051. HAMILIN ANAK ORANG

45.8K 2.3K 32
                                    

•••

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

•••

"Ya ampun bumil ku sayang!!!" Sarah berteriak kehebohan kala melihat Meera berjalan sembari menggenggam tangan mungil milik Dion.

Fabian sudah kembali ke kantor ketika sudah mengantarkan Meera ke tempat janjiannya dengan Sarah.

Kedua perempuan itu saling memeluk menyalurkan kerinduan. Mereka sudah jarang bertemu, Sarah yang sibuk kuliah sedangkan Meera yang sibuk mengurus rumah tangga sekaligus anaknya.

"Kangen banget!!"

"Gue juga kangen tahu!!" Sarah beralih pada Dion. "Ponakan aunty ganteng banget deh!" katanya lalu mengecup pipi tembam milik Dion.

Mereka duduk kembali sembari menunggu pelayan untuk mengambil menu.

Btw, Sarah sudah mengetahui Dion yang diadopsi oleh Fabian dan Meera. Tentang asal usul Dion pun sudah Meera ceritakan pada sahabatnya.

"Perut lo udah kelihatan buncitnya, sehat-sehat ya, Ra. Maaf nih gue jarang main ke rumah, gue sibuk sama tugas sumpah!"

"Iya makasih," balasnya. "Gak papa lah, gue maklumi. Lo sibuk tugas juga kan sekolah, ke rumah gue mah kapan-kapan juga bisa."

"Btw mana si Jack? Kok gak ikut?"

Ya, Jack dan Sarah sudah resmi sebagai pasangan kekasih sejak 2 bulan lalu. Akhirnya penantian Jack diterima juga.

"Dia sibuk tugas juga. Kita juga jarang ketemu akhir-akhir ini."

"Gue jadi rindu kuliah deh," keluh Meera. Tentunya hal itu membuat Sarah heboh. "Seriusan rindu kuliah? Kalau gue ada diposisi lo sih yang ada keasikan, mana ada gue rinduin kuliah yang nyatanya jadi penyakit otak buat gue."

"Suka gitu deh. Lo bebas tahu gak? Gak selalu ngurus rumah apalagi anak dan bentar lagi gue juga mau punya anak yang kedua, gue selalu bayangin hari-hari gue yang bebas sebelum nikah. Asli ya, sebelum nikah dan habis nikah auranya beda banget."

"Iyalah! Makannya kalau gak sanggup punya anak jangan buat anak."

"Ya namanya juga rejeki gak bisa gue tolak. Satu udah tenang di atas sana, tinggal ini yang harus gue pertahanin. Tentu Dion juga sekarang jadi bagian dari gue, anak gue juga walau gak sedarah."

"Gue tahu, Ra. Ya konsekuensinya udah nikah ya gini. Lo gak bisa bebas lagi, yang jadi prioritas lo sekarang tuh keluarga."

Dion hanya diam menyimak walau tidak tahu apa yang mereka obrolkan. Anak itu melihat-lihat sekitaran restauran dengan mata beningnya, matanya berbinar kala melihat truk yang bergambar es krim.

"Mau tu!" (Mau itu!) tunjuk Dion keluar kaca. Meera melihat sekilas ke arah kaca, kemudian menggeleng sebagai jawaban. "Itu bukan pedangan es krim sayang. Nanti ya habis dari sini kita beli."

Dion nampak merajuk dengan mata yang mulai memburam.

"Di sini juga ada es krim, pesenin aja daripada nangis nanti."

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt