Eps.20 - Teman Baru

1K 186 214
                                    

Hari telah beranjak di penghujung sore, semburat cahaya jingga terlihat menembus sela-sela kafe mini yang saat ini sedang aku dan Orion kunjungi.

Setelah pertandingan futsal berakhir dan teman-teman Orion sudah memutuskan pulang, aku dan cowok kece itu berlanjut mengarungi hari berdua, lebih tepatnya untuk segera menuntaskan tugas makalah yang deadline-nya tinggal beberapa hari lagi.

Kafe mini yang masih satu gedung dengan GOR ini terlihat tidak sepi pengunjung, namun tidak bisa dikatakan juga ramai. Entahlah, aku tidak terlalu fokus akan hal tersebut. Yang aku fokuskan sekarang adalah bagaimana cara aku harus bisa membuang jauh-jauh perasaanku terhadap Orion secepatnya, mengingat aku juga masih mengharapkan pangeran berkuda putih yang akan menjadi keajaiban cintaku kelak.

Aku menarik napas dalam-dalam, dan mengeluarkan secara perlahan. Sembari menunggu pesanan kami datang, Orion segera membuka ransel dan mengeluarkan laptop berikut flashdisk-nya. Sementara itu, aku baru saja mengabari mama bahwa hari ini aku pulang cukup telat dengan alasan sedang mengejar banyak tugas yang harus segera dikumpulkan. Syukurlah, mamaku percaya akan hal itu, meskipun sedikit membuatku merasa bersalah karenanya. Maafkan aku ya, Ma.

"Oh iya, Yon. Yang malam sebelumnya kan gue udah bikin bab satu. Terus sekarang mau diulang dari awal?" tanyaku, setelah melihat Orion tengah sibuk di hadapan laptopnya.

"Ya mau gimana lagi?" Orion menatapku sekilas. Aku hanya meringis tipis, tak tahu harus berkata apa. "Lo tenang aja, Ayya. Di sini banyak file makalah, anak Bahasa sering ada tugas bikin makalah dari dulu. Ya, tinggal modifikasi dikit... beres deh." Orion tersenyum amat manis. Manusia mana coba yang tega menolak kebaikan cowok itu?

"Nah ini dia ketemu!" Orion menghadapkan layar laptopnya ke arahku, lalu menggeser-geser file makalah hingga ke bawah. Aku mengangguk-angguk, cukup terkesan dengan file makalah yang berjumlah sekitar belasan dokumen di sana.

"By the way lo mau bikin makalah tentang apa?" tanya Orion kemudian.

Aku menggigit bibir sebelum menjawab, "Setelah gue ngelihat lo main futsal, gue mutusin buat bikin tentang olahraga itu aja."

Demi dewa-dewi kejujuran, maafkan atas kebohongan diriku ini. Pasalnya otakku sudah dari kemarin memutuskan untuk membuat makalah tentang olahraga futsal, bukan baru saja memutuskan setelah melihat aksi Orion di gedung tadi. Aku benar-benar payah dan tidak keren. Namun aku tak peduli, toh Orion juga tak bermasalah.

"Okee...." Orion mengangkat ibu jarinya.

Suasana hening tercipta beberapa saat, hingga akhirnya seorang pelayan mengantarkan hidangan yang kami pesan. Cuaca yang membuat hawa panas, membuatku dan Orion memutuskan memesan Ice Lemon Tea dengan request es batu yang cukup banyak. Sementara untuk hidangan makanan, kami sengaja belum memesan apa pun. Meski sebenarnya aku lapar berat, tapi aku berusaha untuk kuat. Sementara Orion sendiri perutnya sudah terisi nasi kotak pemberian dari Yudis dan dimakan bersama teman satu timnya tadi.

"Makasih, Kak," ujarku dan Orion bersamaan sebelum pelayan itu berlalu.

"Lo tahu futsal berasal dari bahasa apa?"

"Bahasa Indonesia?" jawabku spontan, namun penuh keraguan. Maklum, aku kan tidak tahu banyak tentang futsal.

Terlihat sudut bibir Orion menahan seringai tawa. "Bukan. Futsal berasal dari bahasa Spanyol, dari kata futbol yang artinya sepak bola dan sala yang artinya ruangan. So, kalau digabungkan jadi kata sepak bola dalam ruangan atau istilahnya futsal."

Aku mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan dari Orion.

Dan selama beberapa saat, jari-jari Orion sibuk menekan keyboard. Aku sendiri bingung harus melakukan apa? Ya Tuhan, bukankah itu seharusnya tugasku? Memikirkan hal itu lantas membuat tenggorokanku kering dan memutuskan untuk menyeruput Ice Lemon Tea hingga berkurang setengah gelas.

Be My Miracle Love [End] ✔Where stories live. Discover now