011. SIAPA?

64.3K 3.8K 45
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sekitar jam 8 pagi Fabian dan Meera mengantarkan Bagas ke bandara. Hari ini tidak ada mata kuliah untuk Fabian, sedangkan Meera mata kuliahnya di mulai siang hari.

Perempuan itu menyempatkan untuk mengantar mertuanya. Jika Bagas pergi, maka di rumah hanya ada mereka berdua nantinya.

Anehnya akan merasa canggung, apalagi mengingat kejadian waktu itu. Membuat Meera merinding saja.

Di dalam mobil menuju pulang, mereka diam tanpa ada obrolan. Meera bersandar pada jendela mobil, matanya menatap setiap pejalan kaki dan kendaraan yang berlalu lalang.

Hening, membuatnya bosan.

Lalu kepalanya menoleh pada Fabian. Lelaki itu begitu fokus mengendarai mobilnya. Seperti biasa, wajahnya nampak datar tidak ada ekspresi.

Padahal jika wajahnya biasa saja pada umumnya, Fabian akan nampak lebih tampan. Namun apa boleh ia buat? Sikapnya saja sudah seperti itu dari lahir, mungkin?

Mobil memasuki pekarangan rumah. Sebelum Meera turun, tangan Fabian sudah mencegahnya terlebih dahulu.

"Kuliah siang?"

"Iya."

"Ya udah turun. Gue mau kumpul dulu."

Meera mendengus. Lalu turun dari mobil dan menatap kepergian Fabian dengan kesal.

•••

Siang hari dengan ogah-ogahan Meera masuk ke dalam kelas. Kuliah siang bukan hal yang bagus, terutama jika berangkatnya harus menunggu dulu grab yang sudah pasti membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ditambah terik matahari yang begitu panas. Bukannya datang ke kelas dengan raut segar, malahan lebih cenderung kusam saking malasnya.

Perempuan itu duduk seraya memejamkan matanya, satu tangannya ia gunakan untuk mengipasi wajahnya menggunakan buku. Meera lupa, harusnya ia membawa kipas angin mini.

Keadaan kelas mulai cukup ramai. Sarah pun kini sudah duduk berhadapan dengan Meera. Wajah keduanya kentara malas.

"Malas banget, sumpah! Ditambah cuacanya yang panas gini bikin kegerahan. Ke kantin yuk??" ajak Sarah.

"Ngapain? Dosen bentar lagi masuk."

"Ra... haus pengen minum."

Meera mengerling kan matanya. Lalu membuka tasnya dan mengambil sebotol minuman yang sudah ia sediakan di rumah tadi.

"Nih."
"Dari tadi kek ngomong kalau bawa minum!" Sarah meneguk minuman itu hingga setengah. Lalu mengembalikan lagi pada Meera. 

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang