• Chapter 32

954 115 4
                                    

Sooyeon sedikit memiringkan kepalanya memperhatikan pria paruh baya tersebut yang wajahnya agak terhalang oleh topi.

"Sooyeon-ah, ada apa?" tanya Taehyung.

Sooyeon membelalak kala melihat pria paruh baya itu mendongak dan kini wajahnya terlihat dengan jelas. Bentuk wajah dengan rahang yang masih tegas walau terdapat sedikit kerutan di sudut mata yang mungkin karena usia dan juga terdapat kumis. Iris mata hitam kecoklatannya dan tatapan matanya membuat Sooyeon yakin bahwa pria paruh baya yang ada dihadapannya sekarang adalah seseorang yang selama ini sangat ia rindukan.

"Sooyeon-ah, apa benar..." lirih Taehyung yang langsung diangguki oleh Sooyeon. Bahkan Taehyung yang belum pernah melihatnya sekali pun dan hanya tahu lewat foto yang pernah ia lihat di apartemen Sooyeon, ia pun menyadari itu.

"A-appa..." ucap Sooyeon membuat pria paruh baya tersebut menatapnya.

"Maaf? Maksud nona siapa?"

Tidak mungkin. Batin Sooyeon.

Baik Sooyeon maupun Taehyung merasa terkejut dan menatapnya tak percaya.

"Ini aku. Park Sooyeon. Kau tidak mengenaliku?"

Pria paruh baya itu tersenyum hambar lalu berkata, "Maaf, saya tidak mengenal nona. Bahkan saya baru melihat nona."

Sooyeon menggeleng. "Tidak mungkin. Aku tidak mungkin salah orang--"

"Sooyeon-ah," panggil Taehyung pelan seraya menggenggam tangan kekasihnya lalu menggeleng dan menatapnya memberikan isyarat seperti berbicara,  'Jangan diteruskan, nanti kita cari tahu' lewat tatapan matanya.

Sooyeon hanya mengangguk pasrah. Sedangkan Saeron sedari tadi hanya diam kemudian bergantian menatap Sooyeon maupun Taehyung merasa tidak mengerti dengan situasi ini.

"Semuanya jadi delapan puluh ribu won," ucap pria paruh baya tersebut.

Saeron lalu memberi uang dengan sejumlah yang sama pada pria paruh baya itu. "Terima kasih, ahjussi," ucapnya.

Pria paruh baya itu lalu bangkit dan sedikit menundukkan kepalanya. "Terima kasih kembali, nona. Permisi." Setelah mengucapkan itu, pria paruh baya itu pun melangkah pergi keluar dari ruangan Taehyung.

Saeron memandangi Sooyeon dan Taehyung secara bergantian. "Um... Kenapa eonni memanggil pria itu dengan sebutan appa?" tanyanya pelan.

"Kau tidak perlu tahu, bocah nakal." Ucapan Taehyung membuat Saeron mengerucutkan bibirnya sebal. "Ayo, kita makan dulu. Selagi masih hangat," ujar Taehyung.

"Eonni, makanlah."

"Terima kasih, Saeron-ssi."

Ketiganya lantas menyantap makanan yang Saeron belikan. Saeron tampak menikmati makanannya. Sedangkan Sooyeon sesekali tampak melamun juga tak menikmati makanannya seperti tidak nafsu untuk makan, dan Taehyung tahu hal itu. Sudah pasti wanitanya itu masih terpikirkan dengan ayahnya yang tidak mengenalinya.

"Ahh... Kenyangnya. Makanannya sungguh lezat, tidak salah aku memilih restoran itu. Benar 'kan, eonni?" Saeron bertanya sembari menyandarkan punggungnya pada sofa dan mengelus perutnya yang terasa kenyang.

Sooyeon menoleh lalu tersenyum. "Ah iya, makanannya sangat lezat," sahutnya. "Aku juga sudah selesai. Biar aku yang membuangnya keluar," lanjut Sooyeon seraya membersihkan tempat makanan yang kotor dan memasukkannya ke dalam sebuah kantung plastik.

"Terima kasih untuk makanannya, Saeron-ssi."

"Sama-sama, eonni."

"Kalau begitu aku permisi dulu."

My Lovely Assistant - KTHजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें