• Chapter 15

3.4K 467 81
                                    

Budayakan vote sebelum membaca :)

~Happy Reading~

***

Suasana kantor mendadak terasa amat dingin bagi Sooyeon. Bukan karena suhu dari penyejuk ruangan yang dipasang di setiap dinding kantor. Melainkan berasal dari seorang pria yang hampir membuatnya stres karena terus memikirkannya. Kedua bawah mata wanita itu pun sedikit menghitam karena tidak bisa tidur semalaman.

Sooyeon masih belum mengerti mengapa Taehyung begitu marah padanya hanya karena ia menghindarinya. Ia pikir Taehyung telah berlebihan dan salah paham. Sebab apa salahnya ia menghindar. Toh, itu hanya untuk sementara waktu karena dirinya masih merasa belum siap berhadapan dengan pria itu. Ia masih teringat dengan kejadian satu hari lalu yang membuatnya terheran-heran akan perlakuan pria itu yang secara tiba-tiba. Sikap Taehyung padanya akhir-akhir ini menjadi berubah dan itu malah membuatnya merasa aneh.

Sooyeon pun sebenarnya tak menginginkan hal seperti ini terjadi. Perubahan sikap Taehyung yang tadinya menyebalkan dan kini bertambah amat menyebalkan membuat hubungannya dengan pria itu menjadi renggang.

Wanita itu merapikan beberapa map dan dibawanya ke dalam ruangan Taehyung untuk sekadar meminta tanda tangan atasannya itu. Ia mengetuk pintu ruangan Taehyung. Sedetik kemudian terdengar suara Taehyung yang mengizinkannya untuk masuk. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju ke hadapan Taehyung. Sooyeon membungkuk sesaat lalu menyodorkan map-map itu kepada Taehyung.

"Ini beberapa surat masuk yang telah ku periksa dan tinggal anda tangani, Presdir." Pria itu menerimanya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Sooyeon kemudian menandatangani semua berkas penting itu.

"Sudah."

"Terima kasih, Presdir. Kalau begitu aku permisi." Taehyung hanya berdeham dan masih tidak menoleh. Wajah pria itu pun tampak datar dan dingin.

Ia tak menyangka, sikap Taehyung akan seperti ini. Untuk kesekian kalinya ia berhadapan dengan Taehyung hari ini namun pria itu terus mendiaminya dan tidak berbicara padanya kecuali seperti saat barusan yang mengharuskan mereka untuk berkomunikasi. Rupanya Taehyung benar-benar marah besar terhadapnya.

Sooyeon sendiri bingung apa yang sebaiknya ia lakukan agar Taehyung tak lagi mendiaminya seperti ini. Perubahan wajah Taehyung yang begitu kentara membuatnya tidak tentram. Ia mungkin tidak akan masalah jika Taehyung mendiaminya di luar kantor. Namun sekarang ini masih berada di dalam kantor dan Taehyung bersikap seperti tidak profesional. Taehyung telah melibatkan urusan pribadi ke dalam urusan pekerjaan yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

"Aku harus berbicara dengannya nanti."

***

"Selamat menikmati makan siang anda, Presdir Kim."

Begitu ucapan serupa hampir seluruh karyawan Taehyung terhadapnya. Pria itu tampak ramah membalas ucapan para karyawannya. Setelah ia rasa tidak ada lagi karyawan yang sekadar untuk menyapanya, barulah Taehyung menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.

Taehyung mengambil botol berisi air mineral yang tadi ditaruhnya di samping kanan tempat makannya lalu meneguknya. Saat ia masih meneguk, tidak sengaja pandangannya bertemu dengan pandangan Sooyeon. Wanita itu tampak memperhatikannya dari kejauhan. Dan Taehyung menyadari hal itu. Ia terlebih dahulu memutuskan kontak matanya dengan sekretarisnya itu dan kembali melanjutkan aktivitas makan siangnya.

Makanan Taehyung hampir habis. Perutnya telah terasa kenyang sehingga pria itu memilih tidak menghabiskannya dan bangun dari tempat duduknya.

Sebelum itu, Taehyung melihat ke arah meja makan Sooyeon yang cukup ramai karena beberapa karyawan lainnya yang juga berada di sana. Ia memandang wanita itu cukup lama hingga wanita itu sadar tengah diperhatikan olehnya.

My Lovely Assistant - KTHWhere stories live. Discover now