017. BUNUH?

61.5K 3.6K 73
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Setelah perdebatan kemarin malam yang sungguh memalukan bagi Fabian. Mulutnya tidak bisa diajak kerjasama. Sampai kata itu keluar dan membuat Meera tertawa. Sialan memang, tapi Fabian mengakui kenyataannya. Dia cemburu melihat Meera bersama Jack.

Hanya cemburu, belum mencintai.

Entah jika membahas perasaan rasanya seperti malas. Tapi rasa nyaman ketika mereka sering bersama itu ada. Tapi cinta? Fabian belum tahu.

Sudah lama ia juga tidak mengurusi permasalahan cintanya, karena semenjak memasuki perkuliahan Fabian hanya fokus untuk masa depan tidak dengan percintaannya. Satu lagi yang membuat Fabian tidak mau mengurusi cinta lagi, yaitu Mamanya.

Mamanya adalah separuh nyawanya. Apapun yang berhubungan dengan Mamanya, buruk atau baik akan Fabian lakukan.

Tentang Meera yang meminta ijin untuk berteman dengan Jack pun, Fabian ijinkan asalkan jangan berlebihan dan harus ada Sarah jika Meera ingin berpergian dengan lelaki yang bernama Jack itu.

Fabian tidak akan mengekang Meera jika itu hal positif, tapi jika hal negatif sudah beda hal lain lagi.

Fabian sekarang tengah berada di kantor milik Papanya yang sudah beralih kepadanya. Yang masih dijalankan oleh asisten kepercayaan milik Papanya. Ia berkunjung hanya ingin melihat-lihat saja dan jika ada kendala maka Fabian siap membantu.

Ruangan yang luas dengan kaca berukuran besar yang menjadikan keindahan kota terlihat di sana. Fabian tengah berdiri sembari melihat hiruk-pikuk kota diketinggian. Kemudian lelaki itu menatap sekeliling ruangan milik Papanya ini, sebuah pigura yang berukuran cukup besar menjadi objeknya saat ini.

Sebuah foto yang bergambar di mana orang tuanya dan dirinya yang tengah berada di pantai. Kejadian itu sudah bertahun-tahun, kira-kira di saat ia berumur lima tahun. Tapi rasanya momen itu masih terasa sampai sekarang. Fabian jadi mengingat Mamanya. Apa kabar Mamanya di atas sana? Apakah sudah bahagia dan tenang di surga sana?

"Fabi nanti ziarah ke makam Mama ya?" gumamnya seraya mengelus permukaan foto di bagian Mamanya.

"Makasih Ma. Fabi sekarang udah bahagia, apalagi ditambah Meera yang sekarang udah jadi istri Fabi. Tanpa permintaan Mama, mungkin Fabi gak akan rasain hal yang sekarang. Mama juga harus bahagia di sana,"

Fabian tersenyum lebar sebelum sebuah suara dari ponselnya terdengar.

•••

"Lo gak papa?" tanyanya begitu khawatir mendapati kabar jika Meera hampir tertabrak. Untung saja Meera bisa menghindar walau dengan cara melompat ke samping sampai mengakibatkan siku lengannya terluka dan kakinya yang tergelincir. Itupun dengan bantuan Jack.

Meera di antar pulang oleh Jack. Dan yang mengabari tadi itu adalah Jack.

"Gak papa."

Fabian mengusap rambutnya kasar. Lalu menatap Jack yang masih diam seperti patung.

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now