Bagian 47

223 29 0
                                    

Selamat membaca
***

"Lun, bangun." suara Lika samar samar terdengar di telinga Luna. Luna memicingkan matanya, menoleh pada Lika yang kini berdiri disamping tempat tidurnya, menatap nya serius.

"Lo nggak mandi, udah sore." kata Lika serius. Luna mengusap mukanya dengan keduanya tangan nya, menoleh ke jam yang terpajang di kamarnya. Pukul setengah lima sore.

"Dari tadi siang lo nggak bangun-bangun." katanya serius. Luna mengambil posisi duduk.

"Tadi gue lupa kunci kamar gue, yah?" tanyanya sontak membuat Lika mengangguk sedikit.

"Kenapa? Gue nggak boleh masuk. Udah puas lo sekarang Fandu mukulin Bam?" katanya kesal. Luna lantas menganggukkan kepalanya cepat.

"Tapi bukan lo yang kasih tahu Fandu ya?" tanya Luna balik. Lika tersenyum sinis.

"Ya ellah Luna, ngapain juga gue nyuruh Fandu buat mukulin Bam. Fandu punya banyak teman, dan siapa saja bisa ngadu ke dia." katanya jelas. Luna menoleh serius.
L

ika ada benarnya.

"Ya kali aja lo mau belain gue. Gue ngarep nya begitu." balas Luna asal. Dan Lika tersenyum samar.

"Kita nggak sedekat itu Luna. Jangan geer." Lika beranjak ke jendela kamar Luna. Menoleh pada Fandu yang sedang berada di balkon kamarnya. Ia tampak sedang membaca buku disana.
Luna mengangguk sedikit paham, Lika memang benar, ia tak sedekat itu dengan Lika.

"Kayaknya gue bakalan beneran bayarin gedung sama pesanan ketering pas lo nikah deh." ucapnya datar tanpa ekspresi masih melihat Fandu disana.

Luna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kembali menoleh serius.

"Kenapa?"
"Karena dia ngaku pacar gue ketika mukulin Bam?" tanya Luna.
L

ika lantas menggeleng cepat.

"Bukan," Lika membuka jendela kamar Luna, untuk melihat Fandu lebih jelas, cowok itu masih fokus pada bukunya. Luna menatapnya bingung. Lika terseyum samar.

"Karena ucapan dia diparkiran sama lo, gue dengar." katanya mantap.

"Lo nguping?" sahut Luna cepat. Lika tersenyum samar.

"Lo diajakin kemana subuh-subuh sama dia. Nyuruh gue bukain pintu, ganggu gue tidur aja." kata Lika mengalihkan pembicaraan itu. Dan Luna melihatnya kesal.

"Ke pantai." jawab Luna cepat.

"Kirain gue kemana gitu?" katanya menoleh pada Luna dengan raut muka aneh.
Luna menatap Lika tajam.

"Lo pikir gue cewek apaan, dan Fandu juga tak seperti itu." balas Luna jutek. Sedangkan Lika terkekeh. Luna lalu membalikkan tubuhnya.
Meraih handuk yang ia gantung di depan kamar mandi, lalu beranjak kesana. Masuk dan mandi secepat mungkin.

***

Luna baru saja selesai mengerjakan tugasnya. Seperti biasa, Aluna selalu mengerjakan tugas ketika ia pulang sekolah. Ia membuka pintu jendela kamarnya. Melihat ke arah kamar Fandu. Samar-samar Luna melihat Fandu sedang tertidur pulas diatas tempat tidurnya. Cowok itu tidak keluar sejak tadi ia pulang. Dan ditelpon juga nomornya tidak aktif.

Yes or No (Completed)Where stories live. Discover now