chapter 15

543 94 115
                                    

15:
women loves flower

"So..." aku berdeham mengikuti langkah Harry dari belakang. Dia berjanji akan membawaku ke suatu tempat, aku sebelumnya bertanya-tanya ke mana dia akan membawaku. Sekarang kami sudah tiba di sebuah bukit yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Harry, kami pergi begitu selesai makan siang. Tidak memerlukan kuda untuk kemari, berjalan memang pilihan yang tepat tapi aku harus mengangkat sedikit gaunnya agar mudah berjalan dan juga tidak mengotorinya. "Kau adalah seorang Lord." lanjutku.

Aku malah mendengar Harry tergelak, dia berbalik menyodorkan sebelah tangan kepadaku yang kuabaikan. Aku bisa mendaki sendiri tanpa bantuannya.

"Aku bukan Lord." elaknya yang mana membuatku diam-diam memutar bola mata.

"Oh benar, kau bukan seorang Lord yang mempunyai ladang seluas tiga hektar dan sebuah peternakan," ujarku, tidak bermaksud terdengar sarkas namun begitulah suaraku terdengarnya. "Aku ingat dengan jelas salah satu pekerja tadi memanggilmu Lord. Jadi katakan, m'lord, apa kau hendak mengelak lagi?"

Harry tergelak kali ini, dia mencengkram kedua lenganku secara tiba-tiba lalu menarikku hingga aku dapat melompat dari batu besar. Keseimbanganku hilang saat itu, aku menahan pekikanku lalu memberikan tatapan sinis padanya, dia mengerti maksud dari tatapan aku-tidak-butuh-bantuanmu itu yang membuatnya menggidikkan bahu.

"Aku bukan Lord, Eva," ujarnya. "Seorang pemilik ladang dan peternakan tidak pantas disebut lord."

Ucapannya itu membuatku terdiam sebentar, aku baru tersadar bahwa dia hanyalah seorang pria yang baru berusia duapuluh satu tahun namun sudah memiliki harta yang melimpah. Tanpa orang tua, ibu yang meninggalkannya karena penyakit, saudara-saudara yang tidak menganggap dirinya, dan ia pergi dari rumah di umur sepuluh. Aku harus mengingatkan diriku untuk menanyakan tentang bagaimana dia mempunyai rumah sendiri dan memiliki ladang luas.

"Tapi aku yakin kau adalah orang terpandang di sini," kataku kemudian menatapnya main-main saat dia tidak mengelak atau membenarkan. "Jadi, mengapa kau membawaku kemari, m'lord?"

Sudut bibir Harry menukik naik, dia menahan tawanya namun mengabaikan panggilanku selagi ia melanjutkan langkahnya. Aku mengikuti, mencoba menyejajarkan langkah sambil bergumam di dalam hati. Kakinya terlampau panjang, begitu batinku berbicara.

Kami berhenti begitu tanahnya dirasa datar tidak terjal seperti tadi, pohon-pohon tumbuh menjulang tinggi membuat sinar matahari mengintip dengan malu-malu. Namun yang membuatku terperangah adalah banyaknya kupu-kupu yang beterbangan, sekitar ada puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan! Aku tidak pernah melihat kupu-kupu sebanyak ini. Jika Harry berniat membawaku kemari untuk melihat kupu-kupu cantik ini, maka aku tidak akan memprotes karena sudah menghabiskan tenaga untuk tiba di sini.

 Jika Harry berniat membawaku kemari untuk melihat kupu-kupu cantik ini, maka aku tidak akan memprotes karena sudah menghabiskan tenaga untuk tiba di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang