❄️Part 41❄️

3.3K 176 1
                                    

Happy reading!

Jangan lupa komen yaa sebanyak-banyaknya xixi.

Setelah beberapa minggu kejadian di mana Fauzan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dia benar-benar tidak menyangka dan marah, tapi bingung mau bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur terjadi.

Hari ini hari selasa, seperti biasa mereka akan bersekolah layaknya hari biasa.

"Fauzan berangkat," pamitnya pada kedua orang tuanya yang sedang di ruang makan.

"Gak sarapan dulu?" tanya Nova pada Fauzan yang bersiap untuk pergi.

"Nggak bun, Fauzan pamit assalamualaikum," ucap Fauzan sambil berjalan keluar rumah.

"Wa'alaikum salam," jawab kedua orang tuanya.

Fauzan mengendarai motor di atas kecepatan rata-rata, dia masih mengingat semuanya. Dia bahkan sampai merelakan Yolla terluka karna kebodohan dirinya.

Sampailah Fauzan di parkiran sekolahnya, dan langsung di sambut oleh sahabatnya.

Fauzan dan yang lain tidak ada yang tau masalah yang sebenarnya, Fauzan juga tidak tau alasan yang pasti dari dia.

Waktu seseorang memberinya vidio itu, Fauzan ingin menghubungi dan menanyakan sesuatu, bahkan pikirannya tertuju bahwa nomor itu nomor Yolla. Namun sayang nomornya sudah tidak aktif lagi sepertinya sudah di rencanakan oleh Yolla.

"Heh bro, dateng dateng malah bengong," kata Arfiat menyadarkan Fauzan sambil menepuk bahu pelan.

"Lo akhir akhir ini sering ngelamun, kenapa?" tanya Rizki di angguki Rio dan Arfiat.

Belum sempat menjawab tapi bel masuk sudah berbunyi, jadilah mereka tidak jadi tau apa yang sebenarnya terjadi.

Fauzan dan sahabatnya pun pergi menuju kelas mereka, sekarang sudah semester dua dan mereka tidak ada kabar dari Yolla maupun keluarganya, sekarang semuanya seperti menghilang entah kemana.

Hanya Fauzan saja sempat di beri surat kembali, namun hanya sekali dan sekarang tidak ada lagi.

Bel istirahat berbunyi, Fauzan dan para sahabatnya berniat menyusul Niken dkk. Mereka menunggu di depan pintu kelas, karna kelas IPA 1 belum selesai pembelajaran.

Beberapa menit kemudian, keluarlah Niken dan sahabatnya dengan wajah terlihat lelah dan tidak ada semangat, memang semenjak Yolla pergi semuanya merubah mereka.

"Kantin yuk," ajak Rio pada mereka dan hanya di balas anggukan singkat.

Berjalan beriringan menuju kantin, membuat mereka menjadi sorotan seluruh siswa yang berada di sepanjang koridor.

Baru saja memasuki pintu kantin, Niken tak sengaja menabrak Poppy dan sahabatnya.

"Heh kalo jalan liat-liat dong," ucap Poppy sinis pada Niken.

"Lo yang harusnya liat liat," ucap Fiola membalikkan.

"Dih kalian yang nabrak kita ya!" Kata salah satu sahabat Poppy, Dinda.

"Apa lo gausah ikut ikutan deh," sela Kiaa pada Dinda.

"Kalian kenapa sih, nyari masalah mulu sama kita, liat disini udah gak ada Yolla!" Ucap Niken sinis pada Poppy dkk.

"Atau jangan jangan semua ini ada hubungannya sama lo?" tanya Fiola menatap tajam Poppy.

"Heh gue aja gak tau apa-apa lo pada, nyalahin gue!" Jawab Poppy tak kalah sinis.

"Terus kalo bukan lo siapa lagi, lo kan gak suka sama Yolla," ucap Kiaa di angguki Niken dan Fiola.

"Jaga omongan lo! Gue emang gak suka sama dia tapi itu dulu! Gue yang sekarang udah beda sama yang dulu!" Ucap Poppy naik satu oktaf.

Bahkan mereka sudah jadi pusat perhatian seluruh siswa kantin.

"Mana ada lo mau ngaku," ucap Niken sambil mendelik menatap Poppy dkk.

"Kalo kalian gak percaya, gue bakal jujur tapi gak disini, males jadi tontonan, Kita ke taman belakang, gue gak akan ngapa ngapain lagian gue cuma mau ngomong aja," ucap Poppy mulai santai.

