❄️Part 25❄️

3.2K 220 24
                                    

Happy reading!

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu, Yolla dan Fauzan dkk sedang berkumpul di parkiran tanpa Naira tentunya, mungkin pulang duluan.

Mereka memutuskan untuk pergi ke rumah Yolla untuk mengetahui yang sebenarnya dan sekalian untuk bermain.

"Mau sekarang?" Tanya Yolla pada mereka yang sedang memilih untuk berboncengan dengan siapa.

"Bentar masa gue sama Arfiat si," protes Fiola dengan muka di tekuk.

"Yaudah sama Fauzan aja," ucap Yolla santai dan langsung di pelototi oleh yang lain.

"No gak mau," tolak Fiola dengan menggelengkan kepalanya.

"Ogah gue juga," ucap Fauzan santai.

"Lo kenapa nggak sama Fauzan?" Tanya Rizki di angguki yang lain, mungkin tidak ada yang tau kalau dia naik motor sendiri.

"Tuh motor gue," ucap Yolla sambil menunjuk ke arah motor sport warna hitam.

"Gila lo beneran pake itu," tanya Arfiat cengo.

"He'em," dehem Yolla.

"Lo sama Fauzan aja deh biar gue yang bawa Yol gausah macem-macem," ucap Rizki melarang Yolla pulang dengan motor sendiri.

"Gak mau, lagian noh Niken sama lo," tolak Yolla sambil memutar bola matanya.

"Dah lah pulang kuy," ucap Yolla melerai dan mengakhiri percakapan itu.

Mereka pun pergi menuju kediaman keluarga Yolla, sekaligus rumah yang punya sekolah.

"Yol lo nggak santai bawa motor," ucap Rio saat sampai di rumah Yolla.

"Gak bisa santai," ucap Yolla lalu pergi masuk kedalam rumahnya.

"Gila Yolla kaya orang ke setanan kalo naik motor," ucap Rio pada mereka.

"Jangankan motor mobil aja dia gitu," ucap Rizki yang memang mengetahui itu.

"Dah lah masuk kuy," ajak Fiola di angguki yang lain.

Mereka pun masuk ke dalam rumah Yolla, tak lama kemudian Yolla turun menggunakan baju santainya.

"Mau minum apa?" tanya Yolla yang berdiri di hadapan mereka semua.

"Apa aja yang penting bisa di minum," ucap Fiola terkekeh pelan.

"Iya iya tunggu bentar," ucap Yolla lalu pergi menuju dapur.

"Tunggu ntar bibi yang anter," ucap Yolla langsung duduk di sebelah Niken.

"Jadi gimana," tanya Arfiat tidak sabar.

"Ya gitu," ucap Yolla sambil menunjukan deretan giginya.

"Ck, gimana lo bisa balap Yolla jelasin," ucap Arfiat kesal.

"Sabar ngapa kaga sabar amat lo," ucap Yolla sengaja memancing mereka semakin kepo.

"Yollanda," panggil Rizki.

"Iya iya, gue semalem balap and you know lah menang, winner!!" Ucap Yolla semangat.

"Lawan siapa?" tanya Rio.

"Kaga tau males kenalan males nanya juga," ucap Yolla santai.

"Njir Yolla mah terima jadi aja," ucap Kiaa.

"Iya Yolla kan gitu paling males yang ribet ribet padahal hidup dia ribet," ucap Niken tanpa sadar menyindir Yolla pada masalah sekarang.

"Bacot gausah bawa bawa kehidupan," ucap Yolla sinis.

"Santai bro," ucap Arfiat menenangkan.

"Mau balapan?" tanya Yolla pada mereka sambil menaik turunkan alisnya.

Mereka saling menatap dan menaik kan satu alisnya. "Kaga lah," ucap mereka kompak.

"Yaelah kenapa takut kalah," ucap Yolla tersenyum remeh.

"Males ntar di gorok Fauzan," ucap Rio melirik Fauzan yang menatap datar.

"Lah emang siapa dia? Bukan siapa siapa," ucap Yolla santai dan tersenyum palsu menatap Fauzan.

Mereka semua terdiam, lagi lagi Yolla menyebut kata kata Fauzan saat di cafe sehabis dari pantai.

"Yol Yol kita minjem taman ye," ucap Fiola memecahkan keheningan.

