021. FABIAN KENAPA?

56.7K 3.6K 71
                                    

•••

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

•••

Fabian menghela napas ketika sudah sampai di rumah. Ia pulang dengan keadaan wajah yang tidak baik-baik saja. Luka memar itu semakin bertambah bukannya berkurang. Tapi tak apa, demi istrinya ia rela melakukan apapun.

Fabian tidak ke markas untuk di obati, karena takut terjadi sesuatu kepada Meera yang di tinggal sendirian di rumah. Keempat inti lainnya pun memiliki luka yang banyak, bahkan menurut Fabian luka anggota inti begitu parah akibat melawan banyaknya anggota Wolf.

Dari keempat orang itu, mereka tidak ada yang berkomentar tentang luka yang di dapat. Karena sudah konsekuensinya, masuk ke dalam lingkaran hitam per-gengan.

Mau luka sebesar apapun, sesakit apapun, sebanyak apapun. Yang namanya anak geng pasti tahu dan merasakan. Dan hal inilah yang harus mereka terima.

Fabian masih rebahan di sofa panjang ruang tamu. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Sudah berapa lama ia ada di luar? Dengan langkah gontai lelaki itu memasuki kamarnya. Ia menatap Meera dengan diam, kembali teringat kejadian tadi sebelum ia pergi dari rumah.

Fabian dengan nafsu mencium seluruh wajah Meera, tak lupa bibir dari perempuan itu pun sampai kena nafsunya. Fabian tersenyum penuh arti, lalu mendekat ke arah Meera yang tengah tertidur begitu nyenyak.

Satu elusan ia berikan pada rambut perempuan itu. Lalu helaian rambut yang menghalangi wajah Meera disingkirkan oleh Fabian.

Satu kata.

Lucu.

Lucu melihat bibir Meera yang terbuka saat tidur. Melihat itu, Fabian jadi kembali mengingat tentang ciuman tadi, bolehkah Fabian mengulang lagi?

Mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Cup

Hanya kecupan kecil ia berikan pada kening milik Meera. Lalu lelaki itu bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.

•••

Meera menggeliat dalam tidurnya. Matanya menyipit untuk menormalkan kesadarannya. Setelah berhasil, perempuan itu menatap sekitar kamar seperti biasa, lalu beralih pada perutnya yang begitu sesak dipeluk oleh Fabian.

Sudah kebiasaan. Entah suaminya itu sadar atau tidak dengan perlakuannya terhadap Meera. Yang jelas, Fabian jika tidur sambil memeluk dirinya tidak segan-segan untuk mengeratkan sampai ada rasa nyaman.

Meera menoleh untuk menatap wajah suaminya, namun terhalang oleh rambut lelaki itu. Tangannya berusaha untuk melepaskan pelukan itu, tapi susah.

Ia kemudian diam. Matanya menatap ke arah jendela yang menampilkan sinar sang Surya. Btw, sekarang hari Minggu, jadi Meera tidak kalut dan terburu-buru untuk mandi.

Oh ya, hubungan dirinya dengan Fabian sungguh sangat baik. Walau masih ada perdebatan kecil sih. Tapi Meera bersyukur, jalan rumah tangganya bisa berjalan dengan baik. Meera harap untuk kedepannya, pernikahan ini semakin baik lagi.

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat