027. MASIH MISTERIUS

41.7K 2.6K 52
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Maksudnya apaan dah ini?"

"Gue juga gak tahu."

Marcel menatap kertas itu dengan lamat-lamat, "kayaknya ini kode deh. Menurut gue sih itu, gak tahu bener apa enggaknya."

Sudah dua kali menerima teror seperti ini. Yang pertama sih yang paling parah menurut Fabian. Di dalam kotak itu terdapat potongan jari yang berlumuran darah, di sana juga terdapat kertas yang sudah bercampur dengan darah. Kedua, waktu kemarin malam, isinya untung tidak ada hal-hal yang berbau sama dengan kotak yang pertama. Di sana hanya terdapat kertas yang berisi tulisan, tentunya ancaman atau teka-teki yang sengaja dibuat untuk menghancurkan seseorang.

Ada untungnya juga dengan teror tersebut. Meera tidak mengetahui asal-usul isi dari kedua kotak yang tertuju kepadanya. Jelas itu memang sengaja untuk menakut-nakuti Meera, agar perempuan itu bisa menderita. Namun, Fabian tidak akan kalah dengan teror dari seseorang itu. Hanya saja, entah maksud dan tujuan si peneror itu apa. Fabian tidak mengerti.

"Gue mikirnya teror ini pasti karena sesuatu hal. Semisal seseorang yang punya dendam sama geng Lion, tapi kebetulan juga seseorang itu udah tahu status lo sebagai suami dari Meera. Nah intinya, mereka ambil cara gitu buat hancurin mental si Meera. Dan lo sebagai ketua pasti bakalan nyesel kan? Apalagi teror ini mengancam keselamatan istri lo sendiri," pungkas Razel dan disetujui oleh yang lain.

"Ya... Seseorang itu pasti mau hancurin kedudukan lo dan geng Lion juga. Gue sebagai wakil Lion merasa gak terima kalau hal yang harusnya jadi serangan buat kita, tapi malah meleset ke orang yang gak tahu apa-apa." Benar! Razel berkata itu sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Jika permasalahan itu mengarah ke geng Lion, mengapa harus membawa atau mengarah ke orang lain yang jelas tidak tahu apa-apa dengan permasalahannya. Apalagi sampai meneror dan mengancam keselamatan orang itu. Jelas itu tidak boleh dibiarkan saja.

"Betul! Gue juga mikirnya gitu. Seharusnya kalau ada masalah juga mending dibicarain baik-baik aja, jangan pakai teror-teror segala. Yang kena bukan kita, tapi malah orang lain!" sahut Felix.

"Setelah masalah ini, kita semua harus hati-hati lagi. Setiap kejadian atau musibah gak akan ada yang tahu. Gue sebagai ketua gak mau terjadi sesuatu sama kalian semua, terutama orang-orang terdekat kita juga—" jeda Fabian. Matanya melirik satu persatu anak-anak Lion. Lalu menghembuskan napasnya perlahan.

"—gue gak mau. Hal macam ini, seperti teror-meneror berakibat fatal kayak kejadian nyokap gue waktu itu. Nyawa gak bisa dijadikan mainan, apalagi mereka nyerang nyawa orang tua kita. Apa bisa ada maaf buat orang kayak gitu?"

"Gak ada," timpal Jerry. "Orang kayak gitu gak pantas dapat maaf. Nyawa yang hilang harus dibalas dengan nyawa lagi. Karena hidup itu cuma satu kali, dan mereka dengan tiba-tiba menjadi malaikat pencabut nyawa sebelum waktunya kematian itu datang. Anehnya manusia yang cabut nyawanya, bukan malaikat sungguhan," jelas Jerry begitu panjang lebar.

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now