❄️Part 28❄️

2.9K 201 13
                                    

Happy reading!

Di sini lah mereka, di ruangan bernuansa putih dengan keadaan hening, menatap sendu gadis yang terbujur lemah di atas brankar.

Mereka mengelilingi ranjang brankar tersebut dengan ekspresi yang membuat siapa saja ikut sedih.

"Bangun Yol, lo nggk kangen gue apa?" Kata Fiola masih menatap Yolla yang hanya diam tak menjawab.

"Lo kenapa gini sih? Biasanya lo kuat, masa sekarang lemah, nggak asik lo ah Yol," ucap Arfiat yang langsung mendapatkan jitakan dari sahabatnya.

"Bego!"

"Elah santai napa," ucap Arfiat sambil mengelus kepalanya yang sakit.

"Udah udah jangan berisik," ucap Kiaa melerai.

"Bener tuh takut kedenger ke yang lain," ucap Rio menanggapi ucapan Kiaa.

"Cepet bangun Yol, jangan kaya gini, kita kangen," ucap Niken, namun tak ada sahutan dari sang empu, membuat mereka menghela nafas.

"Kita keluar dulu ya Yol," pamit Rizki, meskipun tak ada jawaban tapi mereka yakin Yolla masih bisa mendengar.

"Zan, duluan," ucap Rizki pada Fauzan, dan hanya di balas anggukan olehnya.

Mereka pun keluar, dan menyisakan Fauzan dan Yolla saja di ruangan itu, hanya sunyi yang menemaninya.

"Kapan bangun?" Tanya Fauzan, terlihat wajahnya yang sedih menatap Yolla.

"Maaf, ini salah aku lagi," ucap Fauzan, dia lemah melihat Yolla seperti ini, dia menyadari hatinya sudah terisi oleh Yolla bukan Naira lagi.

"Aku egois yah? Kalo kamu mau marah, marah sama aku jangan kaya gini Yol, bangun Yol. Disana seindah apa sih? Sampe kamu nggk mau bangun?" Ucap Fauzan lirih.

"Maaf, cepet bangun aku akan berusaha buat kamu bahagia, aku akan berusaha tetep ada buat kamu bukan Naira lagi itu kan yang kamu mau?" Ucap nya lagi dengan mata yang sudah merah menahan air mata.

"Aku pamit pulang dulu, nanti aku kesini lagi," pamit nya pada Yolla, namun tetap sama tidak ada jawaban dari Yolla.

Fauzan pun pamit pulang pada yang lain untuk mengganti baju, dan berbicara pada orang tuanya bahwa Yolla sedang di rumah sakit, memang orang tuanya Fauzan belum di kasih tau, alasannya mereka syok mendengar Yolla koma.

"Assalamualaikum." Salam Fauzan saat membuka pintu rumahnya.

"Wa'alaikum salam."

"Bun, Fauzan mau ngomong," ucap Fauzan saat sudah duduk di sofa.

"Itu kamu udah ngomong," ucap Nova pada Fauzan sambil terkekeh.

"Ck bunda, Yolla masuk rumah sakit," ucap Fauzan lirih.

"Apa!" Kaget Nova dan langsung mendekati Fauzan.

"Kemaren dia kecelakaan, ini gara gara Fauzan," ucap Fauzan lirih sambil menunduk.

"Ko bisa? Emang kamu kenapa? Terus sekarang Yolla gimana? Ko nggak ada yang kasih tau?" Tanya bunda dengan berturut turut.

"Satu satu bun nanyanya, Fauzan bingung," ucap Fauzan menatap sang bunda.

"Tinggal jelaskan saja Fauzan," ucap Nova sedikit jengkel, gitu aja ko susah.

"Ck," Fauzan pun menceritakan semuanya dari awal tanpa ada yang terlewat sedikit pun, bunda Nova sedikit kaget karna Fauzan lebih mementingkan Naira daripada Yolla, memang Nova mengenal Naira tapi dari dulu bundanya tidak suka pada Naira.

"Fauzan, Fauzan kan bunda sama papah udah bilang kita nggak suka kamu deket deket sama Naira!" Ucap Nova marah.

"Tapi mah dia kan sahabat Fauzan dari kecil mamah tau itu," ucap Fauzan membela.

"Kamu tau? Gara gara dia kamu suka jarang ada waktu buat kita, Kamu selalu ada buat dia, dan sekarang kamu meninggalkan Yolla demi Naira?!" Ucap Nova lagi.

"Kamu ingat? Dia sudah meninggalkan kamu, dan sekarang dengan gampangnya dia kembali, dan selalu meminta kamu menemaninya? Apa dia tidak punya siapa-siapa? Kamu tau dia punya banyak orang tapi kenapa harus kamu? Apa kamu pikir sampe situ?" Ucap Nova dan Fauzan hanya diam.

"Ya kamu benar memang kamu egois, jangan ambil jalan yang salah, Yolla lebih penting daripada Naira, ingat Yolla tunangan kamu, dan kamu harus pikirkan perasaannya," ucap Nova mulai melirih.

"Iya bun, Fauzan emang salah, Fauzan nggk becus jaga Yolla," ucap Fauzan sendu dan Nova menatap Fauzan sendu juga.

"Kita jenguk Yolla, kamu ganti dulu," ucap Nova dan Fauzan pun mengangguk lalu meninggalkan Nova di ruang tamu yang akan menelpon suaminya.

Setelah bersiap, Fauzan turun untuk pergi kembali ke rumah sakit bersama bunda kalo papah Fauzan katanya menyusul nanti.

Nova dan Fauzan pun pergi menuju rumah sakit sambil membawa tentengan buah dan kue.

Akhir nya mereka pun sampai di rumah sakit milik papah Fauzan, dan langsung berlalu menuju ruang VVIP.

Saat membuka pintu terlihat Yolla yang terbaring lemah, dan ada mamah Yolla yaitu Killa.

"Eh jeng, apa kabar?" tanya Killa pada Nova.

"Baik, kamu sendiri?" Tanya balik Nova.

"Ya seperti yang kamu lihat, maaf aku tidak memberitahu keluargamu," ucap Killa pada Nova.

"Tidak papa aku mengerti," ucap Nova sambil tersenyum pada Killa dan di balas oleh Killa.

"Oh ya aku bawah sedikit kue dan buah buahan tadi mampir beli ini," ucap Nova sambil memberikan kue dan buah.

"Ohh terimakasih maaf merepotkan," ucap Killa.

"Tidak sama sekali," jawab Nova dan Killa hanya mengangguk.

"Yolla, ini bunda," Sapa Nova pada Yolla, namun tidak ada jawaban sama sekali.

"Bangun ya nak, maaf kan anak bunda," ucap Nova lirih.

"Kamu jangan pikir seperti itu, Fauzan tidak salah aku memahaminya, semua berjalan karna takdir," ucap Killa menanggapi ucapan Nova.

"Maaf andai Fauzan lebih mementingkan Yolla daripada Naira," ucap Nova lagi.

"Tidak papa, Kita berdoa saja agar Yolla mau bangun kembali," ucap Killa berusaha tegar.

"Kamu yang sabar ya Kil, Kita doa kan yang terbaik," ucap Nova dan memeluk Killa.

"Fauzan kamu pulang saja biar mamah yang jaga Yolla," ucap Killa.

"Nggak mah, Fauzan yang akan jaga Yolla mamah pulang aja sama bunda," ucap Fauzan dia angguki Nova dan Killa.

"Yasudah kamu hati hati yah," ucap Killa pada Fauzan dan di balas anggukan.

Setelah bunda dan mamah lnya pergi, Fauzan mendekati Yolla yang masih setia menutup matanya.

"Cepet bangun, aku kangen," ucap nya sambil menggenggam tangan Yolla sesekali mengecupnya.

"Maaf yah gara gara aku kamu masuk ruangan ini lagi," ucap Fauzan lirih, lagi lagi dia meminta maaf.

"Aku tau kamu pasti dengerkan kalo aku ngomong," ucap Fauzan tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Yolla yang pucat.

Akhirnya Fauzan memutuskan untuk tidur sambil menggenggam tangan Yolla.

Yolla bisa mendengar apa yang di katakana semua orang dia meneteskan air matanya saat Fauzan berkata seperti itu.

****
Vote komen yuhuu! Kasian ya Yolla masuk rumah sakit terus padahal aslinya gak menye-menye kalo udah adu jatos:v

Ada yang mau hujat Fauzan?

See you babay!

My Cold Husband (End)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu