❄️Part 34❄️

2.6K 176 3
                                    

Happy reading!

Sejak saat kejadian di taman untuk kedua kalinya, bahkan kejadian pertama belum bisa Yolla lupakan, tapi kemarin Yolla mendapatkan kembali lukanya.

Saat ini Yolla hanya banyak melamun, diam saja, bahkan terkadang tiba-tiba menangis.

Sahabat dan orang tuanya tidak ada yang tahu, entahlah bagaimana esok? Besok dia harus sekolah. Tapi dia masih enggan bertemu dengan Fauzan maupun Andan.

Semua terasa menyakitkan!

Tok... Tok... Tok....

"Yolla keluar nak, kamu belum makan dari pagi sekarang sudah malam," panggil Killa dengan suara khawatir.

"Yolla gak laper mah," jawab Yolla sambil menyandarkan badannya di kepala ranjang.

"Tapi kamu belum makan dari pagi," ucap Killa berusaha membujuk.

"Gapapa mah, Yolla gak laper, mamah sama papah makan malem aja sana," ucap Yolla masih tetap pada pendiriannya.

Dia tidak mood makan atau apapun, kesehariannya mengurung diri di kamar, melamun, menangis lagi dan lagi.

Bahkan panggilan dan chat dari sahabatnya tidak dia perdulikan sama sekali, banyak yang menanyakan bagaimana kabarnya atau sekedar menyuruh makan? Entah lah mungkin mamahnya yang cerita Yolla mogok makan.

Tapi dia tidak peduli, Yolla berjalan menuju meja belajar, lalu menuliskan curharan hatinya pada buku diary miliknya.

Jakarta~

Kenapa semua nya begitu rumit? Aku baru mencintainya, tapi aku sudah mendapatkan luka yang begitu dalam. Entah bagaimana kedepannya, yang pasti aku kecewa. Ingin membenci namun tidak bisa, rasa cinta mengalahkan semuanya.

Ingin aku pergi untuk menenangkan diri ku sendiri, namun rasanya sangat berat, meninggalkan orang tua, dia, dan sahabatku.

Aku hanya berharap semoga semua ini cepat berakhir, tidak ada musuh dalam hidup ku. Aku ingin tenang seperti semula.

Di saat aku mulai mencintainya dan menaruh hati padanya dia berubah dan perlahan menghilang.

Yolanda P.D

Setelah menulis itu Yolla menutup buku diarynya dan berjalan menuju kasur kembali, merebahkan tubuhnya. Lagi lagi air matanya turun saat mengingat atau perkataan Fauzan terngiang di telinga dan kepalanya.

"Aku emang childis manja, kekanak-kanakan, aku egois," gumamnya pelan.

Yolla mengusap kasar air mata yang keluar, lalu merenung diri, keputusan apa yang akan dia ambil.

"Apa gue batalin perjodohan ini? Tapi gue udah terlanjur cinta dan sayang sama dia," gumam Yolla sambil menatap langit langit kamarnya.

"Gak mungkin juga, yang ada ngecewain mamah papah sama orang tua Fauzan," ucap Yolla lalu menghembuskan nafas lelah.

Yolla pun memilih untuk menidurkan diri, mengistirahatkan tubuh yang lelah, hati yang sakit.

Sedang kan di sisi lain yaitu di rumah Fauzan, dia sedang berada di balkon kamarnya, menatap indahnya langit malam.

"Hahhh gue harus percaya sama Yolla? Tapi dia buat gue kecewa, liat dia pelukan sama yang lain itu membuat gue susah buat percaya." batin Fauzan.

My Cold Husband (End)Where stories live. Discover now