Bagian 49

218 24 0
                                    

Selamat Membaca

***

Seperti janji Fandu tadi sore. Ia sekarang mengajak Luna ke klub nya. Membawa Luna ke rooftop Klub dan disana ada Kevin dan Tio. Luna baru tahu ternyata rooftop disana cukup bagus untuk tempat nongkrong. Ada banyak kursi dan meja, dan ada sofa berukuran sedang. Ditambah dengan hiasan lampu-lampu. Cukup menambah kesan cantik. Luna masih bingung. Ia tersenyum kearah Tio dan Kevin.

"Sejak kapan kalian berdua disini?" tanya Luna heran.

"Sekitar sejam yang lalu." kata Tio sembari berfikir sejenak. Luna mengangguk, mengambil duduk disebelah Fandu diatas sofa.

"Udah ketemu kak Ari?" kata Fandu bertanya.

"Dia lagi sibuk Fan, bentar lagi katanya." Sahut Tio serius. dan Fandu mengangguk sedikit meraba saku celananya dan mengeluarkan dua bungkus rokok disana, lalu melempar nya diatas meja didepan mereka. Lantas saja Luna melihat nya serius. Tio dan Kevin mengambil nya bersamaan. Kevin Mengeluarkan korek api dari sakunya dan mulai membuka bungkus itu.

"Tapi disini ada Luna. Ntar dia ngadu sama wali kelas lagi." katanya Tio menghentikan aksi Kevin yang sekarang sedang menyulut rokok itu. Ia lantas tersenyum samar.

"Luna baik. Gue tahu itu. Dan ini juga di luar jam sekolah." katanya serius. Luna menggeleng cepat.

"Astagaa, kalian bertiga." kata Luna kesal, memukul tangan Kevin lalu beralih memukul Fandu mengangkat kedua tangannya.

"Aku cuma disuruh beli Lun, nggak ikutan." katanya Tersenyum samar.

"Nggak percaya." kata Luna cepat.

"Aku nggak bisa Luna. Ih nggak percaya deh." katanya Fandu tersenyum samar.

"Iya Lun, Dia nggak ngerokok kok." kata Tio diikuti anggukan Kevin.

"Apalagi disini, keburu dimarahin mamanya." ejek Kevin. Fandu hanya diam, sedikit tersenyum.
Luna melihatnya sedikit tidak percaya.

Ponsel Fandu bergetar dengan cepat Fandu meraihnya, membaca nama yang muncul disana. Lalu detik berikutnya ia menjawabnya.

"Iya Kak. Oke." katanya serius. Lalu menurunkan ponsel itu, menoleh pada Luna serius.

"Tunggu bentar yah Lun. Aku antar Tio sama Kevin dulu sama kak Ari." jelasnya serius. Luna mengangguk serius, melihat Tio dan Kevin ikut berdiri. Lalu mengikuti Fandu turun dari sana. Sedangkan Luna menoleh kiri kanannya bingung, Hanya ada dirinya seorang. Luna menoleh pada jam yang melingkar ditangannya pukul setengah sembilan. Mungkin karena itu tak ada orang disini. Karena masih belum malam.
Beruntung tak cukup lama Fandu kembali muncul disana.

"Kok sepi disini Fan?" kata Luna bertanya pada Fandu Kini mendekat dan tersenyum.

"Ya kebetulan ada kamu disini, makanya sepi." kata Fandu kembali mengambil duduk disebelah Luna yang kini memasang muka serius.

"Gue serius Fandu." katanya kesal. Fandu tersenyum samar.

"Enggak sih, jam sembilan keatas baru disini rame." katanya meluruskan Luna mengangguk sedikit paham.

"Gimana sama papa, udah baikan?" kata Fandu bertanya, Luna lantas menoleh serius. Ia enggan membahas itu.

"Aku ggak tahu." katanya lirih, dan Luna benar tidak tahu bagaimana memperbaiki hubungan dengan papa nya itu.

"Sesekali coba ngobrol sama papa Lun, kali aja kalian butuh itu." kata Fandu datar. Luna berpikir sejenak. Fandu ada benarnya. Tapi bagaimana ia bisa mengobrol dengan papanya sedangkan papanya selalu sibuk dan selalu Luna hindari. Dan jika mereka berbicara mereka hanya akan berdebat lagi dan lagi.

Yes or No (Completed)Where stories live. Discover now