"Oke, kuy!" Ajak Fiola pada Fauzan dan sahabatnya.

Mereka pun pergi menuju taman belakang sekolah, perdebatan mereka terpaksa berhenti. Siswa menatap kecewa karena tontonan gratis mereka berhenti.

"Cepet mau ngomong apa?" Tanya Fiola tak sabar.

"Sabar napa," kata Meira sinis.

"Gue bakal ngomong tapi jangan di potong," ucap Poppy terlebih dahulu.

"Ya cepet," ucap Rizki.

"Sebenernya, gue dulu punya rencana buat ngabisin Yolla, lo semua tau? Kalo gue yang nabrak Yolla waktu itu, dan pasti kalian juga tau, setelah kecelakaan itu gue ngikutin Yolla terus pasti kalian tau lah dari Yolla waktu itu kan?" Mereka hanya mengangguk namun juga terkejut.

"Kalian pasti gak nyangka itu gue? Gue tau Yolla nggak bilang siapa orangnya kan? Oke lanjut, dan gue suka ngikutin Yolla kemana pun, tapi gue juga sadar gue juga di ikutin sama suruhan keluarganya Yolla, gue maksain buat berhenti buat ganggu Yolla, apalagi saat gue tau Yolla sering nyayat tangannya sendiri," lanjut Poppy.

"Sebenernya pas gue niat buat berhenti, nah disitu pas banget bokapnya sama orang suruhannya datengin gue dan bilang maaf sama gue dan nyuruh gue buat gak ngelakuin apa-apa, tapi gue juga bilang maaf sama mereka dan gue udah bilang buat berhentiin ini semua, sejak saat itu gue udah berhenti ngapa ngapain buat urusan Yolla," jelas Poppy sambil menatap langit.

"Terus kenapa lo bisa tau Yolla suka nyayat tangannya?" Tanya Kiaa belum mengerti.

Poppy terkekeh. "Tadi kan gue bilang, gue emang tau apalagi berita yang Yolla pingsan di kamar mandi dan berakhir rumah sakit, dan gue juga tau Yolla pergi kan sekarang?" Tanya Poppy.

Mereka mengangguk. "Tau dari mana?" tanya Arfiat.

"Tau aja, oh ya kalian sebaiknya awasi temen kalian ada musuh dalam selimut," ucap Poppy memberi tahu.

"Siapa?"

"Pikir sendiri, cari tau sendiri."

"Naira?" tanya Fauzan spontan dan langsung mendapa anggukan dari Poppy.

"Naira? Kenapa sama dia?" tanya Fiola sambil mengerutkan keningnya.

"Waktu itu gue sempet ngajak dia buat kerja sama, tapi dia nolak dengan alasan berbeda tujuan dengan gue, jujur gue juga sampe sekarang gak ngerti, dan dia sempet bilang dia bakal maen cara halus," terang Poppy menatap mereka satu persatu.

"Maksudnya?" tanya Rizki tidak mengerti.

"Gue aja gak ngerti maksud dia apa, cuma ngomong gitu doang dianya jadi gak paham gue," jawab Poppy sambil terkekeh pelan.

"Lo tau Yolla dimana?" tanya Niken menatap Poppy berharap.

"Tau, tapi sorry gue gak bisa kasih tau kalian, dan gue tau karena sebelum Yolla pergi gue datengin dia buat minta maaf," ucap Poppy sambil menepuk bahu Niken, dan langsung berlalu meninggalkan mereka.

"Poppy tau, tapi kenapa kita nggk tau?" tanya Niken sendu.

"Mungkin itu udah keputusan dia, Kita doa in aja yang terbaik buat dia," ucap Rizki menenangkan Niken.

"Oh ya, Fauzan gue mau tanya, Yolla kan pergi terus perjodohan lo gimana?" tanya Arfiat, spontan mereka menatap Fauzan.

"Gak tau, tapi waktu dia kasih surat, dia minta gue pake cincin tunangannya," jawab Fauzan menatap cincin di jarinya.

"Emmm sabar ya," ucap Kiaa pada Fauzan.

"Sebenernya seminggu lalu gue dapet surat dari Yolla," ucap Fauzan tiba tiba membuat mereka membulatkan matanya.

"SERIUS?!"

Fauzan mengangguk dan menjelaskan semuanya, sampai dia memberi lihat vidio yang Yolla kirim.

"Kita gak nyangka!" ucap mereka kompak.

"Shit! Sialan!"

*******
Vote komennya yuhuu thnks sudah baca!

See you! Salam hangat authornya:)

My Cold Husband (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora