020. NAFSU

67.5K 3.2K 69
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Gue punya tugas lagi buat lo. Simpan kotak ini di loker milik tuh cewek. Ingat harus berhasil dan jangan sampai ketahuan," ucap David pada si cupu.

Andi nama si cupu itu. Ia lelah dan ingin menolak perintah dari David, orang yang sudah mengancam keselamatan keluarganya. Pasalnya, ibu dari si cupu itu bekerja di rumah David sebagai pembantu. Tanpa uang dari David maka si cupu tidak akan bisa kuliah dan adiknya pun sama.

"Oke." Hanya kata itu yang mampu ia ucap. Tidak dosa kah dirinya sudah membuat orang lain celaka? Mencelakai Jack saja ia berpikir terlebih dahulu, untung saja ia tidak mengiyakan permintaan David untuk membunuh Jack. Meskipun dosanya akan tetap sama telah membuat Jack celaka di jalanan.

•••

"Ra lo udah denger belum kalau si Jack celaka?" Meera yang tengah memainkan ponselnya pun lantas menatap wajah Sarah penuh tanda tanya.

"Seriusan?" tanyanya tak percaya. Pasalnya kemarin-kemarin si Jack masih baik-baik saja.  Tapi, yang namanya bahaya atau musibah bisa datang kapan saja.

"Hooh. Dia masih di rumah sakit, untungnya sih gak terlalu parah banget. Cuma baret di bagian tangan, siku, sama kaki doang. Lo mau ikut buat jenguk dia?"

"Gue ayok aja, tapi..."

"Biar jadi urusan gue suami lo," potong Sarah pelan.  "Lo tenang aja oke!"

Mereka kembali membahas materi yang sempat di beri oleh Dosen. Suasana perpustakaan begitu hening.

Sehabis itu, mereka berdua pulang dengan niat akan berkunjung untuk menjenguk terlebih dahulu Jack yang berada di rumah sakit.

Kebetulan tadi juga Meera dan Sarah bertemu dengan Fabian. Dan Sarah yang meminta ijin kepada lelaki itu untuk mengajak Meera menjenguk Jack.

"Ruangannya yang ini kayaknya. Bener gak sih?" gumam Sarah.

"Tadi kata resepsionis ruang mawar, ya ini berarti," sambung Meera.

Tanpa berlama-lama lagi, Sarah membuka pintu tersebut secara perlahan diikuti Meera yang berada di belakangnya.

Mata mereka menatap ke seluruh penjuru. Dan tepatnya, di sebuah brankar berisi tubuh Jack yang tengah memejamkan mata.

"Dia tidur?"

"Kasihan kalau ganggu."

Sarah mengangguk. "Tapi sayang lah udah jauh-jauh ke sini, masa pulang lagi. Kita tunggu dia bangun dulu aja."

Mereka berdua duduk di salah satu sofa yang tersedia di ruangan tersebut. Tak lupa Meera menaruh barang bawaannya, seperti buah segar yang sudah dibungkus dengan bagus dan beberapa roti lembut di simpan di dekat nakas.

•••

"SUMPAH GUE KAGET BANGET!"

"Gila mulut lo cempreng banget kalau teriak!"

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now