• Chapter 39

413 65 13
                                    

Adakah yang rindu dengan cerita ini??
Disarankan baca chap sebelumnya takut lupa😁

Happy Reading

***

Menghembuskan napas pelan dengan wajah sendu juga pandangan kosong. Menyesap kopinya sembari menyandarkan punggung pada kursi yang tengah didudukinya. Berharap secangkir kopi itu dapat merilekskan tubuh serta menenangkan pikirannya yang tengah dilanda kebingungan yang amat sangat. Masalah demi masalah terus berdatangan dan kian memburuk.

Seperti kejadian semalam perihal tunangan Jungkook yang datang mengancamnya, membuat ia resah dan bingung. Dirinya bahkan tak pernah berniat mendekati mantan kekasihnya itu kembali. Malahan Jungkook yang sedari awal terus mendatanginya. Ia sendiri bingung harus bagaimana. Satu sisi, Sooyeon ingin menghindar agar tunangan Jungkook tidak salah paham tentangnya namun, satu sisi ia juga telah berjanji pada Jungkook untuk membantu pria itu perihal ibunya yang kehilangan sebagian ingatannya. Tubuhnya kini bahkan sudah lelah. Namun, dirinya tidak ingin terlihat lemah ataupun rapuh di mata semua orang. Berusaha untuk bersabar dan menjalani semuanya dengan ikhlas. Karena ia yakin, setelah badai mengguncang kehidupannya pasti akan ada keindahan setelahnya yang tengah menanti.

Sooyeon melihat jam yang terpajang pada dinding ruang tamunya. Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia teringat sesuatu, stok bahan sayuran, lauk-pauk serta bahan lainnya telah habis. Pun dirinya bergegas dan memutuskan pergi ke supermarket untuk berbelanja bulanan, kebetulan hari ini adalah hari Sabtu dimana ia libur bekerja. Sebenarnya tidak setiap Sabtu ia berlibur, terkadang ia tetap pergi ke kantor jika ada pekerjaan yang memang mengharuskannya pergi ke sana bahkan pernah hingga berlembur.

Selepas mengambil mantel di kamarnya, dengan segera ia keluar dari apartemen dan berjalan menuju halte bus.

Tin

Sebuah mobil berhenti di depannya dan membunyikan klaksonnya. Ia kenal dengan mobil itu. Kemudian secara perlahan kaca mobil itu terbuka dan menampakkan seorang pria yang dikenalinya.

"Kau mau kemana? Ayo aku antar," ajak Jungkook--pria yang memberhentikan mobilnya tersebut di depan Sooyeon sembari menyembulkan kepalanya dari sana.

"Tidak usah, Jungkook-ah. Aku akan naik bus saja."

"Ini masih terlalu pagi. Busnya pasti akan penuh oleh anak-anak sekolah. Ayo, kuantar. Tidak usah sungkan."

Sooyeon tampak menimang-nimang tawaran Jungkook. Ucapan pria itu pun ada benarnya. Pun ia telah menunggu kurang lebih selama sepuluh menit namun, bus yang akan ditumpanginya selalu penuh.

"Baiklah, kalau itu tidak merepotkanmu."

"Tentu tidak. Ayo naiklah."

Membawa tungkainya ke arah kursi penumpang mobil Jungkook, Sooyeon langsung masuk ke dalamnya dan dalam sepersekian detik kemudian Jungkook kembali melajukan mobilnya.

"Kau mau kemana?" tanya pria Jeon itu menoleh sekilas lalu memfokuskan pandangannya kembali ke depan jalanan.

"Aku mau ke supermarket."

"Berbelanja?"

Sooyeon hanya mengangguk.

Di dalam hati, Jungkook merutuki dirinya sendiri. Merasa bodoh akan pertanyaannya. Tentu saja ke supermarket itu untuk berbelanja, memangnya apalagi.

"Kau sendiri?" Sooyeon bertanya.

"Ya? Oh, aku dari kantor."

"Dari kantor? Bukan mau ke kantor?"

My Lovely Assistant - KTHDonde viven las historias. Descúbrelo ahora