003. BERDUKA

72.3K 4.8K 80
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Meera secara perlahan mengangkat kepalanya. Seperkian detik kemudian wajah Fabian yang awalnya datar, kini semakin datar ketika melihat siapa perempuan itu.

Meera meneguk ludahnya dalam-dalam. Melihat wajah datar serta mata tajam Fabian mampu menyurutkan langkahnya.

"Fabi, dia Meera calon kamu. Mama harap kamu suka walau permintaan Mama sangat menyulitkan kamu. Tapi Mama ingin memberikan yang terbaik untuk kamu sebelum pergi nanti."

"UDAH FABI BILANG JANGAN SEBUT KATA ITU LAGI!" Emosi Fabian seketika meledak. Ia pun sampai tak bisa menahan emosinya terhadap sang Mama. Fabian kelepasan dan kelewat batas.

Semua orang yang berada di ruangan ini sampai terkejut mendengarnya. Terutama Firda— Mama Fabian. Baru pertama kali melihat anaknya seemosi ini.

Keheningan masih melanda mereka. Fabian menghela napasnya, lalu menyugar rambutnya menjadi acak-acakan. Dengan langkah berat lelaki itu meninggalkan ruangan Mamanya.

Firda masih diam. Hatinya sakit melihat anaknya seperti itu. Ini salahnya yang terus mengungkit hal kematian. Sehingga anaknya menjadi emosi.

"Fabi biar jadi urusanku, sekarang kamu istirahat. Jangan banyak pikiran lagi," ujar  Bagas— suaminya.

"Maya, Bhisma mohon maaf atas perilaku Fabi tadi. Mungkin saja dia sedang ada masalah dan meluapkannya di sini." Bagas beralih menatap Meera dengan teduh. "Nak, Om minta sama kamu untuk menerima Fabian apa adanya. Dia memang bukan lelaki yang benar-benar baik, tapi Om yakin Fabi adalah anak yang bertanggung jawab."

Pernyataan yang cukup sulit. Meera memang belum menerima perjodohan ini, tapi secara paksaan dari orang tuanya Meera pun hanya bisa mengangguk saja.

Melihat kemarahan Fabian tadi membuat Meera dirundung pikiran. Antara menolak lagi dan melanjutkan.

Oke. Mulai dari sekarang, Meera akan mencoba menerima Fabian. Tidak masalah jika lelaki itu tidak menerimanya. Yang penting orangtuanya senang. Terutama untuk Firda— calon mertuanya.

"Iya Om. Meera akan mencoba menerima Kak Fabian."

•••

Fabian datang ke markas dengan raut wajah lelah dan bersalahnya. Ia menyesal telah membentak Mamanya dihadapan orang. Mulutnya tak terkontrol sehingga emosi itu benar-benar meluap.

Jika saja, Mamanya tidak mengungkit perihal kematian mungkin Fabian tidak akan seemosi tadi. Fabian benci kata itu, Fabian sangat membencinya.

Kini di markas hanya ada empat anggota inti lainnya yang menemani Fabian.

Pertama ada.

Felix Smith, lelaki blasteran Indonesia dan Australia. Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi, namun Felix memiliki wajah yang sangat manis seperti perempuan. Wajahnya mungkin manis, tapi kekejamannya pun tak kalah manis jika berhadapan dengan musuh.

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now