chapter 28

532 84 241
                                    

Warning!

28:
a great house

Pintu gerbang terbuka, yang membukakan pintu lantas menutupnya kembali saat kuda dari tamu yang baru masuk ini melewati gerbang dan menghentikan kuda di sebelah kuda-kuda lain. Harry melompat turun dari kudanya kemudian mengulurkan sebelah tangan padaku sementara tangan yang lain diletakkan di belakang tubuh, ia sedikit menunduk serta menunjukkan cengiran miring ketika aku memutar bola mata. Dia terkekeh singkat dengan suaranya yang serak dan dalam, lesung pipitnya terbentuk sempurna.

Kami bukan tiba di rumah Fergus Smythe seperti yang kupikirkan. Harry membawaku ke sebuah-entahlah, aku sendiri tidak tahu pasti. Tempat ini seperti pangkalan militer karena terdapat banyak sekali pedang serta peralatan lain yang tersusun rapi di setiap sudut, namun juga terlihat seperti barak dengan dua tingkatan yang gedungnya membentuk huruf U. Aku berasumsi bahwa tempat inilah di mana para pemuda Belovilia melakukan latihan pagi mereka.

"Mengapa kau membawaku kemari?" tanyaku.

Harry tidak menjawab, namun dia sedikit memiringkan kepalanya menunjuk sesuatu di depan sana. Fergus Smythe. Dia berdiri dengan kedua tangan bersembunyi di belakang tubuh, senyuman terbentuk di wajahnya dan kulihat seorang pria tinggi berkulit hitam sama seperti yang kulihat hari itu juga turut berada di sana, berdiri di belakang Fergus Smythe.

Aku sebenarnya enggan bertemu dengan Lord Smythe, mengingat cerita kelam milik Nat yang ternyata pernah diperlakukan tidak senonoh oleh pria tua itu. Kendati, aku tetap mengiyakan ajakan Harry karena bagaimanapun juga aku penasaran.

"Nat sudah menceritakan tentangnya padaku." ujarku, setengah berbisik membuat langkah Harry terhenti. Detik selanjutnya ia memutar tubuh menghadapku.

"Apa kau baik dengan ini?" kepalanya sedikit maju dan menunduk untuk berbisik. "Kita bisa kembali jika dia membuatmu merasa takut atau mengintimidasi."

Aku sedikit mengernyit. "I'm good." kemudian melangkah terlebih dulu ke arah Lord Smythe dengan langkah lebar.

Pria itu menyambutku, kedua tangannya terentang mengira jika aku akan memberikan pelukan manis padanya. Namun aku berhenti dengan jarak dua langkah darinya, membentuk senyuman kecil lalu menunduk.

"M'lord," kataku, begitu mantap hingga telingaku sendiri tidak percaya. Sementara Lord Smythe mengembalikan kedua tangannya di balik tubuh, dia tidak kunjung melunturkan senyuman. "Harry mengajakku kemari, dia berniat mengajakku berkeliling namun aku tidak tahu jika kami berakhir di sini dan bertemu denganmu lagi."

Pria tua ini tergelak. "Apa yang melintas di kepalanya karena malah membawamu kemari?"

Aku ikut membuat tawa palsu. Batinku tersenyum kagum, aku berhasil meniru apa yang pernah dilakukan Adeline Nelson-ibuku-ketika bertemu para golongan atas. Wanita itu begitu palsu.

"Pertemuan terakhir kita beberapa hari lalu tidak berakhir baik, kurasa," katanya melanjutkan. "Bagaimana jika kali ini kita makan siang bersama?"

"Tentu." aku mengangguk. Di saat itulah kurasakan Harry menatapku, aku menoleh padanya yang sedang mengernyit tidak mengerti mengapa aku berlagak seperti ini.

Selanjutnya Harry berdeham dan memutuskan kontak mata denganku.

"Eva merasa jenuh di rumah, aku akan mengajaknya berkeliling nanti tapi aku harus melakukan sesuatu di sini terlebih dulu," sahut Harry, membuat kebohongan ini terdengar lebih nyata. "Apa tidak apa jika dia berada di sini selagi aku bekerja untukmu?"

"Tentu saja," Lord Smythe mengangguk. "Bawa dia ke ruanganmu jika kekasihmu ingin tahu apa yang kau lakukan. Aku akan menyusul ketika makan siang."

FleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang