054. MY KATING MY HUSBAND

51.8K 2.3K 33
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pukul 5 subuh dini hari, Meera mulai merasakan kram diarea perutnya. Sampai rasanya tidak bisa dikatakan lagi karena saking sakitnya. Dengan sigap dan cekatan Fabian langsung membawa Meera ke rumah sakit. Sebelum itu, lelaki itu sudah menghubungi kedua orang tua Meera maupun Papanya yang untungnya tengah berada di Indonesia.

Sampai di rumah sakit, Meera sudah ditangani oleh dokter khusus kandungan. Meera sudah direbahkan di brankar. Dokter bilang Meera masih dalam fase kram dan tinggal menunggu saatnya pembukaan.

Meera tak kuasa menahan sakit, perutnya seperti diaduk-aduk dan rasanya seperti ada yang melilit. Fabian pun mengelus-elus perut istrinya agar mengurangkan rasa sakit. Badan Meera sudah dipenuhi oleh keringat, napasnya pun terengah-engah.

"Dikasih minum dulu Pak agar si Ibu tidak gugup," ujar sang suster sembari menyodorkan air minum.

"Minum dulu sayang," Fabian mengangkat sedikit leher istrinya agar memudahkan untuk minum.

"S-sakit..." lirih Meera sampai menitikan air mata. Wajahnya pun sampai memerah dengan menimbulkan urat yang menonjol dikulit kepalanya.

Tangan besar Fabian masih setia mengelus perut serta punggung Meera. Posisi Meera sekarang menjadi miring agar memudahkan Fabian untuk mengelus.

"Relaks ... tarik napas terus buang, ulangi terus." Melihat Meera yang kesakitan, sebagai suami dan sebentar lagi menjadi sosok Papa Fabian tentu ikutan gugup dan sedih melihat Meera yang kesakitan. Andai saja ia bisa menggantikan Meera untuk melahirkan sudah dilakukan semenjak tadi.

Dokter datang untuk memeriksa. Kemudian berucap, "udah pembukaan pertama. Saya akan memindahkan Ibu ke ruang bersalin." Dua suster datang untuk mendorong brankar yang ditempati Meera. Dan membawa Meera ke ruang bersalin. Fabian pun turut ikut serta dalam proses Meera melahirkan, walau hanya melihat saja dan mendoakan.

Pembukaan pertama adalah kondisi di mana mulut rahim mengalami pembukaan sebesar 1 cm. Tahap ini adalah tahap pertama yang dilewati perempuan yang akan melahirkan. Biasanya pembukaan satu ini berlangsung beberapa hari, tanpa kontraksi. Meski begitu, pada sebagian perempuan, kontraksi ini bisa berlangsung 2-6 jam.

Selepas dipindahkan ke ruang bersalin. Fabian berdiri sembari mengelus rambut istrinya. Tak lupa bibir lelaki itu terus melantunkan doa untuk kelancaran proses istrinya melahirkan.

Sekitar beberapa jam dokter kembali memeriksa pembukaan. Dan pembukaan menunjukkan pada pembukaan 2. Pembukaan dua pada persalinan berarti mulut rahim sudah membuka 2 cm. Hal ini masih memasuki tahap awal dari persalinan yang dapat terjadi dalam waktu berjam-jam. Wanita hamil yang mengalami momen ini akan merasakan kontraksi yang lebih sering disertai perut mulas dan kram.

Pembukaan persalinan tiga menjelaskan jika mulut rahim sudah membuka sebesar 3 cm. Kontraksi semakin intens dengan hanya berselang setengah jam. Janin sudah mulai aktif berusaha menuju mulut rahim agar kelahiran dapat lancar.

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang