• Chapter 8

4.1K 450 61
                                    

Hope you enjoy this story^^

~Happy Reading~

***

Seperti perintah yang Taehyung berikan, Sooyeon kini sudah berada di depan rumah Taehyung. Terpaksa ia menuruti perintah atasannya itu demi menghindari hal yang tak diinginkannya. Ya, bisa saja gaji pertamanya dipotong atau bahkan dipecat karena sudah melakukan tindakan kekerasan pada atasannya sendiri hanya karena tidak bisa mengendalikan emosinya.

Sooyeon memencet bel rumah Taehyung dan tak lama kemudian seorang security membukakan gerbang.

"Silakan masuk, Nona. Tuan muda Kim Taehyung sudah menunggu anda di dalam."

"Ah iya, terima kasih, Ahjussi. Kalau begitu aku permisi."

Sooyeon melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Taehyung. Ia menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan pria itu.

"Tuan muda menunggu anda di dapur, Nona," ucap seorang pelayan wanita memberitahu Sooyeon.

"Baiklah. Terima kasih."

Sesampainya di dapur, ia menemukan Taehyung yang sudah rapi dengan setelan kemejanya tengah meminum air di botol yang ia ambil dari kulkas.

"Oh kau sudah sampai?"

Sooyeon membungkukkan badannya sembari menyapa Taehyung. "Selamat pagi, Presdir Kim."

"Ya, selamat pagi," ucap Taehyung datar.

Taehyung melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. "Kau terlambat dua menit. Besok-besok jangan telat lagi."

"Mwo? Ma-maksud anda?"

"Ya.. Besok sampai seterusnya sebelum berangkat ke kantor ke rumahku dulu. Buatkan aku sarapan." Sooyeon membelalak tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakan Taehyung. Ini maksudnya apa? Pikirnya.

"Kau harus bertanggung jawab atas cedera yang menimpa kakiku ini. Jadi, turuti saja apa yang ku suruh. Jika tidak, gaji pertamamu akan ku potong. Apa kau mengerti?" lanjut Taehyung dengan santainya yang kemudian duduk di kursi meja makan.

"Mwo?! A-aku kan sudah minta maaf. Apa kau masih belum memaafkanku juga? Kau dendam padaku?"

"Ya! Sudah berapa kali ku bilang! Jangan berbicara informal padaku! Minta maaf saja tidak cukup. Masih untung tidak ku pecat. Suruh siapa membuat kakiku seperti ini? Aku jadi kesulitan melakukan segala hal karena dirimu."

"A-aku tidak peduli. Ini di rumahmu. Bukan di kantor. Yasudah kalau begitu, pecat saja aku!" Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Sooyeon. Otaknya tidak bekerja dengan baik. Ia kembali mencerna ucapannya itu. Sooyeon merutuki dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana bisa ia berucap seperti itu. Ia jadi gugup sekarang. Ia takut Taehyung benar-benar akan memecatnya.

Matilah kau, Sooyeon! Aish.. Mengapa kau bisa sebodoh ini! Batin Sooyeon berbicara.

Taehyung bisa melihat raut wajah panik Sooyeon yang sepertinya menyesali atas ucapannya barusan. Taehyung menyeringai kecil. "Kau yakin ingin ku pecat?" goda Taehyung.

"Ya. Pe-pecat saja."

"Baiklah. Mulai sekarang--"

"Kau.." Taehyung masih menjeda ucapannya. "Dipe-"

"Tidak! Ku mohon jangan pecat aku, Presdir. Mianhamnida." Sooyeon memotong ucapan Taehyung dengan cepat. Sooyeon sedikit menundukkan kepalanya dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya tanda memohon. Taehyung tersenyum miring.

My Lovely Assistant - KTHWhere stories live. Discover now