"Baiklah, akan kubicarakan sebaik mungkin. "

Midoriya tersenyum. "Aku akan segera kembali. Kau juga harus kembali istirahat."

"Deku. " Bakugou menahan dengan suaranya saat Midoriya terlihat akan pergi. "Kau menyembunyikan sesuatu, bukan? Apa alasanmu mengakhiri rencana kita? "

Midoriya kehilangan senyum yang susah payah dia buat. "Aku tidak lagi mencari ibuku. "

"Kau sudah menemukannya? " tanya Bakugou sedikit terkejut.

Ekspresi Midoriya menggelap. Bakugou tertegun.

"Ini sudah terlalu larut. " ujar Midoriya pelan, pandangannya sedikit menunduk. "Aku akan kembali. Istirahatlah. Jika kau mau, sampaikan salamku pada semua orang yang dulu kukenal baik. Sampai jumpa, Kacchan. "

Midoriya pergi begitu cepat sebelum Bakugou kembali menahannya. Melompati pagar dan menghilang dalam gelapnya malam seketika.

Bakugou terdiam didepan jendelanya yang terbuka. Menatap pada arah perginya gadis itu.

"Aku tahu kau memiliki banyak pertanyaan. "

Bakugou tersentak mendengar suara entah darimana. Hingga kemudian sosok Dabi meloncat turun dari atap rumah dan mendarat didepannya.

Ekspresi Bakugou mengeras. "Kau–"

"Whoa, tahan. " Dabi mengangkat dua tangannya. "Kau tidak ingin membangunkan orang lain dengan meneriakiku, kan? "

Bakugou menahan diri meski dirinya tiba-tiba merasa begitu kesal.

"Aku tahu kau membenciku, tapi aku bukan musuhmu. Aku juga bukannya berpihak padamu, tapi kini aku tidak akan melukai orang-orang Midoriya."

"Hah? " Bakugou tetap menganggapnya musuh.

Dabi menyeringai. "Baiklah, bisakah kau bersikap sedikit baik padaku karena aku yang merawat Midoriya saat dia terluka? "

Bakugou sedikit mengendurkan penjagaannya.

"Bagus. " Dabi menurunkan tangannya. "Kini aku akan memberitahumu sesuatu. "

Bakugou hanya menatap sebal sebagai tanggapannya. Dabi tidak memedulikan itu.

"Alasan Midoriya berhenti mencari adalah karena dia telah menemukan ibunya. "

"Jadi benar. " ujar Bakugou pelan.

Dabi menatap wajah lega Bakugou. "Hanya saja, ibunya telah tewas."

Mata Bakugou melebar. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut yang bukan main. "Apa kau bilang? "

"Setelah Midoriya kembali ke markas baru setelah selama ini berada di tempat rahasiaku untuk memulihkan diri, dia menyatakan sendiri rahasia soal dirinya yang telah mengetahui kembali masa lalunya didepan Shigaraki. Dia mengatakan itu saat Shigaraki mulai mencurigainya.

Dia mengatakan dirinya tak percaya soal kebahagiaan masa lalunya dan tetap akan berada di pihak Shigaraki. Tentu dia hanya berakting.

Shigaraki percaya asalkan rencananya besok tidak akan dibocorkan kepada hero. Namun saat Midoriya menanyakan keberadaan ibunya sebagai syarat dia tetap ada pihaknya, Shigaraki juga kembali memberi syarat untuk Midoriya segera kembali padanya esok pagi sebagai bukti tidak adanya pengkhianatan.

Aku menemaninya pergi, dan itulah yang kami lihat. Ibunya telah menjadi tumpukan abu di sebuah gedung tua.

Mereka membunuhnya entah sejak kapan. "

Bakugou mendengarkan dengan penuh ketidakpercayaan jika hal itu benar-benar terjadi. Wajahnya mengeras, dan nafasnya mulai memburu.

Dia bisa dengan jelas membayangkan seperti apa perasaan Midoriya saat melihat sosok ibunya yang dia cari-cari ternyata telah dibunuh oleh Shigaraki.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Where stories live. Discover now