❄️Part 40❄️

3.5K 171 14
                                    

Happy reading!

Hari libur berlalu begitu cepat, Hari ini semua siswa masuk kembali ke sekolah tercinta mereka dengan suasana baru.

"Woy bro, apa kabar?" tanya Arfiat pada Rizki dan Fauzan yang berada di parkiran.

"Baik lah," jawab Rizki santai.

"Hai," sapa Niken dan sahabatnya pada Fauzan dkk.

"Hai, gimana kabar kalian?" tanya Rio berbalik.

"Baik, udah liat papan mading belum?" Jawab Fiola mewakili yang lain.

"Belum, liat yuk," ajak Arfiat dan di angguki yang lain.

Sesampainya di depan mading, semua siswa yang sedang melihat mading segera menyingkirkan diri agar gerombolan Fauzan dan Niken dkk dapat melihat mading.

"Kita sekelas!" heboh Arfiat pada sahabatnya.

"Ah bosen gue sama lo mulu," jawab Rio pura-pura sedih.

"Udah udah ributnya nanti aja di tempat lain, kasian mereka masih pada mau liat," jelas Rizki dan mereka pun pergi meninggalkan mading.

Dikantin mereka semua berkumpul, namun tetap sama seperti kemarin kemarin tidak ada Yolla di samping mereka.

"Semua sama, Kita sama sama satu kelas lagi, tapi hati kita tetep sama sepi nggak ada Yolla," ucap Niken sendu.

Membuat mereka kembali bersedih, mengingat mereka bahagia, tapi apa Yolla juga bahagia disana?

"Sorry bikin kalian sedih lagi, harusnya kalian bahagia, kita suka rusak suasana kalian tapi jujur kita kangen banget sama Yolla," ucap Fiola mewakili kedua sahabatnya.

"Gak papa, Kita juga sama aja kehilangan Yolla, Kita berhak ikut kalian kalo sedih maupun bahagia," jelas Rizki.

"Betul itu qaqa," ucap Arfiat membenarkan ucapan Rizki.

"Lo kalo ngomong kek orang mana ya?" Tanya Rio sambil mengetuk jarinya di dagu seolah sedang berfikir.

"Logat gitu tuh kaya logat papua atau apa sih," jawab Kiaa mendapat anggukan kompak dari mereka.

"Iya tuh bener bener, jangan jangan lo orang sana Ar," tanya Rio menatap Arfiat was was.

"Kaga lah goblok," jawab Arfiat sambil menggeplak pala Rio.

"Eh eh gue mau ngomong" Tanya Arfiat mendadak sok serius.

"Apa?" jawab mereka kompak kecuali Fauzan hanya nyimak.

"Yakan gue belum selesai ngomong," jawab Arfiat membuat mereka mendengus sambil mengerlingkan matanya.

"Terus?" tanya mereka pada Arfiat.

"Gue tau kalian mau ngomong apa?" Jawab Arfiat sambil menaikan satu alisnya.

"Apa?" tanya mereka penasaran, emang tau apa Arfiat mereka sedang berfikir dan ingin berbicara apa.

"Itu lo pada ngomong 'Apa'," Jawab Arfiat terkekeh geli.

"Si anjing kirain lo tau, suara hati kita," gerutu Niken pada Arfiat.

"Gue gak tau suara hati kalian gue taunya suara hati istri tuh beuh mantap, lo pada liat kaga? Yang kaga pokonya harus liat! Gue sampe tau alurnya hebatkan gue," jawab Arfiat membanggakan diri.

"Korban indosiar," sela Kiaa.

"Dariapda lo korban tiktok, joget mulu," balas Rio sinis.

"Apa? Gak suka? Bodo amat!" Sela Kiaa pada Rio.

My Cold Husband (End)Место, где живут истории. Откройте их для себя