Luna menganggukkan kepalanya cepat.

"Iya sih, dia memang pintar. Dan susah bergaul sama orang baru juga. Dia kaku." balasnya Tiffany mengakui. Luna tersenyum samar.

"Banyak lo cewek-cewek  yang mau dekatin Fandu, tapi kan Fandu nya cuek gimana, jadi pas didekatin dia santai aja.  ada teman gue yang bilang, ngomong sama Fandu kayak ngomong sama robot. Gue dengar nya ketawa aja. aku bilang sama mereka Fandu punya cewek di sini. Trus mereka tanya, itu benaran Fandu yang deketin, dia anti cewek keknya. Begitu kata teman gur." kata Tiffanya sedikit tertawa. Luna kembali tersenyum samar. Sejauh Ini Luna juga tidak pernah melihat Fandu dekat sama cewek mana pun. Itu memang benar.

Yes or No (Completed)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