"Silahkan," ucap Yolla dengan anggukan.

Mereka pun pergi menuju taman belakang, tersisa lah Yolla dan Fauzan mereka hanya saling diam tidak ada yang berbicara, sibuk dengan pikiran masing masing.

"Khemm.. gak ikut gabung," tanya Yolla memecahkan keheningan.

"Emang harus?" tanya Fauzan menatap Yolla intens.

Yolla mendengus kesal. "Terserah," ucapnya sinis.

"Yol," panggil Fuzan.

"Yolla"

"Yollanda!" Ucap Fauzan kesal karna merasa di abaikan.

"Apa sih," ucap Yolla nyolot.

"Maaf buat waktu itu, maaf akhir akhir ini jarang ada waktu berdua, maaf belum bisa sepenuhnya peduli sama lo, maaf," ucap Fauzan penuh penyesalan.

Yolla hanya diam tapi dia mendengarkan apa yang di ucap kan Fauzan, dia juga tau Fauzan menyesal tapi percuma rasa sakitnya masih ada.

"Maaf gue salah, gue cuma gak mau Naira sakit hati pas gue denger udah tunangan, gue cuma takut dia kenapa napa," ucap Fauzan.

"Lo nggak buat dia sakit hati tapi buat orang lain sakit hati, lo takut dia kenapa napa tapi orang lain lo buat kenapa napa, hebat ya," ucap Yolla terkekeh pelan, Fauzan hanya diam.

"Lo tau apa yang gue rasain? Apa lo juga ngerasain apa yang gue rasa in? Nggak kan? Apa lo peduli? Nggak juga kan! Gue sadar diri kita cuma di jodohin! Dan bukan siapa siapa kan?!" Ucap Yolla masih santai tapi matanya sudah memerah siap mengeluarkan cairan bening.

"Apa gue berhak cemburu? Apa gue juga berhak ngatur lo? Apa gue nggk boleh ngerasa cemburu?! Atau ngerasa iri liat tunangan sendiri jalan sama cewek lain?! Meskipun itu sahabat dari kecil, cemburu nggak mandang siapapun! Gue sama Rizki nggak sedeket itu!" Ucap Yolla naik satu oktaf dengan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan.

"Maaf," hanya itu yang keluar dari mulut Fauzan, dia di buat mati kutu oleh perkataan Yolla yang membuat dia terpojokan dan semakin merasa bersalah.

"Haha lo bahkan baru minta maaf sekarang, lucu ya," ucap Yolla terkekeh dan mengusap air matanya dengan kasar.

Fauzan tidak kuat menahan diri untuk merengkuh tubuh Yolla, sebenarnya dia juga rindu dengan Yolla tapi mau gimana lagi.

Fauzan medekap tubuh Yolla yang masih menangis karna ulahnya.

"Maaf gue nggk ngertiin perasaan lo," ucap Fauzan di sela sela pelukannya. Dia juga memberi kecupan ringan di puncak kepala Yolla.

Fauzan melepaskan pelukan nya dan menatap Yolla teduh, Yolla masih sesegukan.

"Jangan nangis, maaf," ucap Fauzan sambil mengusap air mata Yolla dengan ibu jarinya. Dan menatap mata Yolla yang sembab karna menangis.

Hati nya sakit melihat Yolla yang rapuh, karna ulah diri nya yang tidak memperdulikan Yolla.

"Maaf harusnya gue buat lo bahagia," ucap Fauzan masih menatap dalam mata Yolla yang masih sesegukan.

"Jangan nangis hati gue sakit liat lo kaya gini, jangan berbuat nekat balapan nggk bikin semuanya baik-baik aja," ucap Fauzan lagi.

"Jangan pernah berbuat macem-macem yang ngebuat hati lo tambah sakit," ucap Fauzan lagi.

Yolla hanya dia saja mendengar apa yang keluar dari mulut Fauzan.

Fauzan mengecup seluruh wajah Yolla pelan termasuk kedua mata yang tadi mengeluarkan cairan bening akibat ulahnya.

"Ututu so sweet deh."

"Baik kan dong."

****
Vote komen cintah, terimakasih syudah mampir wkwk.

Ig? @mutianur_05

My Cold Husband (End)Where stories live. Discover now