chapter 11

530 100 96
                                    

11:
naive, innocence, stupid, and young

Pagi-pagi sekali aku bangun membuat Linton keheranan dan menanyakan mengapa aku sangat ceria. Tentunya aku tidak menceritakan kepadanya bahwa semalam aku berciuman dengan Harry yang menyebabkan aku dipenuhi cengiran saat ini, aku hanya menggeleng dan membantunya menyiapkan sarapan setelah menimba air di sumur.

Sesuai yang dikatakan Harry kemarin bahwa dia hanya akan menginap satu malam saja, maka itu artinya hari ini dia akan pulang ke Belovilia, desa tempat tinggalnya. Hanya saja Harry tidak sendirian, aku tentunya ikut bersamanya setelah mengiyakan ajakannya.

Aku sudah memikirkan ini secara matang sepanjang malam, bahkan itu membuatku tidur lebih sedikit dan kuputuskan untuk membuat kebohongan kepada Freya. Tentunya dia akan menggila jika aku mengatakan padanya bahwa aku akan pergi ke Belovilia karena ajakan Harry, sudah dipastikan Freya akan membunuhku dan mungkin mengurungku di ruang bawah tanah. Dia pasti akan melakukan itu karena ia tidak ingin aku berada di dekat pria mana pun sejak kejadian beberapa tahun lalu, ditambah Harry adalah pria pertama yang kuanggap teman karena aku sebelumnya tidak mempunyai teman sama sekali, bahkan perempuan. Freya selalu menyuruhku untuk menutup diri, menyuruhku untuk tidak berkenalan dengan orang di luar sana walau aku sering bepergian, dia juga selalu mengatakan untuk tidak mempercayai setiap orang yang ada.

Freya adalah perempuan yang keras dan cuek. Aku sudah memaklumi perubahan yang ada di dirinya—walau butuh waktu tentunya—dan aku menyetujui perkataan Harry semalam yang mengatakan bahwa Freya hanya berusaha untuk melindungiku, yang mana ia berhasil melakukannya, bahkan mengajariku untuk membela diri. Lambat laun, aku malah terhipnotis oleh dirinya, keinginan konyolku yang ingin menjadi perompak berubah begitu saja, aku hanya ingin menjadi seperti Freya.

"Roti ini lebih enak dan renyah, di mana kau mendapatkannya, Eva?" tanya Linton tiba-tiba, membuyarkan lamunanku.

"Ah, roti-roti itu Harry yang membelinya, aku tidak tahu di mana dia mendapatkan mereka karena aku tidak bersamanya saat itu." jelasku.

Linton mengangguk-angguk, hidung besarnya mengendus bau roti kemudian tersenyum senang. Aku berpikir jika kehidupannya normal, Linton harus membuka kedai makanan karena kemampuannya dalam bidang makanan patut diacungi jempol. Suatu saat nanti aku harus membayar jasanya karena sudah mau menampungku dan Freya, mungkin aku akan membangunkan sebuah kedai untuknya.

"Aku bertanya-tanya di mana kalian tidur saat di Asgornia kemarin." ucap Linton, dia berputar menghadapku setelah selesai menuangkan susu pada empat gelas.

"Harry mempunyai teman di sana, kami menumpang di rumahnya untuk satu malam. Dan, oh! Laki-laki itu manusia serigala, omong-omong."

Aku menyengir kecil ketika melihat Linton membelalak lebar, sudah menduga reaksinya akan seperti itu.

"Itu gila, Evangeline! Bagaimana bisa kau berada satu atap dengan manusia serigala? Dia bisa saja mener—"

"Hei, hei, tenang. Dia bisa mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, buktinya aku tidak apa-apa dan aku mendapati bahwa dia adalah teman yang baik."

Aku terkejut dengan kalimatku sendiri. Aku menganggap Foley teman?

Linton mengangkat satu alis. "Aku tidak percaya sepenuhnya."

"Well, dia bilang bahwa sewaktu kecil mendapatkan serangan manusia serigala, dia tidak mati namun terkontaminasi racunnya, jadi dia bukan manusia serigala seutuhnya," jelasku sesuai seperti yang Foley katakan. "Karena itulah dia dapat mengendalikan dirinya dengan baik."

FleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang